Septi, Gajah Betina Berusia 20 Tahun

'Semoga Septi betah di Bengkung, dan dapat bergabung dengan keluarga barunya.'
Gajah betina bernama Septi berumur 2O tahun (di atas truk) ditranslokasikan oleh tim gabungan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh di perkebunan warga di Desa Tangga Besi, Kecamatan Simpang Kiri, Kota Subulussalam, Aceh. (Foto: BKSDA Aceh)

Banda Aceh, (Tagar 11/12/2018) - Gajah betina liar berusia 20 tahun itu selama lima tahun terisolasi di perkebunan warga di Desa Tangga Besi, Kecamatan Simpang Kiri, Kota Subulussalam. Gajah betina itu kemudian diberi nama Septi.

Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh, Sapto Aji Pribowo mengatakan Septi ditangkap menggunakan senjata bius pada Sabtu (8/12), melibatkan 35 personel gabungan dari pihak-pihak relevan. 

Septi selanjutnya ditranslokasi ke habitatnya.

"Upaya translokasi direncanakan sejak 17 bulan lalu, sempat beberapa kali tertunda karena ketiadaan akses ke lokasi pelepasliaran di hutan Bengkung, perbatasan Subulussalam dan Aceh Selatan serta Aceh Tenggara," terang Sapto dalam keterangan, Selasa pagi (11/12).

Sapto menambahkan, pihaknya sempat mendapat ide dari sebuah LSM luar negeri untuk memindahkan Septi dengan menggunakan hekikopter, namun urung dilaksanakan karena persoalan teknis.

"Harapan muncul dengan adanya pembukaan perkebunan yang membuat akses ke Bengkung menjadi terbuka," ujarnya.

Ia menyebutkan membutuhkan waktu tiga hari hingga kemudian tim berhasil menembak bius gajah Septi.

"Gajah yang setengah terbius selanjutnya ditarik menggunakan gajah jinak menuju truk pengangkut pada Minggu subuh, yang kemudian diangkut ke batas perkebunan dengan hutan produksi," katanya.

Kemudian pada Minggu tengah malam, tim menarik gajah Septi menuju Hutan Lindung Bengkung yang berjarak sekitar 20 kilometer.

"Upaya dilakukan tengah malam hingga pagi untuk menghindari sengatan matahari yang bisa membahayakan keselamatan gajah," tutur Sapto.

Akhirnya, Senin (10/12) sekitar pukul 10.00 WIB gajah sampai pada titik pelepasan yang direncanakan. Tim memasang GPS Collar untuk memonitor pergerakan Septi. GPS Collar yang dipasang akan mengirimkan data posisi gajah ke receiver BKSDA melalui satelit.

"Septi diharapkan dapat bergabung bersama kelompok gajah di Bengkung yang diperkirakan ada sekitar 10 ekor," ujarnya.

"Jika Septi bisa bergabung ke kelompok gajah Bengkung, akan sangat bagus untuk meningkatkan keragaman genetis kelompok gajah ini," tambahnya.

Pasca pelepasliaran, BKSDA Aceh bersama mitra menempatkan tim mitigasi yang bertugas mencegah kemungkinan Septi bergerak kembali ke perkebunan.

Selain itu, dibangun parit sepanjang lebih dari lima kilometer untuk mencegah Septi melarikan diri ke perkebunan dan pemukiman warga.

"Semoga Septi betah di Bengkung, dan dapat bergabung dengan keluarga barunya," pungkasnya. []

Berita terkait