Jakarta - Inflasi bisa dikatakan sebagai musuh investor. Namun, kurangnya pemahaman tentang inflasi bisa merugikan portofolio investasi para investor. Faktor-faktor yang menyebabkan inflasi sangat kompleks, tetapi kamu bisa belajar cara investasi saat inflamasi jika memahami beberapa konsep dasar.
Ada beberapa metode yang bisa digunakan untuk mengurangi risiko terhadapa lingkungan inflasi. Inflasi adalah istilah ekonomi yang mengacu pada naiknya harga barang dan jasa dalam ekonomi tertentu.
Ketika harga umum naik, daya beli konsumen menunrun. Sebagian besar orang berinvestasi di reksadana karena mereka ingin menghasilkan lebih banyak uang. Mereka tidak menyadari dengan berinvestasi, mereka juga berusaha mengalahkan inflasi.
Strategi Investasi dalam Inflasi
Berbeda dengan kebanyakan orang, para investor tidak sepenuhnya memandang buruk inflasi. Inflasi bisa menjadi baik. Para ahli ekonomi mengatakan untuk keseimbanga inflasi dan pertumbuhan ekonomi yang sehat sebagai “Goldilocks Economy”, karena ini adalah keseimbangan yang tepat untuk investasi, pertumbuhan bisnis, pekerjaan, dan aktivitas konsumen.
Keseimbangan ideal ini terjadi saat tingkat inflasai pada attau berada di bawah rata-rata dan pertumbuhan ekonimi sedikit di atas tingkat inflasi.
Cara terbaik investor untuk mengalahkan inflasi adalah berinvestasi dalam beberapa jenis investasi, seperti reksadana, sahama, dan obligasi yang dapat mengembalikan lebih dari tingkat inflasi rata-rata.
Umumnya, saham lebih disukai daripada obligasi saat inflasi karena harga obligasi turun saat suku bunga naik. Ada juga reksadana yang bisa mengatasi sebagaian besar lingkungan pasar dan ekonomi.
(Retno Ayuningrum)
Baca Juga:
- Tips Melihat Kelayakan Proyek Bagi Investor
- Inflasi di AS Melonjak Kenaikan Upah Pekerja Tak Ada Artinya
- Semakin Memburuk, Amerika Serikat Sentuh Inflasi Tertinggi
- 5 Faktor Serta Dampak Inflasi di Indonesia