Tak Melulu Soal Nominal, Investasi Pasar Modal Juga Butuh Strategi

Tentunya strategi ini perlu diterapkan sesuai dengan kebutuhan, kemampuan dana, dan profil risiko. Untuk melakukan investasi di pasar modal.
Ilustrasi - Investasi Pasar Modal (Foto: Tagar/Pexels)

Jakarta - Dalam melakukan investasi, nominal dana bukanlah satu satunya hal penentu. Agar dapat memberikan keuntungan yang maksimal, strategi dalam berinvestasi lah yang justru jadi kunci utama. 

Tentunya strategi ini perlu diterapkan sesuai dengan kebutuhan, kemampuan dana, dan profil risiko. Untuk melakukan investasi di pasar modal, kamu bisa memanfaatkan produk saham dan reksa dana. Lalu, bagaimana kah strateginya? Yuk simak ulasan berikut.


1. Strategi Dollar Cost Averaging (DCA)

Strategi yang pertama yaitu Dollar Cost Averaging (DCA), strategi ini merupakan cara berinvestasi setiap bulan ataupun setiap minggu dengan jumlah uang yang sama. Strategi ini juga disebut sebagai nabung rutin, dan dapat dilakukan dengan memanfaatkan fitur auto debet pada rekening.

Melalui strategi ini kamu dapat membangun kebiasaan berinvestasi secara konsisten dan mengurangi risiko kebiasaan konsumtif ketika memiliki dana menganggur karena dana sudah diinvestasikan secara rutin.

Selain itu strategi ini cocok untuk investor dengan gaji atau pendapatan bulanan yang bersifat tetap dan ingin berinvestasi dalam jangka panjang. 

Berinvestasi dengan DCA tidak harus dalam nominal, yang terpenting kamu berinvestasi secara rutin sehingga akumulasi dana investasi terus meningkat dan mendapatkan keuntungan dari kondisi pasar di setiap periode.

Seringkali dalam berinvestasi kita mengkhawatirkan market timing, kamu kadang merasa bingung mencari waktu yang tepat untuk membeli atau menjual instrumen investasi. Padahal kondisi pasar di setiap periode juga berbeda dan cukup sulit untuk diprediksi.

Oleh karena itu, investor pemula dapat memanfaatkan strategi DCA. Dengan berinvestasi secara berkala di periode yang berbeda-beda, kamu telah mendiversifikasikan risiko investasimu.


2. Strategi Lump Sum (LS)

Selain strategi yang pertama, ada juga strategi Lump Sum yaitu menyetor sejumlah dana besar di awal investasi dan membiarkan uang investasi tersebut bergerak naik turun mengikuti perkembangan pasar, tanpa melakukan tambahan investasi (top up) sampai investor memutuskan untuk mencairkannya.

Strategi ini cocok untuk investor yang ingin memiliki pendapatan tidak tetap atau ingin memanfaatkan dana menganggur dalam jumlah besar seperti bonus atau warisan untuk berinvestasi. 

Dengan strategi ini, kamu akan mendapatkan imbal balik yang tinggi jika berinvestasi pada saat yang tepat yaitu membeli pada saat harga-harga NAB (Nilai Aktiva Bersih) sedang turun pada posisi terendah sehingga memungkinkan investor memperoleh lebih banyak unit investasi pada harga yang lebih murah, dan menjual pada saat harga NAB pada posisi tertinggi.

Namun perlu diingat, bahwa kondisi pasar sulit diprediksi, hal ini membutuhkan pengalaman dan keahlian untuk melakukan analisis pasar. Dalam hal ini strategi LS memiliki risiko kerugian yang relatif lebih tinggi dibanding strategi DAC ketika harga mengalami penurunan drastis.

Analisis Berinvestasi di Pasar Modal

Selain strategi, dalam berinvestasi juga dibutuhkan analisis. Apa saja analisis yang perlu dilakukan dalam berinvestasi di pasar modal?  Untuk berinvestasi di pasar modal khususnya pada instrumen saham dan reksa dana, terdapat dua jenis analisis yang dapat kamu lakukan, yaitu fundamental dan teknikal.


1. Analisis fundamental

Analisis fundamental bertujuan mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan kondisi keuangan perusahaan tertentu. Kondisi makro ekonomi global menjadi hal yang perlu diperhatikan. 

Misalnya, kebijakan ekonomi dan perdagangan negara lain. Kamu dapat mempelajari hal ini dengan rutin mengikuti berita tentang kondisi makro ekonomi global.

Lalu, Kondisi makro ekonomi dalam negeri juga harus diperhatikan. Misalnya kebijakan suku bunga BI, kurs rupiah, bahkan kondisi sosial dan politik dalam negeri. 

Kamu juga dapat mempelajari hal ini dengan membaca berita dalam negeri seperti Prospek pertumbuhan per sektor usaha seperti kondisi pertumbuhan industri.


2. Analisis Teknikal

Analisis teknikal mempelajari kondisi historis harga di masa lalu untuk bisa mendapatkan gambaran mengenai pergerakan harga di masa kini dan mendatang. 

Analisis ini membutuhkan keahlian khusus seperti rumus statistika dan algoritma untuk dapat membaca pergerakan grafik dan harga saham.

(Fasya Aldiza Mutasyifa)

Berita terkait
Sebelum Berinvestasi, Kenali Perbedaan Pasar Modal & Pasar Uang
Ada beberapa perbedaan signifikan yang wajib kamu ketahui sebelum berinvestasi. Berikut ini adalah perbedaan pasar uang dan pasar modal.
Mau Muter Uang? Yuk Ke Pasar Modal untuk Raih Keuntungan
Jenis investasi yang sudah sering terdengar di telingamu adalah emas, properti, tanah, dan lain sebagainya. Bagaimana dengan produk di pasar modal.
Wah! Ternyata Ini Sumber Keuntungan Berinvestasi di Pasar Modal
Salah satu produk pasar modal yang paling familiar di telinga masyarakat adalah saham yang merupakan bukti kepemilikan atas suatu perusahaan.