Jakarta - Anggota Suku Apache di San Carlos, Arizona, Amerika Serikat (AS), 14 Januari 2021, mengajukan gugatan atas hak gadai properti dalam upaya mendapatkan kembali hak atas tanah yang akan diberikan pemerintah AS kepada Rio Tinto Ltd untuk perusahaan tambang Resolution Copper.
Suku Apache San Carlos, Arizona, AS, yang telah mempertimbangkan tanah suci Oak Flat selama berabad-abad, mengatakan bahwa mereka terancam oleh penambangan tembaga oleh Resolution Copper, yang berencana untuk mengekstraksi 1,9 miliar ton tembaga di bawah bagian tanah suci mereka. Tanah itu merupakan salah satu deposit terbesar tembaga di dunia.
Patung Geronimo, mantan pemimpin orang Apache, terlihat di situs reservasi Apache asli di San Carlos, Arizona, AS, 20 Februari 2020 (Foto: reuters.com - REUTERS/Stephanie Keith)
Upaya terakhir sejumlah anggota suku asli Amerika yang menentang proyek itu, kepada pengadilan mempertanyakan pemerintah AS yang telah secara ilegal menduduki tanah tersebut selama lebih dari 160 tahun. Mereka mengatakan pemerintah AS tidak berhak memberikan tanah itu kepada siapa pun.
"Amerika Serikat tidak punya hak atas tanah itu," Apache Stronghold, organisasi nirlaba yang menentang pertambangan, menegaskan dalam sebuah pengajuan di pengadilan.
Lokasi San Carlos Indian Reservation, Apache, Arizona, AS (Foto: nimh.nih.gov)
Tambang itu dapat memasok seperempat dari seluruh permintaan tembaga AS jika dioperasikan lebih lanjut. Namun, pada akhirnya akan merusak tanah tersebut, yang dikenal sebagai Oak Flat, atau Chi'chil Bildagotee. Penduduk asli Amerika menganggapnya sebagai rumah para dewa-dewa religius.
Anak perusahaan Rio Tinto, Resolution Copper, menyatakan akan memantau kasus itu dan tetap "berkomitmen untuk terus terlibat bersama suku-suku asli Amerika sekaligus mengadakan beberapa proyek dan inisiatif yang mengakui dan melindungi warisan budaya."
Rio bersama mitra pembangunan BHP Group Ltd selama bertahun-tahun berupaya untuk mengakses deposit tembaga bawah tanah, sekitar 113 km sebelah timur Kota Phoenix di Hutan Nasional Tonto.
San Carlos Indian Reservation, Apache, Arizona, AS (Foto: waymarking.com)
Dinas Kehutanan AS yang mengelola lahan tersebut, tidak segera menanggapi permintaan untuk memberi komentar.
Cadangan tambang itu berada di bawah tanah milik suku asli tersebut sebelum negara Amerika Serikat berdiri. Sebuah perjanjian pada 1852 antara pejabat AS dan suku asli Amerika yang masih berlaku tetap menyisihkan kawasan untuk digunakan oleh suku Apache.

Pada 2014, Kongres AS yang kemudian bersama Presiden Barack Obama menyetujui rencana bagi Rio untuk menukar tanah yang sudah dimiliki dengan tanah di atas kandungan tembaga, dengan peringatan bahwa pertukaran itu tidak dapat dilakukan hingga sebuah studi dampak pada lingkungan diterbitkan.
Pemerintahan Trump yang akan segera berakhir berencana untuk mempublikasikan studi itu pada Jumat, 15 Januari 2021, mendatang dan membuka jalan untuk dipertukarkan dalam waktu 60 hari. Para anggota suku asli Amerika itu juga telah mengajukan gugatan untuk memblokir publikasi studi tersebut (mg/pp)/Reuters/voaindonesia.com. []