Jakarta – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan bahwa pemulihan ekonomi global meskipun terjadi namun pasti tidak merata. dan ketidakmerataan itu salah satu penyebabnya adalah karena akses vaksin yang tidak merta di seluruh dunua. Masih banyak negara-negara miskin yang sampai hari ini jumlah vaksinasinya dari penduduknya kurang dari 3 %.
Di negara-negara miskin rata-rata baru 6 % dari penduduknya yang sudah melakukan vaksinasi. Sedangkan di negara-negara maju sudah melakukan vaksinasi di atas 70 % atau bahkan mendekati 100 %.
“Oleh karena itu, karena Covid ini adalah ancaman nyata terhadap perekonomian dunia maka di dalam pembahasan kemarin antara Menteri Keuangan dengan Menteri Kesehatan disepakati untuk membangun sebuah mekanisme yang disebut pencegahan pandemi,” ujar Sri Mulyani di keterangan pers, Roma pada kanal YouTube Sekretariat Presiden, dilihat, Selasa, 2 November 2021
Pendanaannya ini baru merupakan masalah yang sudah dibahas namun belum ada solusinya dalam G20 ini disepakati akan ada join finance taskforce atau dalam hal ini satuan kerja antara kementerian keuangan dan kesehatan.
Nyatanya dunia tidak siap menghadapi pandemi karena menyebabkan biaya sampai 12.000 dolar, 5 juta orang meninggal dan lebih dari 250 orang yang terkena pandemi ini.
- Baca Juga: Menkeu Sri Mulyani Akui Birokrasi RI Sangat Kolot
- Baca Juga: Sri Mulyani Revisi Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi 4,5 Persen
Oleh karena itu, perlu diperkuat yang terdiri dari mekanisme tadi untuk memperkuat atau upaya kolaborasi antar negara-negara untuk memperkuat akses terhadap terjadi vaksin apabila terjadinya pandemi yang adil, yang terjangkau, yang aman, dan berkualitas.
“Pendanaannya ini baru merupakan masalah yang sudah dibahas namun belum ada solusinya dalam G20 ini, disepakati akan ada join finance taskforce atau dalam hal ini satuan kerja antara kementerian keuangan dan kesehatan,” ujar Sri Mulyani.
- Baca Juga: Kemenkeu Mengajar! Sri Mulyani: Semangat Terus Dijaga
- Baca Juga: Covid-19 Landai, Sri Mulyani: Pemulihan Ekonomi Terus Lanjut
Tujuannya adalah untuk menyiapkan prevention, preparedness, atau respon dari pandemi yang taskforce ini dipimpin oleh Menteri Keuangan Indonesia dan Italia. Indonesia sebagai tuan rumah presidensi mulai Desember nanti.
Sri Mulyani juga mengatakan bahwa Indonesia menjadi penting karena Indonesia adalah negara yang besar dan juga punya komitmen terhadap vaksinasi mencapai 70 % penduduk dunia. Paling tidak pertengahan 2022 harus sudah vaksin atau 40 % pada akhir tahun ini dan saat ini jumlah vaksinasinya masih sangat rendah.
(Syva Tri Ananda)