Sinyal CVR Black Box Lion JT 610 Lemah Bukan Karena Lumpur

Ketua KNKT, Soerjanto Tjahjanto menyampaikan perkembangan proses pencarian black box Cockpit Voice Recorder (CVR) pesawat Lion Air JT 610.
Tim SAR gabungan menyerahkan turbin, roda dan sejumlah barang-barang temuan dari jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 kepada KNKT untuk dilakukan investigasi lebih lanjut. (Foto: Antara/Dhemas Reviyanto)

Jakarta, (Tagar 13/11/2018) - Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), Soerjanto Tjahjanto menyampaikan perkembangan proses pencarian black box Cockpit Voice Recorder (CVR) pesawat Lion Air JT 610.

KNKT dan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) telah melakukan simulasi. Untuk membuktikan dugaan lemahnya sinyal ping pada black box CVR akibat tertimbun lumpur.

Simulasi tersebut dilakukan KNKT dan BPPT dengan meletakan alat pinger di dalam lumpur laut. Pinger tersebut tetap berfungsi dengan memberikan sinyal ping meski telah tertimbun di dalam lumpur.

"Kami kemarin sampai mengadakan simulasi ada satu pinger kita ikat di pipa dan masukkan ke dalam lumpur. Terus kita coba kita dengarkan dan ternyata masih bisa dideteksi. Jadi asumsi selama ini bahwa kemungkinan kalau masuk lumpur pinger tidak bekerja, itu sudah hilang," tutur Soerjanto di Gedung Kementerian Perhubungan, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Senin (12/11) di kutip laman Antaranews.

Soerjanto menduga lemahnya sinyal ping black box CVR karena alat pinger telah rusak ketika terjadi kecelakaan. Akibatnya, sinyal ping yang sempat muncul lama-lama melemah dan hilang.

"Artinya kalau sekarang pingernya tidak bekerja kemungkinan waktu pesawat mengalami kecelakaan, pinger ini juga mengalami kerusakan. Sehingga lama kelamaan sinyalnya makin melemah dan hilang," ucapnya.

Lebih lanjut, Soerjanto mengungkapkan pihaknya terus berupaya dan menyusun strategi untuk menemukan black box CVR. KNKT sedang mendatangkan kapal yang dilengkapi peralatan canggih seperti, Remotely Operated Vehicles (ROV), Multibeam echosounder, Side Scan Sonar, Magneto Meter, dan Sub-Bottom Profiling.

"Kami sedang menyusun strategi bagaimana menemukan CVR, sebab CVR ini sangat diperlukan dalam proses investigasi untuk dikaitkan dengan data-data di black box Flight Data Recorder (FDR) yang sudah mulai dianalisa," tutupnya.[]

Berita terkait