TAGAR.id, Jakarta - Siapa nama ajudan Ferdy Sambo yang ancam bunuh Brigadir J. Namanya sudah diketahui tapi belum dipublikasikan. Ajudan itu bukan Bharada E.
Keterangan awal polisi, Brigadir J tewas dalam adu tembak dengan Bharada E di rumah Ferdy Sambo, Jumat, 8 Juli 2022.
Fakta baru muncul bahwa ada ajudan Ferdy Sambo ancam bunuh Brigadir J pada Juni 2022. Ancaman berlanjut hingga satu hari sebelum kematian Brigadir J, Kamis, 7 Juli 2022.
Ancaman pembunuhan dari ajudan Sambo yang belum disebutkan namanya itu terekam dalam jejak digital elektronik, dan rekaman itu sudah disita penyidik sebagai barang bukti.
Orang yang mengancam ini saya sudah kantongi namanya. Kalau pernah lihat sejumlah foto yang mereka foto bersama itu salah satu yang mengancam itu ada dalam foto itu. Yang jelas bukan Bharada E.
Fakta baru tersebut disampaikan Kamaruddin Simanjuntak, kuasa hukum keluarga Brigadir J, kepada wartawan, Senin, 25 Juli 2022.
"Orang yang mengancam ini saya sudah kantongi namanya. Kalau pernah lihat sejumlah foto yang mereka foto bersama itu salah satu yang mengancam itu ada dalam foto itu. Yang jelas bukan Bharada E," kata Kamaruddin.
Kamarudin mengatakan ancaman pembunuhan dari seseorang yang adalah ajudan Ferdy Sambo tersebut diceritakan Brigadir J kepada seseorang yang masih dirahasiakan identitasnya.
Brigadir J menceritakan ancaman itu sampai menangis karena takut dibunuh.
Kamaruddin menyebut seseorang kepada siapa Brigadir J bercerita tentang ancaman pembunuhan itu sebagai saksi yang sangat spektakuler. Identitas dirahasiakan demi keselamatannya.
"Ada saksi yang sangat spektakuler. Nah saksi ini menyimpan rekaman elektronik di dalam rekaman elektronik ini ada ancaman pembunuhan dari bulan Juni 2022. Ancaman pembunuhan itu terus berlanjut hingga akhir tanggal 7 Juli 2022," kata Kamaruddin.
Kepada seseorang tersebut, Brigadir J sempat menyampaikan salam perpisahan.
"Saking takutnya almarhum ini sampai dia menangis curhat dia akan dibunuh. Dan dia sudah mengucapkan kata-kata perpisahan bahwa dia sudah yakin dia dibunuh," kata Kamaruddin.
Bukti rekaman elektronik berisi ancaman pembunuhan terhadap Brigadir J telah disita penyidik, kata Kamaruddin.
"Ancamannya adalah kata-katanya begini 'kalau dia berani naik ke atas dihabisi dia, dibunuh dia' begitu. Dia itu maksudnya Brigadir Nopryansah Yosua Hutabarat," kata Kamaruddin.
Nopryansah Yosua Hutabarat adalah nama asli Brigadir J.
Keluarga Brigadir J melalui Kamaruddin Simanjuntak telah melaporkan kematian Brigadir J sebagai kasus pembunuhan berencana ke Bareskrim Polri.
Laporan keluarga Brigadir J tersebut telah diproses. Statusnya sudah naik dari penyelidikan ke penyidikan. Peningkatan status perkara setelah penyidik menemukan adanya unsur pidana.
Kematian Brigadir J dilingkupi banyak misteri. Keterangan awal polisi menyebut ada tujuh luka tembakan di badannya.
Tapi keluarga menemukan 13 luka di badan Brigadir J, termasuk luka lilitan di leher seperti habis dicekik.
Keluarga menduga itu bukan insiden tembak menembak, tapi pembunuhan yang direncanakan dengan siksaan. []