Untuk Indonesia

Staf Khusus, Tugas Khusus di Era Pandemi Corona

Di situasi seperti sekarang staf khusus idealnya jadi mata dan telinga presiden. Mengirim surat dengan kop Sekretariat Kabinet bukan tugasnya.
Presiden Joko Widodo (keempat kiri) bersama staf khusus yang baru dari kalangan milenial (Foto: Antara/Wahyu Putro A)

Oleh: Kamal Firdaus

Tidak ada salahnya Presiden RI Joko Widodo menunjuk dan mengangkat staf khusus (stafsus), termasuk dan terutama dari kalangan yang lazim disebut kaum milineal. Karena namanya saja staf khusus maka menurut hemat saya penugasannya pun mestinya menyangkut hal-hal khusus, bukan hal-hal yang bersifat umum. Hal-hal khusus termasuk yang sifatnya 'emergency'.

Kekhususan tugasnya itu, kini saatnya ditunjukkan dan dibuktikan oleh para stafsus.

Salah satu di antara penugasan khusus untuk stafsus itu, menurut hemat saya adalah para stafsus itu --terutama mereka yang tergolong milineal itu-- turun ke lapangan. Berada di front terdepan.

Konkritnya mereka bagi-bagi tugas keliling Indonesia.

Mereka datangi rumah-sakit rumah-sakit (RS) yang merawat pasien positif Covid-19. Merek --kalau diizinkan oleh pihak RS dan/atau para dokter-- ikut masuk ke dan berada di dalam ruangan di mana para pasien itu sedang dirawat. Walaupun hanya untuk beberapa menit saja.

Dari situ masing-masing stafsus bisa melihat langsung dengan mata kepala sendiri betapa berat sekaligus betapa luhurnya tugas dan tanggung jawab para tenaga medis kita dalam berupaya menyelamatkan nyawa manusia dan untuk kemanusiaan.

Tugas khusus lainnya dari stafsus adalah turun ke lapangan, ke kecamatan, ke RW sampai RT...

Sekaligus dengan itu para stafsus itu bisa melihat langsung dengan mata kepala sendiri ketersediaan fasilitas APD, ventilator dll. Apakah cukup atau kurang atau bagaimana supaya dicatat atau diingat baik-baik untuk kemudian dilaporkan langsung kepada Presiden melalui teleconference.

Kehadiran stafsus bersama para tenaga medis sedemikian itu --walau hanya sebentar, hanya beberapa menit-- kemungkinan besar secara psikologis ada manfaatnya, baik bagi sang pasien maupun bagi para tenaga medis itu.

Tidak cukup sampai di situ saja, stafsus juga seyogyanya hadir dan melihat langsung dengan mata kepala sendiri proses pensucian jenazah mereka yang meninggal dunia karena wabah Covid-19.

Tugas khusus lainnya adalah datang ke dan hadir di pemakaman pasien positif Covid-19 supaya --antara lain-- bisa melihat langsung dengan mata kepala sendiri bagaimana prosesi pemakamannya. Sekaligus guna sedikit banyak menyemangati petugas pemakaman dan keluarga korban yang meninggal dunia dengan kehadiran seorang atau beberapa orang stafsus Presiden RI.

Tugas khusus lainnya dari stafsus adalah turun ke lapangan, ke kecamatan, ke RW sampai RT untuk menyaksikan langsung dengan mata kepala sendiri dan mengecek pendistribusian atau pembagian bantuan pemerintah kepada warga masyarakat yang kondisinya membutuhkan uluran tangan pemerintah.

Dari menyaksikan semua fakta di lapangan itu untuk kemudian dilaporkan kepada Presiden.

***

DI situasi negeri seperti sekarang ini idealnya stafsus menjadi "mata" dan "telinga" Sang Presiden di lapangan, di garda terdepan, dengan turun dan berada/hadir langsung di lapangan, di front terdepan.

Memang tidak perlu setiap hari stafsus berada di garda terdepan sedemikian itu. Cukup 1 - 2 kali saja tapi merata di seluruh Indonesia. Di beberapa RS di setiap provinsi, di beberapa pemakaman di setiap provinsi.

Tinggal sesama stafsus membuat dan menyusun pembagian tugasnya sesama mereka, membuat jadualnya. Setelah itu, ya langsung "action" ke/di lapangan sesuai jadual.

***

MUNGKIN saja apa yang saya usulkan itu sudah dilakukan oleh para stafsus. Hanya saja secara diam-diam, tidak dipublikasikan ke publik. Sehingga paling tidak saya, tidak mengetahuinya.

Stafsus Presiden,  Andi TaufanSalah satu stafsus milenial Presiden Jokowi sekaligus Pemilik perusahaan PT Amartha Mikro Fintek (Amartha), Andi Taufan Garuda Putra. (Foto: Istimewa)

Yang diketahui oleh publik kan cuma atau baru sebatas adanya surat kepada para camat dari salah seorang stafsus dengan menggunakan kop surat Sekretariat Kabinet, yang --setahu saya yang bodoh ini-- bahwa itu bukanlah tugas khusus seorang stafsus.

Kalau apa yang saya usulkan itu memang sudah dilakukan oleh para stafsus, ya syukur alhamdulillah. Tentu saja apresiasi yang setinggi-tingginya dari kita semua kepada para stafsus.

Tapi kalau andaikata belum dilakukan oleh para stafsus, sekaranglah kesempatan emas bagi para stafsus untuk melakukan misi dan tugas luhur dan mulia seperti yang saya usulkan itu. []

Kamal Firdaus, pengacara, tinggal di Yogyakarta

Berita terkait
Pukat UGM Menguliti Staf Khusus Presiden Jokowi
Pukat UGM Yogyakarta menilai jabatan staf khusus rawan kepentingan. Mereka lebih baik mundur.
Larangan Mudik Kapolri Jenderal Idham Azis Tepat
Kapolri Jenderal Idham Azis mengambil langkah tepat: melarang anggotanya mudik demi mencegah virus Corona. Opini Lestantya R. Baskoro.
Tips Menghindari Pertengkaran Saat Kerja dari Rumah
Kerja dari rumah alias work from home (WFH) kadang tak semudah dibayangkan. Berikut sejumlah tips agar kerja dari rumah sukses.