Tawuran Jadi Petaka Kakek Tua di Makassar

Kakek Mualimin harus berlapang dada karena ladang bisnisnya jadi sasaran bom molotov oleh massa yang bertikai di Makassar, Sulawesi Selatan.
Kakek Mualimin saat membersihkan puing-puing kebakaran bengkel miliknya di depan kampus UMI Makassar pada Sabtu 28 September 2019. (foto: Tagar/Lodi Aprianto).

Makassar - Burung-burung berkicau merdu, matahari mulai menyumbul perlahan dari ufuk timur pertanda pagi hari telah tiba. Pria tua berambut putih itu bergegas sendirian ke tempatnya mengais rezeki di sebuah gubuk kecil berukuran 1x2 meter, tepat di sudut depan kampus Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar, Sulawesi Selatan.

Pria tua ini bernama Mualimin Ali. Setiap hari dia duduk di tempat itu, menunggu kendaraan bermasalah. Gubuk kecil ini disulapnya menjadi sebuah bengkel kecil, strategi dia untuk bertahan hidup di Kota Daeng.

Seperti hari-hari biasa, Sabtu pagi, 28 September 2019, kakek tua ini mengenakan celana berbahan kain warna cokelat dan baju kain putih garis-garis. Meski tampilannya agak kusut, ia berjalan menggebu-gebu menuju sebuah bengkel mini yang dikelolanya sendiri. 

Tetapi entah apa salah dan dosa Mualimin, dengan duka nestapa tak ia sangka bengkel kecilnya itu sudah rata dengan tanah, setelah dijilati api dan saat itu hanya menyisakan debu.

Tapi ada orang bilang, kalau ini dilempar bom molotov. Banyak yang lihat semalam.

Dengan raut wajah pilu, sesekali dia mengusap air mata yang menetes di pipi yang sudah berkerut. Tanpa sepatah kata pun, dia mengambil sekop, lalu membersihkan puing reruntuhan sisa kebakaran. Dia mencari sisa barang yang mungkin saja masih bisa digunakan.

Kemudian dia jongkok termenung sendiri dengan napas terengah-engah. Suaranya terdengar lirih, dia mengaku masih syok karena usaha yang sudah dia rintis hampir 1 dekade ini terancam gulung tikar. 

Kakek Mualimin Makassar 2Kakek Mualimin saat membersihkan puing-puing kebakaran bengkel miliknya di depan kampus UMI Makassar pada Sabtu 28 September 2019. (foto: Tagar/Lodi Aprianto).

"Langsung kaget lihat bengkel rusak terbakar. Bengkel ini sejak tahun 2012 lalu," kata Kakek Mualimin dengan suara sesak saat ditemui Tagar di lokasi.

Kemudian dia bangun lagi, mengelilingi gubuknya yang sudah usang, sambil bertanya-tanya siapa yang tega membakar bengkel ini, sampai menyisakan kompresor dan motor roda tiga dalam kondisi hangus tidak laik untuk digunakan.

Sepeda motor roda tiga ini memang sengaja ia parkir di Jalan Inspeksi Kanal Pampang, persis di depan Universitas Muslim Indonesia, karena dia gunakan sebagai bengkel semi permanen. 

Mualimin menyanggupi keluhan orang yang ingin memperbaiki kendaraan roda duanya, seperti rusak kunci, ganti oli, tambah angin, dan tambal ban. Dia juga menjual aksesoris motor, termasuk untuk pengisian bensin eceran dapat dilayani di bengkel mini miliknya. 

Diduga ini merupakan ulah dua kelompok warga yang bertikai saat malam hari. Kedua kelompok tersebut tawuran dengan cara saling melempar batu, menggunakan senjata tajam jenis busur, hingga melemparkan bom molotov. Senjata terakhir itu yang membuat ladang mencari nafkah Mualimin morat-marit.

"Saya tidak tahu kenapa bisa begini. Tapi ada orang bilang, kalau ini dilempar bom molotov. Banyak yang lihat semalam," kata pria beruban itu.

Kita cuma bisa sabar, mau gimana lagi, semua adalah cobaan.

Kendati bengkelnya telah lenyap hanya menyisakan abu, kakek tua ini tidak mendendam. Dia coba berlapang dada dan ikhlas atas segala cobaan yang menimpa. Saat perasaannya rada tenang, Mualimin berdiri sambil memegang sekop. Kemudian dia membersihkan puing-puing sisa kebakaran.

