Pematangsiantar - Dengan membawa serta anak-anak mereka, puluhan emak-emak menggelar aksi protes di kantor Wali Kota Pematangsiantar, Sumut, terkait pembagian sembako yang dinilai tidak tepat sasaran, Senin, 24 Agustus 2020.
Dalam orasinya para demostran mengatakan, penyaluran paket sembako yang disalurkan oleh Pemerintah Kota Pematangsiantar tumpang tindih serta rentan dengan praktik korupsi.
"Kami jelas warga miskin dan perlu mendapatkan bantuan oleh pemerintah. Namun kami hanya sekali saja dapat bantuan dari Pemko Siantar sebesar Rp 200 ribu. Ada yang mampu, menerima bantuan. Sementara kami tidak," kata salah satu peserta aksi, Hartauli Silalahi.
Puluhan massa yang tergabung dalam Serikat Masyarakat Miskin itu adalah warga dari tiga kelurahan, yakni Kelurahan Suka Dame, Asuhan dan Sihopat suhu.
Masa yang kaya bisa dapat, sementara kami yang ngontrak rumah kerja serabutan tidak dapat
Pimpinan aksi Oktahari Hutagaol mengatakan, mayoritas pengunjuk rasa merupakan pedagang dan pekerja serabutan yang sejak pandemi Covid-19 sangat membutuhkan bantuan pemerintah.
"Ada sebagian warga yang dianggap kurang tepat mendapatkan bantuan, malah masuk menjadi penerima BST. Sementara kami yang miskin hanya sekali saja. Kami tuntut hal ini karena data kami sudah masuk, namun tidak dapat bantuan," kata Okta.
Okta meminta pemerintah kembali memeriksa data penerima bantuan dan memasukkan nama-nama warga miskin yang layak menerima bantuan pemerintah.
"Kami minta agar data penerima diubah, karena banyak yang tidak sesuai. Masak yang kaya bisa dapat, sementara kami yang ngontrak rumah kerja serabutan tidak dapat. Semoga pemerintah memperhatikan kami," tutur Okta.[]