Padang - Uang dan sembako adalah jenis pemberian yang paling disukai masyarakat di Kabupaten Agam, Sumatera Barat (Sumbar). Namun hal itu tidak mempengaruhi pilihan politik masyarakat terhadap calon kepala daerah.
Sebagian besar masyarakat mau menerima pemberian dari calon bupati dan wakil bupati, tapi mereka cenderung akan memilih calon yang lebih dikenal.
Hasil survei Liberte Institute mengungkapkan dari 1.200 orang responden, pemberian dalam bentuk uang dan sembako menjadi pemberian yang paling disukai masyarakat.
"Angka yang memilih uang sebagai pemberian dari calon sebesar 65,4 persen dan sembako sebesar 17,4 persen. Kemudian yang mereka sukai alat pertanian, kalender, pakaian biasa, cangkir bergambar kandidat, sarung, alat penangkap ikan, jam weker dan alat tulis bergambar kandidat," kata Direktur Liberte Institute Indrayadi, Jumat, 21 Maret 2020.
Meski demikian, kata Indrayadi, mereka yang mau menerima uang atau sembako tetap memilih calon kepala daerah sesuai pilihan sendiri dan angkanya mencapai 5,2 persen. Ada juga 4,2 persen responden menolak praktik politik uang.
"Sebagian besar masyarakat mau menerima pemberian dari calon bupati dan wakil bupati, tapi mereka cenderung akan memilih calon yang lebih dikenal," katanya.
Para responden memilih tokoh-tokoh calon pemimpin dengan alasan ingin perubahan 18,9 persen, gambar yang tersebar 16,2 persen dan merakyat 11,1 persen. "Hanya satu persen masyarakat memilih calon karena melihat partai politik," katanya.
Liberte Institute melakukan survei sejak tanggal 3 hingga 10 Maret 2020 yang meliputi seluruh nagari di Kabupaten Agam dengan metode survei multistage random sampling. Jumlah respondennya 1.200 responden dengan margin error sekitar 3 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.
Responden terdiri dari warga dengan usia 36-45 tahun sebanyak 22,5 persen, 26-35 tahun 19,3 persen, 56-65 tahun 16,0 persen, dan 17-25 tahun 9,7 persen.
Responden terdiri dari 43,1 persen tamatan SMA, ibu rumah tangga 19,3 persen, informal 7,0 persen, pelajar/mahasiswa 4,1 persen, pengangguran 2,5 persen, dan buruh tani 2,1 persen.
Indrayadi juga memaparkan, Liberte Institute adalah satu-satunya lembaga survei yang saat ini terdaftar dan sudah diverifikasi di Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sumbar dan KPU Agam. []