Jakarta - Duduk di kursi sembari memegang mangkuk di tepi Pantai Pangandaran, Susi Pudjiastuti bercerita, "Sepuluh hari hanya melihat atap-atap di Jakarta, begitu pulang ke Pangandaran, bertemu laut, berenang, makan soto, di depan saya ada Pak Putu Sutawijaya dan Pak Bambang Heras melukis, kenikmatan apa lagi yang kamu cari dalam hidup."
Itu momen yang direkam Susi dalam sebuah video yang kemudian diunggah di akun Twitter bercentang biru @susipudjiastuti, Minggu, 14 Maret 2021.
Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan sekaligus bos maskapai penerbangan Susi Air itu bersyukur di tengah pandemi masih bisa menikmati matahari, laut, aktivitas untuk meningkatkan daya tahan tubuh supaya tidak mudah diserang virus corona.
Ia memuji lukisan lanskap laut yang sedang digoreskan di kanvas oleh Putu Sutawijaya dan Bembang Heras. “Coba saya, seperempat sudut saja mungkin tiga hari baru selesai.”
Susi Pudjiastuti lahir di Pangandaran, 15 Januari 1965, Menteri Kelautan dan Perikanan dalam Kabinet Kerja Presiden Jokowi periode 2014 - 2019. Ia juga pengusaha, pemilik dan Presiden Direktur PT ASI Pudjiastuti Marine Product, eksportir hasil-hasil perikanan, dan PT ASI Pudjiastuti Aviation atau penerbangan Susi Air dari Jawa Barat.
Kenikmatan apa lagi yang kamu cari dalam hidup.
Hingga awal tahun 2012, Susi Air mengoperasikan 50 pesawat dengan berbagai tipe seperti 32 Cessna Grand Caravan, 9 Pilatus PC-6 Porter dan 3 Piaggio P180 Avanti. Susi Air mempekerjakan 136 pilot, dengan 90 di antaranya merupakan pilot asing. Tahun 2012 Susi Air menerima pendapatan Rp 300 miliar dan melayani 200 penerbangan perintis.
Susi Pudjiastuti saat menjabat Menteri Kelautan dan Perikanan, dikenal dengan kebijakannya yang tegas terhadap penangkapan ikan ilegal. Namanya bahkan identik dengan kata 'tenggelamkan' yang mengacu pada hukuman penenggelaman kapal-kapal asing ilegal di perairan Indonesia.
Upayanya itu membuahkan hasil, penelitian yang diterbitkan di jurnal Nature menunjukkan bahwa kebijakan agresif Susi terhadap penangkapan ikan ilegal telah mengurangi upaya tangkap sebesar 25 persen dan berpotensi menambah jumlah tangkapan sebesar 14 persen dan keuntungan sebesar 12 persen. []
