Seniman Butuh Gedung Pertunjukan Bukan Hotel di TIM

Pengamat tata kota dari Universitas Trisakti, Nirwono Joga menilai Gubernur Anies Baswedan tak perlu membangun hotel di Taman Ismail Marzuki (TIM).
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. (Foto: Dok Humas Pemprov DKI)

Jakarta - Pengamat tata kota dari Universitas Trisakti, Nirwono Joga menanggapi rencana pembangunan hotel bintang lima di kawasan Taman Ismail Marzuki (TIM) era Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Menurut dia, seniman tidak membutuhkan wisma, apalagi hotel. Terlebih, di kawasan Cikini sudah menjamur penginapan. 

Jadi, pengembangan revitalisasi TIM harus benar-benar berorientasi kepada kegiatan kesenian dan kebudayaan. Pengembangan hotel di kawasan seni, dia tegaskan, harus dibatalkan karena tidak sejalan dengan semangat kebudayaan.

TIM kalau dikelola dengan profesional berkelas dunia (tanpa harus membangun hotel di dalamnya) justru akan mampu membangkitkan kegiatan perekonomian.

Pemprov DKI menurutnya harus menyelenggarakan pentas seni budaya berkelas dunia, untuk mengeruk keuntungan komersial, tanpa harus mengorbankan kesenian dan kebudayaan itu sendiri.

Baca juga: Rizieq Shihab Enggan Beli Tiket Pulang ke Indonesia

Nirwono berujar, formula tepat bagi Pemprov DKI dan Jakpro saat ini adalah bagaimana membangun tempat kesenian berkelas dunia seperti gedung pertunjukan, ruang-ruang pelatihan dan pertunjukan, untuk mendukung kegiatan kesenian dan kebudayaan. 

"Misal Gedung Promenade di Singapura, Opera House di Sydney. Seniman tidak butuh wisma apalagi hotel," kata Nirwono kepada Tagar, Rabu, 27 November 2019.

Taman Ismail Marzuki (TIM)Plaza Ismail Marzuki di Taman Ismail Marzuki (TIM), Cikini, Jakarta Pusat.(Foto: Dok Taman Ismail Marzuki Jakarta)

Dia menyayangkan pemprov yang tidak menggelar kegiatan kesenian dan kebudayaan kelas nasional dan dunia yang bergengsi secara rutin. 

"TIM kalau dikelola dengan profesional berkelas dunia (tanpa harus membangun hotel di dalamnya) justru akan mampu membangkitkan kegiatan perekonomian dan bisnis pertunjukan kesenian dan kebudayaan yang berkelanjutan," kata dia.

Baca juga: Gemar Bully Anies Baswedan, PKS: PSI Lagi Gali Kubur

Nirwono menyarankan, Pemprov DKI harus duduk bersama pegiat kesenian dan kebudayaan, serta pengelola TIM, untuk menyusun Peta Jalan dan Rencana Induk Pengembangan TIM sebagai Pusat Kesenian dan Kebudayaan Dunia.

Hal ini harus dilakukan supaya tidak ada lagi penentangan dari pihak-pihak yang merasa dirugian terhadap kebijakan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. "Ya betul ini yang terpenting. Jadi sama-sama win solution," ujarnya. []

Berita terkait
Revitalisasi Kawasan TIM Telan Anggaran Rp 1,8 T
Pembangunan revitalisasi Taman Ismail Marzuki (TIM) menelan anggaran Rp 1,8 triliun. Maka itu bos Jakpro, Dwi Wahyu, ingin diskusi dengan seniman.
Hasrat Komersial Anies Baswedan di Revitalisasi TIM
Revitalisasi pusat kesenian Taman Ismail Marzuki (TIM) Jakarta dinilai mengedepankan hasrat dari sisi komersial.
Alasan Anies Baswedan soal Pembangunan Hotel di TIM
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan ingin masyarakat memaknai pembangunan di kawasan TIM, Cikini, sebagai wisma para seniman, bukan hotel.
0
Surya Paloh Sebut Nasdem Tidak Membajak Ganjar Pranowo
Bagi Nasdem, calon pemimpin tak harus dari internal partai. Ganjar Pranowo kader PDIP itu baik, harus didukung. Tidak ada membajak. Surya Paloh.