Sosok Guru Besar UGM Positif Covid-19 yang Meninggal

Di mata sivitas UGM Yogyakarta, almarhum Prof. Iwan dikenal sosok yang santun, berbicara lembut dan solitif dalam menghadapi persoalan.
Guru Besar UGM Yogyakarta Profesor Iwan Dwiprahasto (Foto: istimewa)

Yogyakarta - Guru besar Universitas Gadjah Mada (UGM) Profesor Iwan Dwiprahasto tutup usia pada umur 58 tahun di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr Sardjito sekitar pukul 00.04 WIB pada Selasa, 24 Maret 2020.

Sebelumnya, guru besar dari Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FKKMK) UGM dinyatakan positif Covid-19 pada Rabu, 18 Maret 2020. Jenazah almarhum dikebumikan di Pemakaman Sawit Sari UGM, usai menerima penghormatan terakhir dari sejumlah kerabat di Balairung UGM.

Rektor UGM, Profesor Panut Mulyono mengatakan, seluruh keluarga besar sivitas akademika UGM berduka atas meninggalnya seorang guru besarnya. "Pada hari ini guru kami, pemimpin kami, dan salah satu putra terbaik UGM dan Indonesia telah dipanggil oleh Tuhan Yang Maha Kuasa,” kata dia, Selasa, 24 Maret 2020.

Atas nama keluarga besar UGM, Panut menyampaikan rasa duka yang mendalam kepada keluarga almarhum beserta seluruh keluarga. “Semoga Almarhum Prof. Iwan Dwiprahasto memperoleh tempat yang paling mulia di sisi Allah SWT, dan keluarga yang ditinggalkan memperoleh ketabahan untuk melanjutkan perjuangan kepemimpinan Almarhum Prof. Iwan Dwiprahasto,” katanya.

Rektor mengungkapkan, almarhum adalah salah satu pakar dan putra terbaik yang dimiliki oleh bangsa Indonesia dan UGM khususnya. Semasa hidupnya, ia telah memberikan banyak pemikiran dalam bidang kedokteran, khususnya bidang Farmakologi.

Dalam berbagai kesempatan, Guru Besar UGM yang dikukuhkan pada 7 Januari 2008 ini mengajak para profesional kesehatan untuk senantiasa mengacu pada bukti-bukti ilmiah terkini untuk menjaga kesehatan masyarakat. Keeping up to date bukanlah sekadar slogan tapi merupakan prasyarat fundamental dalam implementasi Evidence Based Medicine (EBM).

Di samping memberikan sumbangsih yang besar bagi pengembangan keilmuan di bidang kedokteran, ia juga berperan dalam pengembangan UGM melalui kiprahnya sebagai pimpinan di tingkat fakultas dan universitas, salah satunya sebagai Wakil Rektor pada periode kepemimpinan sebelumnya.

Selama menjabat sebagai Wakil Rektor, almarhum memberikan terobosan-terobosan baru khususnya untuk peningkatan kualitas pendidikan dan pengajaran di UGM.

“Bagi UGM, sumbangsih beliau begitu besar baik bagi pengembangan universitas dengan aktifnya beliau sebagai pimpinan fakultas dan universitas selama bertahun-tahun. Selama hidupnya Prof. Iwan Dwiprahasto kita kenal sebagai sosok yang santun, selalu berbicara lemah lembut, disiplin, dan solutif dalam menghadapi berbagai persoalan,” kata Panut.

Kehilangan atas kepergian Beliau, katanya, adalah kehilangan yang sangat mendalam bagi keluarga besar UGM. Namun, almarhum telah meninggalkan banyak kebaikan selama hidupnya, yang perlu dilanjutkan oleh para penerusnya di UGM.

Selama hidupnya Prof. Iwan Dwiprahasto kita kenal sebagai sosok yang santun, selalu berbicara lemah lembut, disiplin, dan solutif dalam menghadapi berbagai persoalan.

Sivitas UGM, menurutnya, memiliki tugas yang cukup berat untuk mampu meneruskan perjuangan beliau, mengembangkan ilmu yang telah beliau tinggalkan, dan meneruskan memajukan UGM.

“Marilah kita berdoa semoga Allah SWT memberikan ampunan atas dosa-dosa Almarhum, melipat gandakan amal ibadah Almarhum dan memberikan tempat yang paling mulia. Kepada seluruh keluarga yang ditinggalkan, semoga diberikan kekuatan ketabahan iman dalam menghadapi cobaan yang berat ini,” ujarnya.

Prosesi pemakaman Guru Besar Prof Iwan DwiprahastoProsesi pemakaman Guru Besar Prof Iwan Dwiprahasto di Pemakaman Sawit Sari UGM pada Selasa, 24 Maret 2020. (Foto: Dok. Humas UGM Yogyakarta

Plh Direktur RSUP Dr Sardjito, Rukmono Siswishanto menuturkan, Prof Iwan memang sudah diketahui positif Covid-19 dan di ruang ICU ia meninggal dunia. Selain itu, almarhum punya penyakit komorbit. "Dia ada penyakit bawaan yang semakin memperparah kondisinya saat dirawat di ruang ICU," jelasnya.

Namun begitu, pihaknya enggan menjelaskan penyakit bawaan yang diidap almarhum. Pasalnya, hal itu merupakan permintaan keluarga dan sebagai data rahasia pasien. "Jadi tidak bisa kami sampaikan apa penyakitnya," kata dia.

Orang-orang yang pernah berinteraksi dengannya, lanjut dia, terutama istrinya yaitu Profesor Adi Utarini juga sudah dilakukan pemeriksaan swab (dahak) tenggorokan. Hasil dari laboratorium menunjukkan bahwa Prof Uut, sapaan akrab Adi Utarini, tidak terkena virus Corona. "Hasilnya negatif," katanya.

Sebelumnya Wakil Rektor Bidang Kerja Sama dan Alumni UGM, Paripurna Poerwoko Sugarda membenarkan Prof Iwan Dwiprahasto, 58 tahun, positif mengidap virus Corona (Covid-19). Pihak keluarga tidak keberatan namanya dipublikasikan perihal sakit yang dideritanya.

"Atas izin dari pihak keluarga, maka nama yang bersangkutan boleh untuk disampaikan ke publik. Kami mengkonfirmasikan atas nama rektor bahwa yang bersangkutan sedang dirawat di RSUP Dr Sardjito," katanya dalam dalam jumpa pers yang diadakan di RSUP Dr Sardjito pada Rabu, 18 Maret 2020.

Dia mengatakan, meski mengizinkan nama dipublish, pihak keluarga meminta semua pihak untuk menghormati privasinya agar mempercepat proses kesembuhannya.[]

Baca Juga:

Berita terkait
Guru Besar UGM Yogyakarta Positif Covid-19 Meninggal
Guru Besar UGM Yogyakarta yang positif mengidap virus Corona, Prof Dr Iwan Dwiprahasto, meninggal dunia di RSUP Sardjito.
Guru Besar UGM Yogyakarta Positif Corona
Guru besar UGM Yogyakarta positif Corona. Saat ini dirawat di RSUP Sardjito.
Penjelasan RSUP Sardjito soal Periksa Corona Mandiri
RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta klarifikasi soal layanan tes virus Covid-19 mandiri.
0
Anak Elon Musk Mau Mengganti Namanya
Anak CEO Tesla dan SpaceX, Elon Musk, telah mengajukan permintaan untuk mengubah namanya sesuai dengan identitas gender barunya