Mualimin yang tinggal di jalan Pongtiku, Kota Makassar ini tetap mengambil alat-alat bengkelnya yang mungkin saja masih bisa diperbaiki. 

"Sabar mami orang nak dan maumi diapa ini cobaan semua (kita cuma bisa sabar, mau gimana lagi, semua adalah cobaan)," tuturnya.

Kerugian Ditaksir Mencapai Rp 70 Juta

Kakek Mualimin Makassar 3Kakek Mualimin saat membersihkan puing-puing kebakaran bengkel miliknya di depan kampus UMI Makassar pada 28 September 2019. (foto: Tagar/Lodi Aprianto

Sebelumnya, pada Jumat, 27 September 2019, ribuan mahasiswa menggelar unjuk rasa menolak Revisi Undang-undang (RUU) KPK dan RKUHP di Kota Makassar hingga berujung ricuh.  

Saat itu kepolisian terus memukul mundur sejumlah mahasiswa yang berada di sepanjang jalan Urip Sumoharjo karena mencoba memblokade jalan.

Sekitar pukul 00.30 Wita, tiba-tiba sekelompok warga terlibat tawuran, hingga berujung dengan pembakaran bengkel milik kakek Mualimin.

Namun mahasiswa terus memberikan perlawanan dengan lemparan batu hingga kerusuhan pun pecah di depan kampus Unibos dan UMI Makassar. 

Dari pantauan Tagar di lokasi, sekitar pukul 23.15 Wita, aparat polisi berhasil memukul mundur mahasiswa, situasi di sini mulai berangsur kondusif. 

Namun, tidak lama setelah polisi meninggalkan lokasi, sekitar pukul 00.30 Wita, tiba-tiba sekelompok warga terlibat tawuran, hingga berujung dengan pembakaran bengkel milik kakek Mualimin di depan kampus UMI.

Putri Mualimin, Sri Astuti menceritakan peristiwa tersebut terjadi ketika ayahnya sudah berada di rumah. Dia mengatakan, baru pagi hari mendapat informasi dari warga setempat yang memberitahukan tempat usaha ayahnya menjadi bulan-bulanan massa.

"Memang setiap malam itu bapak taruh di situ kalau sudah pulang. Belum dia tahu siapa yang lempar, cuman katanya dari arah Sukaria," kata dia.

Sri sangat menyayangkan aksi anarkistik sejumlah warga, sampai-sampai melumpuhkan perekonomian orang tuanya. Dia menyatakan, sang ayah mengalami kerugian besar, ditaksir mencapai puluhan juta rupiah

"Karena motor kaisar, alat-alat bengkelnya, kompresornya, sampai oli, dan alat motor yang dijual juga hangus, kira-kira Rp 70 Juta (rugi) itu," kata dia.

Kini Mualimin hanya bisa berpasrah diri dan sabar, ditimpa kejadian yang tidak pernah dia sangka. Tempatnya mengais rezeki kini ludes terbakar. 

Meski sebelumnya, Sri mengaku telah mewanti-wanti sang ayah agar tidak lagi bekerja, karena usianya tidak lagi muda. Namun tetap saja, ayahnya ngotot, menegaskan sanggup menjadi mekanik bengkel, karena memang menjadi bagian dari hobinya.

Tambal Ban Gratis untuk Mahasiswa

Kakek Mualimin Makassar 4Kakek Mualimin saat membersihkan puing-puing kebakaran bengkel miliknya di depan kampus UMI Makassar pada Sabtu, 28 September 2019 (foto: Tagar/Lodi Aprianto).

Sosok kakek Mualimin dikenal sangat baik dan ramah oleh mahasiswa, khususnya mereka yang kuliah di Universitas Muslim Indonesia (UMI). 

Dia dikenal kerap membantu mahasiswa yang ban motornya bocor atau kempes. Walaupun tanpa diberi imbalan, Mualimin siap memberikan tenaga dan jasanya kepada mahasiswa yang membutuhkan pertolongan, meskipun mereka tak mengantongi uang.

Amrul, salah seorang mahasiswa Fakultas Hukum UMI Makassar ingat betul saat kakek Amirullah membantunya tanpa pamrih. 

