Yogyakarta - Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta akhirnya mengizinkan sekolah-sekolah melakukan kegiatan belajar tatap muka baik tingkat SD dan SMP. Namun, konsultasi belajar ini khusus bagi murid yang kesulitan dengan sistem daring, serta beberapa mata pelajaran tertentu.
"Memang kami membuka program konsultasi pembelajaran, itu dengan tatap muka, tapi skalanya sangat terbatas dan khusus siswa tertentu," jelas Kepala Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta, Budi Santosa Asrori, Jumat, 16 Oktober 2020.
Dia mengatakan, meski belum memiliki laporan secara menyeluruh, pihak Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta memastikan terdapat sejumlah anak didik yang kesulitan mengikuti sekolah online. Pasalnya, tidak semua siswa memiliki gadget yang memadahi.
Baca Juga:
Selain diperuntukkan bagi murid yang mengalami kendala dalam mengikuti sistem daring, konsultasi juga diterapkan untuk beberapa mata pelajaran yang sifatnya lebih efektif jika dilakukan dengan tatap muka. Khususnya bagi mata pelajaran tingkat dasar untuk siswa SD kelas 1.
"Ya, misalnya baca tulis hitung bagi anak-anak kelas 1 SD. Kita kan sudah mendata, ada berapa anak yang belum bisa membaca, terus dipersilakan ikut konsultasi pembelajaran. Tapi, tetap harus seizin orang tuanya," kata Budi.
Pelaksanaannya juga sangat dibatasi maksimal setiap pertemuan hanya melibatkan 10 siswa saja.
Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi menjelaskan, skema sekolah online di wilayahnya, secara garis besar, memang tidak mengalami kendala berarti. Namun konsultasi pembelajaran itu dinilai perlu demi menunjang kecakapan siswa.
"Tetapi, pelaksanaannya juga sangat dibatasi maksimal setiap pertemuan hanya melibatkan 10 siswa saja, dengan protokol kesehatan yang ketat," sambung Heroe.
Baca Juga:
Menurutnya, Pemkot Yogyakarta tidak ingin gegabah dan terburu-buru memulai sekolah tatap muka, meskipun kasus virus corona yang menyerang saluran pernafasan di wilayahnya mulai melandai. Bukan tanpa sebab, eksekutif menilai penularan yang terjadi di daerah-daerah sekitarnya masih fluktuatif dan cenderung naik.
"Jadi, kondisi demikian harus menjadi pertimbangan untuk memulai kelas tatap muka. Sebab, siswa di kota banyak juga yang berasal dari daerah sekitar," tutur dia.
Terlebih, untuk menjalankan kembali sekolah tatap muka, harus disertai dengan persetujuan dari orang tua, atau wali murid. Heroe pun menyadari, sampai saat ini, belum semua orang tua sepakat dan mengizinkan anak-anaknya mulai belajar di sekolah seperti sebelum pandemi. []