Jakarta - Jokowi dan Barack Obama mempunyai shio sama, yaitu kerbau. Jenis unsurnya juga sama, yaitu besi. Jokowi bernama lengkap Joko Widodo lahir 21 Juni 1961. Barack Obama lahir 4 Agustus 1961. Jokowi adalah Presiden ketujuh Indonesia, menjabat 20 Oktober 2014 hingga 20 Oktober 2024. Barack Obama adalah Presiden ke-44 Amerika Serikat, menjabat 20 Januari 2009 hingga 20 Januari 2017.
Nama-nama terkenal lain yang shionya sama dengan Jokowi di antaranya George Clooney, Keira Knightley, Bruno Mars, Larry Page, Chris Paul, Wayne Rooney, Michael Phelps, Wengie, Albert Camus, Charlie Chaplin, Bernard Arnault, Sergey Brin, Walt Disney, Vincent Van Gogh, Eugene Lee Yang, Arden Cho, David Hockney, Toby Turner, Peter Paul Rubens, Diana Princess of Wales, Cédric Villani, Dominic Sandoval, Mylène Farmer, Marc Lévy, Napoleon I, King Henri Iv Of France.
Orang bershio kerbau cenderung keras kepala, pekerja keras, jujur, dan fleksibel. Sebagian besar orang bershio kerbau selalu mengutamakan kesempurnaan dalam bekerja, dan mengharapkan orang lain juga melakukan hal yang sama.
Shio kerbau melambangkan kemakmuran melalui kegigihan dan kerja keras. Banyak orang yang lahir dengan shio ini cenderung dapat diandalkan, tenang, dan metodis.
Pemilik shio kerbau cenderung sabar, pekerja keras, dan berpegang terus pada hal-hal yang rutin dan sudah menjadi tradisi umum. Meskipun kerbau memiliki pikiran yang luas dan merupakan pendengar yang baik, ada kalanya sulit untuk mengubah pendapatnya.
Shio kerbau cenderung keras kepala dan memiliki prasangka yang kuat. Karena karakternya inilah, mereka dapat dipercaya dan sering memegang posisi sebagai penguasa.
Orang yang lahir dengan shio kerbau cenderung bersifat sistematis. Ia patuh terhadap pola-pola yang sudah mapan dan rasa penghargaannya terhadap tradisi besar sekali. Mereka memperoleh kesuksesan dengan kegigihan dan dedikasi.
Presiden Jokowi dan Barack Obama di Grand Garden Cafe, kawasan Kebun Raya Bogor, Jumat, 30 Juni 2017. (Foto: Istana Kepresidenan/Agus Suparto)Tiga Legenda Shio
Dua belas binatang dalam shio terbentuk pada masa awal peradaban Tiongkok, sehingga sangat sulit menelusuri asal-muasalnya. Banyak versi cerita mengenai penetapan dua belas hewan ini menjadi bagian dari shio.
Legenda pertama mengisahkan Kaisar Giok menitahkan bahwa tahun-tahun dalam penanggalan akan dinamai dengan nama-nama hewan berdasar urutan mereka sampai ke kediamannya. Untuk mencapai tempat tujuan, hewan-hewan tersebut harus menyeberang sebuah sungai. Kucing dan tikus tidak bisa berenang, tapi mereka pandai, dan meminta tumpangan pada kerbau. Kerbau yang baik hati dan naif mempersilakan mereka naik di punggungnya.
Legenda kedua mengatakan kerbau bersedia memberi tumpangan agar bisa mendengar nyanyian tikus. Saat kerbau sudah hampir sampai ke tepi, tikus mendorong kucing hingga jatuh ke sungai, kemudian segera turun dari punggung kerbau dan mendahuluinya menemui Kaisar Giok. Hal ini menjadikan tikus sebagai hewan pertama dalam shio, diikuti kerbau. Meski kuat, macan sempat terseret arus ke hilir sehingga dia datang di urutan ketiga.
Hewan keempat yang datang adalah kelinci yang menyeberang dengan melompati batu-batu yang ada. Dia sempat kehilangan pijakan di tengah jalan, tetapi beruntung menemukan kayu yang mengapung untuk pegangan yang mengantarkan kelinci ke tepi.
Meski dapat terbang dengan cepat, naga baru tiba setelah kelinci karena harus menurunkan hujan terlebih dulu di suatu desa, juga membantu kelinci yang saat itu berpegangan di kayu dengan mengembuskan napas sehingga kelinci dapat terdorong ke tepi.
Kuda tiba setelah naga, tapi dia terkejut melihat ular yang bersembunyi di tapal kuda tiba-tiba muncul, menjadikannya jatuh dan memberi ular tempat keenam. Kuda sendiri berada di urutan ketujuh. Setelahnya, kambing, monyet, dan ayam tiba bersama-sama. Ayam menemukan rakit untuk menyeberang, sedangkan monyet dan kambing menyeret dan menarik rakitnya, berusaha menyingkirkan semua rumput liar.
Kaisar Giok berkenan atas kerja sama mereka, kemudian menyatakan kambing sebagai hewan kedelapan, monyet sebagai hewan kesembilan, dan ayam sebagai hewan kesepuluh.
Hewan kesebelas yang datang adalah anjing. Meski pelari dan perenang yang baik, anjing menghabiskan waktunya untuk bermain di air. Babi tiba di urutan kedua belas yang sebelumnya dia makan terlebih dahulu dan jatuh tertidur di tengah perjalanan. Kucing yang sudah tenggelam tidak dimasukkan menjadi anggota dua belas shio, dan dikatakan ini menjadi alasan kucing selalu memburu tikus.
Legenda ketiga mengisahkan suatu hari Dewa mengumumkan akan mengadakan jamuan yang dilangsungkan esok hari. Namun tikus membohongi kucing dan mengatakan bahwa jamuan dilangsungkan lusa. Pada hari yang ditetapkan, dua belas hewan mendatangi jamuan dewa, tidak termasuk kucing yang mengira bahwa jamuan masih dilangsungkan besok.
Dalam Buddha dikisahkan Gautama Buddha mengundang semua hewan di dunia untuk menemuinya sebelum dia pergi dari bumi, tapi hanya 12 binatang yang menghadiri undangannya. Untuk menghargai kedatangan mereka, Buddha menamakan tahun dengan nama mereka sesuai urutan kedatangan 12 binatang tersebut. []
Baca juga:
- Kegiatan Jokowi di Hari Ulang Tahun Selama Jadi Presiden
- Ultah ke-59, Ini Fakta Unik Tentang Presiden Jokowi
