Surabaya - Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Jawa Timur mencatat hingga hari kedua pelaksanaan Seleksi Kompetensi Dasar (SKD) sesi pertama, ada 400 Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) yang mendaftar lingkup Pemerintah Provinsi (Pempov) Jawa Timur dinyatakan gugur.
Kepala BKD Jawa Timur, Nur Kholis mengatakan rata-rata yang dinyatakan gugur bukan karena terlambat. Tetapi CPNS tersebut tidak datang saat SKD di Graha Unesa Jalan Citra Raya Unesa, Lidah Wetan Surabaya.
"Bukan telat tapi tidak datang. Ada di hari pertama 67,76,70 sampai hari ini ada 400 sekian atau 10 persen, otomatis dinyatakan gugur," ujar Nur Kholis ketika mendampingi Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meninjau lokasi SKD, Senin 10 Februari 2020.
Nur mengakui pelaksanaan SKD hingga hari kedua berjalan lancar, meskipun aksesnya kurang menunjang karena lokasinya sedikit jauh. Peserta SKD sudah diimbau melalui pengumuman agar hadir di lokasi minimal 90 menit. Ia menyebut banyak CPNS yang rela menginap di Graha Unesa agar tidak terlambat.
Bukan telat tapi tidak datang. Ada di hari pertama 67, 76, 70 sampai hari ini ada 400 sekian atau 10 persen, otomatis dinyatakan gugur.
"Kadang-kadang masih telat. Kalau ingin tidak telat menginap di sini. Memang bener banyak yang menginap di sini," ungkapnya.
Untuk peserta difabel, panitia akan menjadikan satu di sesi terakhir yakni tanggal 26 Februari karena persyaratannya beda dengan peserta lainnya. Nantinya sesi terakhir itu diikuti oleh 47 orang yang terdiri dari tuna netra dan tuna grahita. CPNS difabel ini mayoritas memilih formasi umum, yakni administrasi.
"Tapi diterimanya tinggi karena yang mendaftar 47 orang yang diterima 36 formasi," tuturnya.
Sementara Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyebut bahwa SKD CPNS diselenggarakan se Jawa Timur. Sementara yang mendaftar ada 54.600 CPNS untuk mengisi 1.817 formasi yang dibuka oleh BKN. Dari jumlah itu Jatim menyediakan 36 formasi untuk difabel, 260 untuk Cumlaude. []