Bukti Sejarah, Mereduksi Pancasila Membawa Bangsa Terpuruk

Siapapun, termasuk rezim pemerintahan kapan pun, jika menggeser dan mereduksi Pancasila, pasti membawa pada keterpurukan bangsa dan negara.
Anggota MPR RI dari DIY Cholid Mahmud (tengah) saat berdiskusi tentang Pancasila di Kantor DPD RI Perwakilan DIY, Minggu, 7 Februari 2021. (Foto: Istimewa)

Yogyakarta - Rumusan PPKI tentang Pancasila pada 18 Agustus 1945 sebagai konsensus nasional para pendiri bangsa. Hendaknya tidak digeser ke kiri atau ke kanan atau direduksi menjadi sangat sekuleristik sehingga dipertetangkan dengan niali-nilai agama. Para pendiri bangsa dan negara dahulu adalah para tokoh nasional dan tokoh ulama pemimpin ummat di zamannya.

Anggota MPR RI dari Daerah Istimewa Yogyakarta Cholid Mahmud mengatakan, para pendiri bangsa sudah sangat arif dan berjiwa besar menyepakati rumusan Pancasila. Dinamika perdebatan dasar negara di masa kemudian, telah diakhiri dengan Dekrit Presiden Soekarno, 5 Juli 1959 yang menegaskan bahwa Piagam Jakarta menjiwai dan menjadi suatu rangkaian kesatuan dari konstitusi negara Indonesia.

Baca Juga:

"Siapapun, termasuk rezim pemerintahan kapan pun, jika menggeser dan mereduksi dasar negara Pancasila terbukti dalam sejarah, pasti membawa pada keterpurukan pada kehidupan berbangsa dan bernegara," katanya dalam acara Sosialisasi Tata Kehidupan berbangsa dan Bernegara MPR RI di Kantor DPD RI DIY, Jalan Kusumanegara 133, Kota Yogyakarta, Minggu, 7 Februari 2021.

Acara ini dihadiri oleh para pemuda dan tokoh mahasiswa DIY dengan menggunakan protokol kesehatan standar di antara memakai masker dan posisi tempat duduk dibuat berjarak. Dalam acara ini juga dihadirkan sebagai nara sumber alumnus Program Pendidikan Lemhanas (PPRA), Angkatan LX, Tahun 2020, Wajdi Rahman.

Siapapun, termasuk rezim pemerintahan kapan pun, jika menggeser dan mereduksi dasar negara Pancasila terbukti dalam sejarah, pasti membawa pada keterpurukan.

Menurut Cholid, jika ada mereduksi, ahirnya, bukan kemajuan dan kemakmuran yang dicapai, tetapi penghamburan energi anak bangsa, percekcokan nasional dan keterbelahan dalam kehidupan bernegera. Semua komponen bangsa perlu menyadari saatnya beraksi mengamalkan niali-nilai Pancasila hasil konsensus pendiri bangsa dengan konsisten. "Bukan hanya dalam retorika kata-kata semata, tetapi dalam kebijakan, kebersikapan, dan dalam perbuatan nyata sehari-hari kita,” tegasnya.

Sementara itu, Wajdi Rahman dalam kesempatan itu menguraikan tentang sila-sila Pancasila. Sila pertama sejatinya menuntut setiap warga bangsa mengakui Tuhan yang Maha Esa sebagai pencipta dan tujuan akhir, baik dalam hati dan tutur kata maupun dalam tingkah laku sehari-hari. "Konsekuensinya adalah Pancasila menuntut umat beragama dan berkepercayaan untuk hidup rukun walaupun berbeda keyakinannya," ungkapnya.

Baca Juga:

Sila kedua, intinya mengajak masyarakat mengakui dan memperlakukan setiap orang sebagai sesama manusia yang memiliki martabat mulia serta hak-hak dan kewajiban asasi. Sila ketiga, menumbuhkan sikap masyarakat mencintai Tanah Air, bangsa, dan negara Indonesia, ikut memperjuangkan kepentingan-kepentingannya, dan mengambil sikap solider serta loyal terhadap sesama warga negara.

Sila keempat, mengajak masyarakat untuk bersikap peka dan ikut serta dalam kehidupan politik dan pemerintahan negara, paling tidak secara tidak langsung, bersama sesama warga atas dasar persamaan tanggung jawab sesuai dengan kedudukannya masing-masing. Sila kelima, mengajak masyarakat aktif dalam memberikan sumbangan yang wajar sesuai dengan kemampuan dan kedudukan masing-masing kepada negara demi terwujudnya kesejahteraan umum, yaitu kesejahteraan lahir dan batin selengkap mungkin bagi seluruh rakyat Indonesia. []

Berita terkait
PDIP: FPI Preman Berjubah Agama Bertentangan dengan Nilai Pancasila
Anggota DPR dari Fraksi PDI Perjuangan (PDIP) Muchamad Nabil Haroen menilai FPI preman berjubah agama dan bertentangan dengan nilai Pancasila.
A.M Hendropriyono: Arah Rizieq Shihab Ingin Mengingkari Pancasila
Mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) A.M Hendropriyono mengaku sejak lama ikuti diskursus Habib Rizieq Shihab dan FPI arah ingkari Pancasila.
Megawati Dorong PPI Jadi Benteng Pertahanan Pancasila
Ketua Dewan Pengarah BPIP Megawati Soekarnoputri mendorong Purna Paskibraka Indonesia (PPI) untuk menjadi benteng Pertahanan Pancasila.