Yogyakarta - Shinta Nuriyah Wahid bersama Gusdurian (para murid, pengagum, dan penerus pemikiran dan perjuangan Gus Dur), Jaringan Lintas Iman, Jaringan Lintas Agama serta Forum Komunikasi Umat Beragama, menggelar sahur bersama di Kelenteng Poncowinatan Yogyakarta, Senin 19 Mei 2019.
Dalam kegiatan Islami yang diselenggarakan di rumah ibadah Konghucu itu Shinta Wahid mengatakan, kegiatan sahur bersama yang telah berlangsung selama dua puluh tahun adalah demi memupuk, dan merawat kebhinekaan Indonesia. Lokasi yang digunakan berpindah-pindah, tergantung pesertanya.
Kaum marginal dan minoritas perlu digandeng sebagai upaya merawat kebangsaan dan Kebhinekaan.
"Kalau sahur bersama bakul pasar ya di pasar, sahur bersama kuli bangunan ya di kolong jembatan, sahur dengan pengamen ya di pinggir jalan," kata Shinta, Senin 19 Mei 2019.
Istri mantan Presiden ke-4 Gus Dur ini menegaskan, sahur bersama tersebut dilaksanakan dengan kaum marginal dan minoritas. "Kaum marginal dan minoritas perlu digandeng sebagai upaya merawat kebangsaan dan Kebhinekaan," tegasnya.
Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi mengaku bangga karena kegiatan tersebut bisa menguatkan citra Kota Yogyakarta sebagai kota yang adem ayem dan toleran.
"Semoga sahur bersama ini semakin menguatkan Yogyakarta sebagai kota toleran," kata dia.
Lebih lanjut, menurut Heroe, sebagai upaya silaturahmi budaya, agama, seni dan masyarakat, Pemkot Yogyakarta akan menggelar Golong Gilig Jogja Budaya. Acara tersebut merupakan asimilasi budaya yang memadukan musik barat dengan gamelan dalam iringan Tari gagrak mataram. []
Baca juga: