Bukittinggi - Sempat menjalani penurunan kasus hingga titik nol, kini pasien positif Covid-19 di RSAM Bukittinggi semakin membludak.
Diprediksi stok N95 hanya mencukupi sampai akhir September 2020 ini.
Jumlah pasien yang menjalani perawatan di ruang isolasi kini menyentuh angka 22 orang. Akibatnya, stok alat pelindung diri (APD) di RSAM Bukittinggi mulai menipis.
“Bantuan APD terakhir kali kami terima dari BPBD Sumbar pada 16 Juni 2020 silam sebanyak 25 kardus,” kata Humas RSAM Bukittinggi Murshalman Chaniago, Minggu, 23 Agustus 2020.
Menurut Murshalman, berdasarkan informasi kepala instalasi farmasi RSAM Bukittinggi, jenis APD yang paling dibutuhkan saat ini adalah masker N95.
“Diprediksi stok N95 hanya mencukupi sampai akhir September 2020 ini. Yang lain masih aman, seperti masker bedah, baju hazmat dan lain-lain,” katanya.
“Kami realistis saja. Yang pasti stok makin menipis. Namun sejauh ini masih mengakomodir petugas IGD dan ruang rawatan isolasi Covid-19 RSAM Bukittinggi,” sambungnya.
Ditanyakan kesanggupan tenaga medis menangani para pasien positif Covid-19, Murshalman menyebut RSAM Bukittinggi telah menugaskan kembali tim yang dibentuk.
Saat ini, jumlah pasien positif berjumlah 22 orang. Jumlah itu angka tertinggi selama isolasi Covid-19 RSAM Bukittinggi dibuka pertengahan Maret 2020 lalu.
“Tenaga medis yang ada, sempat dikembalikan ke posko masing-masing saat pasien Covid-19 kosong dari 19 sampai 22 Juli 2020 kemarin. Namun dengan peningkatan jumlah pasien yang masuk secara perlahan, tim tersebut ditarik lagi untuk bertugas di ruang isolasi,” katanya.
Selain kekurangan APD, sejumlah tenaga medis yang bertugas melayani pasien Covid-19 juga mempertanyakan bantuan insentif dari pemerintah yang belum kunjung terealisasi. []