Padang - Pasangan calon (paslon) Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Barat (Sumbar), Mulyadi-Ali Mukhni menjadi kandidat terakhir yang melakukan pendaftaran ke Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sumbar pada Minggu, 6 September 2020.
Kami juga tidak pernah menyimpan dendam atau sakit hati terkait Pilpres ataupun Pileg.
Pasangan dengan akronim 'Mualim' ini diusung Partai Demokrat dan PAN. Sebelumnya, ada PDIP yang juga mengusung Mulyadi-Ali Muknhi. Namun di tengah perjalanan, paslon ini dikabarkan mengembalikan berkas partai besutan Megawati Soerkarno Putri itu. Atas alasan itu juga PDIP tidak jadi mendampingi paslon tersebut ke KPU Sumbar.
"Saat ini kami fokus persiapan pendaftaran, Ali Mukhni bisa mendampingi pasca positif Covid-19, kami yakin berkas yang kami serahkan lengkap," kata Mulyadi di KPU Sumbar, Minggu, 6 September 2020.
Menanggapi ketidakhadiran PDIP Sumbar, Ketua DPD PDI Sumbar, Alex Indra Lukman mengatakan, tahapan Pilgub Sumbar 2020 ini sudah dimulai sejak tahun lalu. Namun, tertunda akibat pandemi, prosesnya menjadi tertunda.
Proses di partai dimulai saat para calon mendaftar yang kemudian dipelajari secara seksama antara lain rekam jejak, elektabilitas yang diukur dengan metode survey sebelum diambilkan keputusan.
"Mbak Puan dalam rapat partai perihal pengumuman calon yang terbuka untuk umum menyampaikan PDI Perjuangan mengusung pasangan Mulyadi-Ali Mukhni sebagai Cagub dan Cawagub Sumbar," kata Alex dalam keterangan tertulis yang diterima Tagar.
Menurut Alex, keputusan pihaknya dalam melakukan seleksi calon secara objektif. Sebab, Mulyadi dan Ali Mukhni adalah kader Demokrat dan PAN yang posisi politiknya saat ini berada di luar pemerintahan.
"Kami juga tidak pernah menyimpan dendam atau sakit hati terkait Pilpres ataupun Pileg, terbukti yang kami usung adalah Ketua PAN Sumbar pada saat itu meski 2 kursi DPR RI direbut oleh PAN," katanya.
Terkait rekaman Ali Mukhni yang mengembalikan rekomendasi dan pernyataan Mulyadi bahwa belum adanya B1KWK yang diserahkan, pihaknya mengaku sangat kecewa karena mengetahui hal tersebut justru dari media.
"Seharusnya sebagai orang yang dituakan bisa memberikan tauladan pada kami, datang nampak muka pergi nampak punggung," katanya.
Atas kondisi itu, DPD PDIP Sumbar menarik diri dari Pilgub 2020. Langkah tersebut mereka ajukan pada DPP Partai, karena baginya berpolitik bukan hanya soal menang atau kalah, tidak sekedar tentang kontestasi atau pilkada. Namun, lebih pada membangun dan menjaga tata nilai.
"Kami tidak larut dalam persoalan ini, sejak awal pandemi Covid-19 sampai saat ini dan ke depannya PDI Perjuangan Sumatera Barat akan terus bergotong royong melaksanakan bakti sosial meringankan beban masyarakat yang terdampak," katanya. []