Jeneponto - Kematian Sina, warga Desa Kampala, Kecamatan Arungkeke, Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan akibat tenggelam menyisahkan rasa sedih yang mendalam bagi keluarga, sahabat serta tetangga yang ditinggalkan.
Karena kematian bapak dua anak ini begitu cepat, dan tidak terbayangkan sebelumnya, jika Sina meninggal dunia karena tenggelam, dan jazatnya ditemukan mengambang. Awing, keluarga korban masih tak percaya, jika Sina sudah meninggal dunia dan masih terbayang sosok almarhum semasa hidupnya.
"Almarhum semasa hidupnya suka bercanda dan sering membantu orang yang sedang mebutuhkan bantuan tanpa imbalan,"kata Awing
Awing pun bercerita tentak sosok Sina, dimana saat itu pernah meminta tolong kepada Almarhum untuk membantu memasang jaring rumput laut dilahan miliknya.
Almarhum semasa hidupnya suka bercanda dan sering membantu orang yang sedang mebutuhkan.
"Meski Almarhum saat itu sedang capek usai memasang jaring rumput lautnya tapi dia tetap ingin membantu untuk memasang jaring rumput laut,"ungkap Awing Kepada Tagar
Kejadian itu, kata Awing menjadi kenangan bersama Alharhum semasa hidupnya dan membuatnya sedih jika mengigat masa itu.
Dia mengaku kesedihan yang dirasakan tidak seberapa dibandingkan kesedihan yang dialami istri dan anak-anak Almarhum.
"Almarhum Sina punya dua anak, laki-laki dan perempuan. Laki-laki bernama Arman Umur 9 tahun, dan peremuan bernama Bunga Umur 3 tahun,"sedihnya
Diketahui sebelumnya pada hari Sabtu, 25 Januari 2020, Suami Ati dikabarkan tenggelam saat pergi melaut usai memasang jaring rumput dilahan miliknya yang berjarak dua mil dari bibir pantai.
"Saat itu korban pergi memasang jaring rumput laut bersama saudaranya bernama mansyur sekitar pukul 07.00 wita. Usai memasang jaring sekitar pukul 08.00 mereka berdua pulang kerumahnya menggunakan perahu sampan,"kata Syahrul
Lanjut Syahrul, setelah korban beberapa menit berada dirumah, korban kembali dipantai karsut untuk melaut mencari ikan tanpa sepengatahuan saudaranya mansur.
"Korban yang tak kunjung pulang dari melaut, sehingga Mansur saudara korban khawatir dan akhirnya pergi mencari diarea pantai karsut, dan melihat perahu (Sani) sudah tidak ada diatas perahu,"jelasnya
Mansyur yang panik, kata syahrul berupaya mencari, namun tidak menemukan sodaranya Sina, sehingga meminta bantuan kepada nelayan untuk membantu mencari.
"Namun hasil sama, Sina tak kunjung ditemukan,"katanya
Bahkan, lanjutnya team Basarnas Kabupaten Bantaeng dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Jeneponto sudah diterjunkan melakukan pencarian. "Namun hasilnya juga sama, Korban juga belum ditemukan,"bebenya
Setelah pencarian dilakukan selama beberapa jam, belum juga membuahkan hasil. Pencarian pun dihentikan karena kondisi sudah menjelang malam. Dan akan dilanjutkan pencarian esok hari.
Memasuki hari Minggu tanggal 26 Januari 2019 sekitar pukul 07.00 wita tim Basarnas Bantaeng Bersama Nelayan yang tak lain keluarga korban kembali melakukan pencurian dilokasi korban diduga tenggelam.
Selama lima jam dilakukan pencarian, korban berhasil ditemukan dalam keadaan sudah tidak bernyawa.
"Dia ditemukan meninggal dunia oleh saudaranya sendiri bernama Manca sekitar pukul 12.00 wita dalam keadaan berdiri mengambang di kedalaman sekitar 5 meter dibawah laut,"kata Kasubaq Humas Polres Jeneponto, AKP Syahrul
Jenazah korban langsung dievakuasi kedarat menggunakan perahu dan dimasukkan kedalam kantong Jenazah. Selanjutnya Jenazah korban digotong ke rumah duka di Desa Kampala, Kecamatan Arungkeke, Jeneponto untuk disemayamkan.
Sejauh ini belum diketahui penyebab korban terjatuh dari atas perahu miliknya. []