Tambang Menurun, Ekonomi Papua Terjun -15,72 Persen

BPS Provinsi Papua kembali mencatat pertumbuhan ekonomi Papua pada triwulan IV 2019 mengalami kontraksi sebesar -15,72 persen.
Kepala BPS Papua, Simon Sapari (kanan) didampingi Kepala Bidang Newrilis BPS Papua, Eko Mardiana, Kamis 6 Februari 2020. (Foto: Tagar/Paul Manahara Tambunan)

Jayapura - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Papua kembali mencatat pertumbuhan ekonomi Papua pada triwulan IV 2019 mengalami kontraksi sebesar -15,72 persen. Penyebab utamanya adalah turunnya produksi pada lapangan usaha pertambangan dan penggalian sebesar -43,21 persen.

“Sedangkan dari sisi pengeluaran, kontraksi pertumbuhan disebabkan turunnya komponen ekspor luar negeri hingga -69,10 persen,” kata Kepala BPS Papua, Simon Sapari di kantornya, di Jayapura, Kamis 6 Februari 2020.

Lebih rinci dia jelaskan, besaran Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Papua atas dasar harga berlaku mencapai Rp 189,716 triliun, dan atas harga dasar harga konstan 2010 mencapai Rp 134,677 triliun.

Sedangkan dari sisi pengeluaran, kontraksi pertumbuhan disebabkan turunnya komponen ekspor luar negeri hingga -69,10 persen.

Dibandingkan periode yang sama tahun lalu, pertumbuhan ekonomi Papua pada triwulan IV 2019 mengalami kontraksi sebesar -3,73 persen.  Demikian juga jika dibandingkan triwulan sebelumnya (q to q) mengalami kontraksi sebesar -4,47 persen.

“Dari sisi pertambangan dan penggalian, perekonomian tumbuh sebesar 5,03 persen. Sementara, PDRB per Kapita ada 2019 mencapai Rp 56,14 persen,” jelas Simon seraya meminta pemerintah untuk lebih memperhatikan masyarakat sekitar PT. Freeport dan industri besar lainnya agar membuat program pemberdayaan masyarakat sekitarnya.

Kepala Bidang Newrilis BPS Papua, Eko Mardiana menambahkan, fenomena terjunnya angka pertumbuhan ekonomi Papua kali ini ditimbulkan berbagai faktor. Diantaranya, transisi lokasi penambangan PT. Freeport menyebabkan produksi biji logam Papua menurun sepanjang 2019.

Adanya penghentian produksi perusahaan kayu berskala besar, di mana permasalahan izin perluasan area HPH memaksa perusahaan untuk melakukan efisiensi produksi. Selanjutnya, penurunan produksi beberapa komoditas unggulan tanaman pangan di Papua.

“Di satu sisi kita harus menjaga keberlangsungan lingkungan kita, tapi di sisi lain juga harus mendapatkan manfaatnya untuk menopang perekonomian,” kata Mardiana.

Terakhir, lanjut Mardiana, nilai perdagangan ekspor luar negeri pada 2019 mengalami penurunan sebesar 68,63 persen dibanding 2018. Hal ini juga diakibatkan turunnya produksi logam PT.Freeport di 2019. []

Berita terkait
BPS Sebut Nilai Tukar Petani Papua Menurun
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Nilai Tukar Petani (NTP) di Provinsi Papua mengalami penurunan 0,01 persen pada Januari 2020.
DPR Siap Sukseskan PON dan Papernas 2020 di Papua
Ketua DPR Puan Maharani, Kepala BIN Budi Gunawan, Menpora Zainuddin Amali dan Mendagri Tito Karnavian siap menyukseskan PON-Papernas 2020 di Papua.
Pemulangan Atlet Jatim dari China Ganggu PON Papua
Pemulangan atlet asal Jatim dari China akibat mewabahnya virus corona, sehingga KONI Jatim harus melakukan reorientasi Training Centre.
0
LaNyalla Minta Pemerintah Serius Berantas Pungli
Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti, meminta pemerintah serius memberantas pungutan liar (pungli). Simak ulasannya berikut ini.