Jakarta - Kabar yang menyebut bahwa Amerika Serikat (AS) dan Taliban akan berdamai. Perjanjian damai di antara keduanya kemungkinan akan diteken Februari 2020.
Penandatanganan damai ini dengan satu syarat asalkan Taliban benar-benar menurunkan tensi kekerasan. Demikian kata dua sumber di kalangan pemerintah Afghanistan dan seorang diplomat Barat, Rabu, 12 Februari 2020.
Jadwal sementara itu dikabarkan oleh beberapa sumber, satu hari setelah Presiden Afghanistan Ashraf Ghani mengatakan kemungkinan ada terobosan dalam perundingan AS dengan Taliban di Qatar.
Perundingan antara kedua pihak mengalami kebuntuan, antara lain terkait tuntutan AS bahwa para gerilyawan harus setuju menurunkan kekerasan sebagai bagian dari kesepakatan penarikan pasukan AS.
Suhail Shaheen, juru bicara kantor politik Taliban di Ibu Kota Qatar, Doha, mengatakan kemajuan sudah dicapai tapi dia menolak untuk memberikan keterangan lebih rinci.
Doha telah menjadi tempat penyelenggaraan perundingan antara pihak-pihak bertikai itu sejak 2018, bahkan pada saat peperangan berlanjut di seluruh negeri, yang hingga menewaskan ratusan warga sipil dan tentara, pada saat Taliban meningkatkan kendali wilayah.
Pejabat ketiga Afghanistan mengatakan AS pada prinsipnya sudah menyetujui perjanjian itu, tapi AS tidak akan menandatanganinya sampai Taliban bisa memperlihatkan menurunkan tingkat kekerasan.
Perjanjian itu kemungkinan akan segera ditandatangani bulan ini, kata pejabat tersebut, yang tidak ingin disebutkan namanya. []