Jakarta – Pengusaha sukses yang dikenal sebagai pemilik Krisna Oleh-Oleh Bali, Gusti Ngurah Anom atau Ajik Krisna memaparkan strategi untuk menaikan usaha mikro kecil menengah (UMKM) Bali di tengah pandemi Covid-19 yang hingga kini belum juga usai.
Hal disampaikan Ajik Krisna dalam webinar Akselerasi Digitalisasi UMKM Bali yang dilaksanakan pada Rabu, 17 November 2021. Kegiatan ini merupakan acara tahunan Indonesia Digital Conference (IDC) 2021. Dengan tema Akselerasi Digitalisasi UMKM Bali.
Ajik Krisna mengatakan kalau dirinya dulu hanyalah orang biasa, namun kerana giat dalam bekerja akhirnya mempunyai salah satu mall khusus untuk pasar oleh-oleh yang sudah tersebar luas bahkan hingga luar Bali.
Saya harus bangkit di pandemi ini saya harus inovasi begitu peluang ada begitu produksi kacang bagus saya mulai inovasi lagi Inovasi yang saya lakukan selama pandemi adalah yang pertama Kacang Ajik dan kedua Pie Susu.
Ia juga mengatakan bahwa pada awal Covid-19 muncul di Indonesia, tepat pada bulan Maret ia merumahkan karyawannya kurang lebih 2.000 karyawan dengan total 2.500 karyawan yang ia punya.
“Pada bulan maret sampai bulan empat saya berfikir bagaimana caranya mengantisipasi kalau pandemi ini berkepanjangan, akhirnya setelah bulan lima mau tidak mau meskipun karyawan sudah dirumahkan 2.000 karyawan tetap kita bagikan sembako setiap bulan,” ucap Ajik Krisna.
- Baca Juga: Kepala Diskominfo: PEKEN Surabaya Upaya Wadahi UMKM
- Baca Juga: Pembangunan Berkelanjutan, Pertamina Dukung Digitalisasi UKMM
Ajik mengatakan bahwa ia telah menjual mobil mewahnya untuk membantu karyawan yang sudah di rumahkan. Bahkan tanpa sepengetahuan karyawan kurang lebih 100 ia kunjungi rumahnya masing-masing untuk mengetahui bagaimana keadaan karyawannya terutama yang sudah berkeluarga.
“Saya kunjungi satu persatu kerumahnya tanpa sepengetahuan karyawan, dan disitu jujur banyak sekali yang terharu bahwa sosok owner-nya yang datang langsung tanpa pemberitahuan sebelumnya. Disitu memang kita melihat banyak karyawan-karyawan yang susah pada masa pandemi di 2019 itu,” ujarnya.
Pada bulan Mei 2020, Ajik memutuskan untuk berkebun menanam kacang di lahan yang kurang lebih 23 hektar di daerah Bali Utara.
“Tujuan di awal saya menghilangkan stress karna selama bulan Maret sampai bulan tujuh kita tidak ada kegiatan, karna betul-betul Bali lokcdown dan betul-betul Krisna tuh lockdown tutup total,” kata Ajik.
Namun, dari hasil panen kacang 50 % ia bagikan untuk masyarakat dan sisanya ia produksi di Bali Utara tersebut, yang kemudian ia beri nama Kacang Ajik.
Ia mengatakan, bahwa sebelum pandemi ia mempunyai karyawan 46 orang yang memiliki omset 200 juta per-bulan, tetapi sejak pandemi ia produksi Kacang Ajik mempunyai karyawan 12 orang memiliki omset sekitar kurang lebih 500 juta per-bulan.
“Saya harus bangkit di pandemi ini saya harus inovasi begitu peluang ada, begitu produksi kacang bagus saya mulai inovasi lagi. Inovasi yang saya lakukan selama pandemi adalah yang pertama Kacang Ajik dan kedua Pie Susu,” ucap Ajik.
Sementara, pie susu dibuat dengan tiga varian rasa keju, coklat, dan original yang di produksi selama masa pandemi. Baginya selama pandemi ini ia mengantongi omset kurang lebih 1,5 miliyar per-bulan.
- Baca Juga: IDC AMSI 2021, Diharapkan Dapat Meluaskan Akses Pasar UMKM
- Baca Juga: Transformasi & Digitalisasi Jadi Nyawa UMKM di Masa Pandemi
"Masa pandemi ini membawa berkah bagi saya dan orang yang ada di sekitar saya," ucapnya.
Di era digitalisasi ini, ia menggunakan promosi dengan melalui YouTube, website, dan TikTok untuk mempromosikan produknya agar dikenal lebih luas lagi.
"Pada masa pandemi ini saya mempunyai delapan produk inovasi terbaru berupa Pie Susu Ajik, Kacang Ajik, Ba’pia Ajik, Pia Kukus, Bali Banana Crispy, Bali Spikoe, dan Minyak Ajik," ucap Ajik Krisna.
(Emilya Rahmawati)