Seorang Pria di Siantar Tinggal di Pemakaman Umum

Karena tidak mempunyai rumah, pria warga Pematangsiantar akhirnya memilih tinggal di tempat pemakaman umum.
Maruba Siahaan saat ditemui di TPU Jalan Mual Nauli, Kelurahan Siopat Suhu, Kecamatan Siantar Timur, Kota Pematangsiantar, Sumatera Utara, Rabu, 13 Mei 2020. (Foto: Tagar/Anugerah Nasution)

Pematangsiantar - Karena tidak mempunyai rumah, Maruba Siahaan, 62 tahun, akhirnya memilih tinggal di Tempat Pemakaman Umum (TPU) di Jalan Mual Nauli, Kelurahan Siopat Suhu, Kecamatan Siantar Timur, Kota Pematangsiantar, Sumatera Utara.

Maruba hampir dua tahun tinggal di gubuk yang dibuat sendiri menggunakan terpal bekas baliho calon legislatif berdinding bambu yang banyak ditemui di daerah pemakaman umum tersebut.

Ayah empat anak yang ditemui di sana menceritakan pengalamannya tinggal seorang diri di lokasi yang tak biasa itu. Dalam gubuk sederhana yang dibangunnya itulah Maruba menghabiskan hari dan malam-malam gelapnya tanpa listrik di masa tuanya seorang diri.

"Dulu saya tinggal di Padang. Setelah istri saya meninggal, saya kembali ke Siantar kota kelahiran. Sudah hampir dua tahun tinggal di sini karena mau tinggal di mana lagi, saya tidak punya rumah atau tanah, tinggal sama anak malu," ungkapnya, Rabu, 13 Mei 2020.

Untuk mencukupi kebutuhannya, Maruba menjadi penjaga dan pengggali makam sembari mengumpulkan barang bekas untuk bertahan hidup.

Dia juga memanfaatkan lahan kosong antara makam ke makam lainnya dengan menanam cabai, pisang, dan ubi. Sesekali Maruba menjala ikan di sungai di dekat TPU tempat ia tinggal, untuk dia santap.

Sejak tinggal di sana memang makam jadi bersih, yang dulunya kami saja takut ke sana

"Ya, kadang gali makam, cari barang bekas. Kalau ada keluarga pelayat ziarah saya bersihkan makam, terus menjala ikan di sungai. Tapi sekarang jarang orang ziarah di sini," tutur Maruba.

Maruba SiahaanMaruba Siahaan saat membersikan makam. (Foto: Tagar/Anugerah Nasution)

Saat kondisi Covid-19, penghasilannya pun menurun akibat sepinya kunjungan peziarah. Maruba juga tidak mendapatkan bantuan apapun sebelum akhirnya beberapa wartawan memberikan bantuan sembako kepadanya.

"Belum dapat bantuan apa-apa. KTP saya memang tidak punya. Saya harap juga pemerintah membantu sayalah. Saya juga orang Siantar dan butuh bantuan pemerintah," ungkapnya memelas.

Ivo Sembiring, salah satu warga di sana merasa prihatin dengan keadaan Maruba. Kata Ivo, sejak Maruba tinggal di sana makam menjadi lebih terawat dan bersih. Warga di sana juga sering membantu Maruba melihat keadaannya.

"Sejak tinggal di sana memang makam jadi bersih, yang dulunya kami saja takut ke sana. Kami pun warga prihatinya sama dia, kadang ada juga yang membantu kasih sembako. Dulu memang orang di sini tapi sempat merantau. Ya, kami pun berharap pemerintah memberi perhatiannya," tukas Ivo.

Camat Siantar Timur, Saiful Rizal membenarkan ada warganya tinggal di tempat pemakaman umum.

"Benar, kami pun sudah tahu. Jadi ini mau kami sambangi memberikan bantuan pakai dana pribadi. Karena data masih kami cari dari data lama. Dia kan dulu tinggal di Padang, ya mana tau ada pertinggal data selama di Siantar. Maka ini masih kita cari, biar kita bantu," katanya.[]

Berita terkait
Siantar Zona Merah Covid-19, Ini Reaksi Wali Kota
Wali Kota Hefriansyah Noor enggan menanggapi terkait ditetapkanya Kota Pematangsiantar sebagai daerah zona merah penyebaran Covid-19.
Kesalnya Ibu-ibu di Siantar Gagal Dapat Bansos Tunai
Dengar rasa kesal, puluhan ibu-ibu memuntahkan kesedihan di kantor Kelurahan Kebun Sayur, Kecamatan Siantar Timur, Kota Pematangsiantar.
151 Warga Siantar Ikuti Rapid Tes Corona, 2 Reaktif
Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Pematangsiantar, Sumatera Utara, melakukan rapid test terhadap 151 warga.
0
Hasil Pertemuan AHY dan Surya Paloh di Nasdem Tower
AHY atau Agus Harimurti Yudhoyono mengaku sudah tiga kali ke Nasdem Tower kantor Surya Paloh. Kesepakatan apa dicapai di pertemuan ketiga mereka.