Sri Mulyani Revisi Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi 4,5 Persen

Menkeu Sri Mulyani Indrawati merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi pada kuartal III 2021 meski diperkirakan melambat.
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati. (Foto: Tagar/Instagram/@smindrawati)

Jakarta – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi pada kuartal III 2021. Meskipun diperkirakan melambat, prediksi angka ini berada di atas batas minimal sebelumnya, yakni 4 persen.

“Outlook pertumbuhan ekonomi kuartal III 2021 menjadi 4,5 persen, turun dibandingkan kuartal II 2021 karena kita mengalami delta variant yang sangat tinggi yang menyebabkan koreksi terhadap pemulihan ekonomi," ucap Sri Mulyani dalam Konferensi Pers APBN Kita Edisi Oktober 2021 di kanal YouTube Kemenkeu RI pada Senin, 25 Oktober 2021.


Kita optimis untuk revisi kuartal III outlook membaik jadi 4,5 persen memang dibanding kuartal II turun tapi kalau kuartal III ada delta varian yang tinggi.


Proyeksi pertumbuhan di kuartal III 2021 ini meningkat dari angka sebelumnya yakni 4,3 persen secara tahunan (year on year) menjadi 4,5 persen year on year (yoy). Menurut penuturan Sri Mulyani, hal itu terjadi berkat kinerja neraca perdagangan yang kembali mencetak surplus 4,37 US Dollar miliar pada September 2021.

Pertumbuhan ekonomi pada kuartal II 2021 diketahui mencapai angka 7,07 persen, lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi di kuartal III 2021. 

Walaupun menurun, ekonomi Indonesia dikatakan akan tumbuh lebih baik dari perkiraan sebelumnya. Hal ini dipertimbangkan dengan serangan varian delta.

“Kita optimis untuk revisi kuartal III. Outlook membaik jadi 4,5 persen. Memang dibanding kuartal II turun, tapi kalau kuartal III ada delta varian yang tinggi, itu yang disebabkan ada koreksi pemulihan ekonomi di kuartal III, namun koreksinya kita lihat tidak akan dalam,” ungkapnya.

Tak hanya Indonesia yang mengalami penurunan, Sri Mulyani juga menekankan bahwa perlambatan ekonomi juga terjadi di beberapa Negara seperti Jepang, Amerika Serikat, dan India. Ketiga Negara ini juga mengalami perlambatan ekonomi di kuartal ketiga.

“Dalam world economy outlook proyeksi di beberapa Negara oleh IMF (International Monetary Found) di 2021 mengalami koreksi termasuk Amerika Serikat, Jepang, Inggris, dan di Asean juga termasuk Indonesia,” katanya.

Sri Mulyani menyebutkan untuk keseluruhan 2021, Produk Dosmetik Bruto (PDB) diperkirakan tumbuh 4 persen, lebih tinggi dari tahun sebelumnya yang tumbuh negatif 2,07 persen. Proyeksi ini tidak lepas dari ekonomi pada kuartal IV 2021 yang diperkirakan mengalami rebound setelah kuartal III 2021.

“Untuk kuartal IV akan tetap berpotensi rebound, namun mungkin lebih normal,” ujarnya.

(Rana Maheswari Ummairah)

Berita terkait
DPR: Ekonomi Indonesia Kebanyakan Ditopang oleh UMKM
Anggota Komisi XI DPR RI Anis Byarwati mengatakan ekonomi Indonesia sebagiannya ditopang UMKM yang pada akhir tahun 2020 jumlahnya capai 65 juta.
Perkembangan Ekonomi Syariah di Indonesia
Ekonomi Syariah pertama kali hari di Indonesia saat Bank Muamalat berjalan pada tahun 1991 yang merupakan Bank Syariah pertama di Indonesia.
TNI Bantu Ekonomi Warga Aceh Utara dengan Ternak Maggot
Ulat maggot punya banyak manfaat yaitu selain berguna bagi lingkungan, ulat maggot juga dapat bernilai ekonomis
0
Penduduk Asli Pertama Amerika Jadi Bendahara Negara AS
Niat Presiden Joe Biden untuk menunjuk Marilynn “Lynn” Malerba sebagai bendahara negara, yang pertama dalam sejarah Amerika Serikat (AS)