Strategi Pengembangan Ekonomi Digital Ala Menristek

Menristek dan Kepala Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) Bambang Brodjonegoro membeberkan strategi pengembangan ekonomi digital.
Menristek Bambang Brodjonegoro (kedua kanan) berbincang dengan Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Pertanian Kementerian Koordinator Perekonomian Musdalifah Mahmud (kedua kiri), Ketua Umum KADIN Indonesia Rosan P. Roeslani (kiri), Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Agribisnis, Pangan dan Kehutanan Frangky O Widjaja (kanan) di Jakarta, Selasa, % November 2019. (Foto: Antara/Nova Wahyudi)

Jakarta - Menteri Riset Teknologi (Menristek) dan Kepala Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) Bambang Brodjonegoro membeberkan strategi pengembangan ekonomi digital. Agar berkontribusi dalam menggerakkan roda perekonomian di Tanah Air, Bambang mengatakan sudah saatnya menguasai berbagai lini di dalam ekonomi digital itu sendiri.

"Terutama di e-commerce. Kalau kita lihat dari on-demand transportation, fintech, dan e-commerce, e-commerce masih jadi unggulan kita," ujar Bambang saat menjadi pembicara dalam sebuah diskusi di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa, 19 November 2019 seperti dilansir dari Antara.

Bambang menuturkan dari lima unicorn atau perusahaan perintis (startup) yang memiliki valuasi di atas satu miliar dolar Amerika Serikat, tiga unicorn bergerak di bidang e-commerce. Sedangkan dua lainnya on-demand transportation dan sistem pembayaran (payment system).

Untuk menunjang keberhasilan e-commerce tersebut, kata dia mau tidak mau topik lima tahun ke depan adalah meningkatkan sumber daya manusia (SDM) atau meraih SDM unggul. Sebab saat ini unicorn-unicorn tersebut masih harus mengimpor ahli-ahli komputer dari luar Indonesia.

Selain itu, e-commerce juga harus memiliki research and development atau R&D yang kuat agar bisa bersaing ke depannya.

"E-commerce kalau ingin bertahan dan kompetitif, mereka harus R&D secara terus menerus, tidak boleh putus. Karena persaingan e-commerce itu datangnya bukan lagi tahunan, bulanan, mingguan, mungkin datangnya harian. Itu harus bisa diatasi," tuturnya.

Tapi, menurut Bambang perlu diingat bahwa e-commerce harus ada yang diperdagangkan baik barang ataupun jasa. Maka, perlu juga ada pengembangkan inovasi di sektor riil atau industri.

"Jangan smpai kita sibuk dan fokus dengan e-commercenya tapi barangnya malah impor. Ketika impor nanti akan berdampak ke neraca perdagangan kita dan ujungnya ke mata uang rupiah," ucap Bambang.

Oleh karena itu, pihaknya kini juga akan berfokus pada perusahaan perintis (startup) berbasis teknolog yang tidak hanya digital. Pasalnya. ia ingin produk inovasi Indonesia di sektor riil dan e-commerce dikembangkan oleh talenta dari dalam negeri.

Seperti e-commerce Alibaba yang menjadi platform jual beli barang-barang dominan buatan China sendiri.

"Ini kita yang masih ketinggalan. Kita masih asyik dengan platform-nya, e-commercenya, tapi kita belum menguasai apa yang diperdagangkan di dalam e-commerce itu sendiri," ujarnya. []

Berita terkait
Menristek Minta Unicorn Indonesia Gandeng Startup Baru
Menristek/Kepala BRIN Bambang Brodjonegoro meminta agar unicorn dan decacorn Indonesia menggandeng startup baru. Kenapa?
Menristek Imbau Petani Pakai Traktor Berbahan Bakar Gas
Menristek mendorong petani padi di Kabupaten Sidrap Sulsel, agar menggunakan traktor berbahan bakar gas.
Kekayaan Menristek dan Kepala BRIN Bambang Brodjonegono
Menristek dan Kepala BRIN Bambang Brodjonegoro di Kabinet Indonesia Maju memiliki uang banyak, juga utang banyak. Berikut perincian lengkapnya.