TAGAR.id - Hampir 10 tahun berhenti beroperasi, kini penumpang bisa lagi naik kereta malam dari Berlin (Jerman) ke Paris (Prancis) dan sebaliknya. Deutsche Bahn mengatakan layanan ini sudah dipesan banyak orang selama masa liburan natal tahun baru.
Kereta malam, di mana penumpang bisa tidur semalaman di kereta, mulai beroperasi lagi dari Berlin menuju Paris Senin (11/12/2023) malam – setelah lebih sembilan tahun berhenti beroperasi.
Perjalanan akan memakan waktu 15 jam dengan tiket dijual mulai dari harga sekitar 30 euro (setara dengan Rp 503.580,60). Pada awalnya, kereta malam ini akan beroperasi tiga kali seminggu dengan target beroperasi setiap malam mulai Oktober 2024.
Kereta malam yang dihidupkan kembali ini merupakan hasil kemitraan antara operator kereta api nasional Jerman, Deutsche Bahn, dan kereta api nasional Prancis SNCF. Kereta apinya sendiri disediakan oleh Nightjet dari perusahaan kereta api Austria, ÖBB.
Pemesanan langsung melonjak
"Tiket untuk jalur kereta malam baru ini sudah dipesan dan nyaris tidak tersisa untuk masa liburan," kata pihak kereta api Jerman, Deutsche Bahn. Hanya setelah liburan natal dan tahun baru akan ada lagi "kapasitas kosong yang cukup".
"Pada dasarnya, segera setelah kami meluncurkan jalur kereta malam yang baru bersama dengan mitra kereta api kami, terjadi lonjakan pemesanan yang nyata,” kata Deutsche Bahn.
Bersama dengan beberapa mitra operator kereta api di Eropa, Deutsche Bahn juga berencana menawarkan koneksi dengan tujuan yang menghubungkan 13 kota Eropa yang memiliki lebih dari satu juta penduduk dengan kereta malam.
Kembalinya kereta malam karena penumpang makin sadar lingkungan
Deutsche Bahn menghentikan layanan kereta malam Berlin-Paris pada tahun 2014 karena armada yang secara teknis makin tua dan penurunan permintaan.
Kini minat terhadap kereta malam kembali meningkat pesat di Eropa, karena para pelancong semakin sadar akan dampak lingkungan yang ditimbulkan oleh perjalanan udara.
Namun, kereta malam masih belum dapat sepenuhnya diandalkan secara ekonomi, dan layanan baru ini dimungkinkan dengan subsidi 10 juta euro per tahun dari pemerintah Prancis. [hp/as (dpa, afp)]/dw.com/id. []