Dia teringat saat ban motornya bocor. Kendala Amrul saat itu adalah dia tidak punya uang sepeser pun. Namun, Mualimin malahan dengan senang hati tetap membantu menambal ban motornya yang bocor, padahal tidak dibayar.

"Baik sekali itu kakek. Mahasiswa UMI pasti banyak tahu itu kalau dia sering membantu orang atau mahasiswa yang kebocoran ban, meski tidak ada uangnya. Saya pernah rasakan tambal ban dikasih gratis," kata Amrul.

Dia mengaku kaget mendengar bengkel milik Mualimin hanya tinggal kenangan. Amrul berharap warga sekitar sadar, mau tergerak bersama-sama meringankan beban kakek itu dengan memberikan donasi, supaya usaha bengkel kecilnya tidak lagi menjadi seutas kenangan.

Menggalang Donasi untuk Kakek Mualimin

kakek Mualimin Makassar 5Kakek Mualimin saat membersihkan puing-puing kebakaran bengkel miliknya di depan kampus UMI Makassar pada Sabtu, 28 September 2019 (foto: Tagar/Lodi Aprianto).

Perang antar kelompok berujung pembakaran bengkel mini milik Mualimin ternyata mengetuk hati warga sekitar. Mereka kompak ingin membantu usaha Mualimin dapat bangkit berangsur. Salah satunya Karang Taruna dari Kelurahan Pampang yang membuka posko bantuan untuk Mualimin.

Salah satu anggota Karang Taruna, Kaswar Syahputra secara gamblang menjelaskan dia membuka posko khusus untuk memberikan bantuan kepada kakek Mualimin. 

Dia berharap warga sekitar ikut bersama-sama meringankan beban kakek tua itu dengan memberinya bantuan yang akan Kaswar salurkan kepada pihak yang paling membutuhkan.

"Barangkali ada yang ingin menyumbangkan sedikit rezekinya. Beliau korban dugaan lemparan molotov dari perang kelompok. Sehari-hari nya buka press ban di depan Kampus UMI. Banyak sedikitnya dana yang bisa diberikan untuk meringankan bebannya. Bantuan dana dapat disalurkan melalui Rekening BNI Syariah : 0657481551, Atas Nama Anggraeni," tutur Kaswar.

Polisi Dalami Pelemparan Bom Molotov

Tawuran di MakassarTawuran di Makassar pada Jumat 27 September 2019. (Foto: Lodi Aprianto).

Aparat kepolisian kini tengah melakukan penyelidikan berkaitan dengan pelemparan bom molotov yang membuat mata pencaharian kakek Mualimin menjadi kering. 

Tidak salah lagi, pelemparan ini akibat adanya keributan ribuan massa di sepanjang jalan Urip Sumohardjo, Kota Makassar. "Kami tengah melakukan penyelidikan terhadap kasus ini dan semoga kami segera mengungkapnya," kata Kapolsek Panakkukang Kompol Ananda Fauzi Harahap.

Sebelumnya, terdapat keributan di lokasi kejadian. Sekelompok orang terlihat saling serang menggunakan batu, hingga senjata tajam, bahkan bom molotov melayang. 

Petugas kepolisian saat itu langsung membubarkan keributan dengan memberikan tembakan peringatan ke udara secara berkali-kali. Keributan itu terhenti, tetapi bengkel kakek Mualimin di Makassar sudah kadung terbakar. []

Berita terkait
Tragis, Maria Alami Keguguran Saat Kerusuhan di Wamena
Kerusuhan di Wamena, Papua menyisakan kisah memilukan bagi pasangan suami istri Maria Kristiani dan Aji Santoso. Bakal bayi pasutri ini gugur.
Nikmatnya Coto Makassar Daeng Tata
Sajian kuliner Coto Makassar Daeng Tata ini bisa memanjakan lidah dan menggugah selera makan, jika sudah mencicipi cita rasanya.
Hartini Membawa Parang Saat Kerusuhan di Wamena Papua
Nasib salah satu pengungsi asal Wamena, Papua yang dilarikan ke Makassar, hingga saat ini masih trauma. Kini dia berniat ke Pulau Kalimantan.
0
David Beckham Refleksikan Perjalanannya Jadi Pahlawan untuk Inggris
David Beckham juga punya tips untuk pesepakbola muda, mengajak mereka untuk menikmati momen sebelum berlalu