TAGAR.id, Jakarta - Swedia yang ingin bergabung dengan NATO, dituduh mendukung militan Kurdi di Timur Tengah. Sebagai respons atas tuduhan Turki tersebut, Stockholm akan memodifikasi undang-undang anti-terorismenya.
Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg, mengatakan pada Senin, 13 Juni 2022, bahwa pemerintah Swedia siap "untuk mengatasi kekhawatiran Turki" sebagai bagian dari upayanya untuk menjadi anggota NATO.
Setelah puluhan tahun netralitas militer, keputusan Rusia untuk menyerang Ukraina mendorong Finlandia dan Swedia untuk bergabung dengan NATO. Namun, Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, menuduh kedua negara ini mendukung militan Kurdi yang terkait dengan Partai Pekerja Kurdistan (PKK), yang dipandang Turki sebagai teroris. Swedia juga memberlakukan embargo senjata terhadap Turki pada 2019 menyusul serangannya ke Suriah.
Ankara telah bersumpah untuk memveto keanggotaan Stockholm dan Helsinki ke aliansi, kecuali mereka mengubah kebijakan. Salah satu syarat aplikasi keanggotaan NATO adalah mendapat persetujuan oleh semua 30 anggota aliansi.
Apa yang telah dilakukan Swedia untuk mengatasi kekhawatiran Turki?
Perdana Menteri (PM) Swedia, Magdalena Andersson, mengatakan negaranya menanggapi kekhawatiran Turki "dengan sangat serius" ketika "berkaitan dengan perang melawan terorisme."
Swedia "sudah mulai mengubah undang-undang kontra-terorismenya," kata Stoltenberg, seraya menambahkan bahwa Swedia "akan memastikan kerangka hukum untuk ekspor senjata akan mencerminkan status masa depan mereka sebagai anggota NATO dengan komitmen baru kepada sekutu."
Pada 1 Juli 2022, undang-undang anti-teror Swedia akan berubah. Badan ekspor senjata independen negara itu mengatakan akan meninjau kebijakannya dengan keanggotaan NATO.
Stoltenberg menambahkan, "ini adalah dua langkah penting untuk mengatasi kekhawatiran yang telah diangkat Turki," seraya mencatat, "tujuannya adalah untuk menyelesaikan masalah tersebut sesegera mungkin, untuk dapat menyambut Finlandia dan Swedia sebagai anggota penuh (NATO) sesegera mungkin."
Kapan isu keamanan Turki akan diselesaikan?
Stoltenberg tidak mengatakan apakah masalah itu akan diselesaikan sebelum KTT NATO di Madrid pada 28 Juni atau sebelum pemilihan parlemen Swedia pada 11 September mendatang. Namun, dia menyebut bahwa sekutu NATO telah memberikan jaminan keamanan ke Swedia. Jika diserang, Stoltenberg bersumpah "tidak terpikirkan bahwa sekutu NATO tidak akan bereaksi."
Pada konferensi pers bersama di Harpsund, Swedia, kediaman musim panas perdana menteri, Stoltenberg mengatakan NATO bekerja "keras dan aktif" dengan Swedia dan Turki untuk menyelesaikan perselisihan "sesegera mungkin."
Stoltenberg juga berada di Finlandia pada hari Minggu (12/06) untuk bertemu dengan Presiden Finlandia Sauli Niinisto. Di sana, dia mengatakan Turki memiliki "keprihatinan yang sah" yang perlu ditanggapi dengan serius. [ha/ (AFP, AP, dpa, Reuters)]/dw.com/id. []