Sikap Partai Golkar soal Wacana PSBB di Yogyakarta

Kunci memutus mata rantai Covid-19 adalah kedisiplinan. Fraksi Golkar menegaskan jika warga tidak disiplin, dukung diterapkan PPSB di Yogyakarta.
Fraksi Partai Golkar DPRD DIY saat memberikan keterangan pers soal wacana PSBB di Yogyakarta. (Foto: Tagar/Ridwan Anshori)

Yogyakarta - Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X melontarkan pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di Yogyakarta jika warga tidak disiplin terhadap protokol kesehatan. Bagaimana respons Partai Golkar?

Ketua Fraksi Parta Golkar DPRD DIY Rani Widayati mengatakan, kebijakan pemerintah untuk di rumah saja, tanpa disertai kedisiplinan masyarakat serta pengawasan ketat dari pemerintah akan semakin membuat pandemi Covid-19 akan lama berakhir. Imbauan pemerintah, tokoh agama dan masyarakat tidak kurang-kurang mengajak warga tetap di rumah.

Namun, jika hanya imbauan tanpa disertai sanksi tegas, tentunya tidak akan memberikan dampak signifikan dalam memutus mata rantai penularan Covid-19. Tingkat kedisiplinan masyarakat Indonesia, termasuk Yogyakarta relatif masih kurang.

Menurut dia, kunci memutus mata rantai penyebaran Covid-19 adalah kedisiplinan. Tingkat disiplin yang rendah potensi kasus Coronavirus melonjak terbuka lebar.

Menurut dia, sampai saat ini jumlah orang terkonfirmasi positif Covi-19 di DIY berjumlah 188 orang. Sedangkan orang yang meninggal dunia karena Covid-19 berjumlah 7 orang (3,7%). Sangat dimungkinkan kasus positif akan terus bertambah setelah diketemunkannya klaster Indogrosir Sleman.

Melihat kondisi peningkatan yang signifikan kasus Covid-19 di DIY perlu menjadi perhatian serius. Sementara di lapangan, masyarakat mulai banyak keluar rumah, jalan mulai banyak diramaikan oleh orang-orang, masih banyak aktivitas masyarakat yang melakukan kegiatan Ramadan, seperti salat lima waktu di masjid, Tarawih berjamaah di masjid.

Fraksi Partai Golkar DIY mendukung pernyataan Gubernur DIY Sri Sultan HB X yang mewajibkan warga pakai masker, jika membandel Pemda DIY akan melakukan PSBB.

Belum disiplinnya masyarakat mematuhi aturan untuk di rumah saja, tentunya akan menjadikan semakin lama kasus pandemi Covid-19 berakhir di DIY. Banyak orang yang mulai keluyuran tanpa tujuan yang jelas di luar rumah, yang mempunyai risiko untuk menularkan Covid-19 kepada orang lain.

"Banyak kasus penularan Covid-19 terjadi dari orang yang sehat dan tanpa gejala (OTG) melakukan kontak fisik dengan orang lain, seperti kasus Indogrosir. Justru penularan dari OTG yang membayakan dan akan memperbanyak kasus Covid-19 di DIY," kata Rani di Yogyakarta, Sabtu 16 Mei 2020.

Rani mengatakan, sejak diberlakukannya Darurat Covid-19 oleh Pemda DIY pada 20 Maret 2020 terjadi peningkatan positif Covid-19 yang signifikan. Pemda DIY perlu memikirkan langkah strategis dan tegas dalam memutus mata rantai Covid-19. Pemda DIY perlu mempertegas pengawasan protokol Covid 19 di pusat pembelanjaan, pasar tradisonal, supermarket, maupun tempat-tempat lain.

Apalagi menjelang Lebaran, banyak orang mudik dari zona merah di wilayah DIY, yang tentunya akan semakin berpotensi besar dalam penyebaran Covid -19. Karena dipastikan transmisi lokal akan semakin banyak terjadi. 

"Oleh karena itu, Fraksi Partai Golkar DIY mendukung pernyataan Gubernur DIY Sri Sultan HB X yang mewajibkan warga pakai masker, jika membandel Pemda DIY akan melakukan PSBB," katanya. []

Baca Juga:

Berita terkait
Yogyakarta Sepakat Salat Idul Fitri di Rumah
Dalam maklumat bersama, Yogyakarta sepakat salat Idul Fitri dilaksanakan di rumah masing-masing.
Pemudik ke Yogyakarta Justru Naik Saat Corona
Arus lalu lintas yang masuk Yogyakarta dan Bantul mengalami kenaikan dibanding hari biasanya.
Stok APD Aman Hadapi Lonjakan Covid-19 di Yogyakarta
Yogyakarta memastikan stok APD untuk tenaga medis aman dalam menghadapi prediksi lonjakan kasus Covid-19.
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.