Bandung,(Tagar 30/8/2017) - Asisten Administrasi Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat (Jabar), Muhammad Solihin, mengatakan anggaran tahun ini sekitar Rp30 triliun lebih, sedangkan realisasi belanja tercatat Rp32 triliun lebih, jadi semester I ini selisih Rp2 triliun lebih.
“Iya semester satu ini defisit kurang lebih Rp2 triliun lebih, karena anggaran Rp30 triliun sedangkan belanja Rp32 triliun lebih,” tuturnya kepada tagar.id, di Bandung, Rabu (30/8).
Solihin mengatakan, setiap tahun APBD Jabar memang terus defisit. Oleh karena itu kita dituntut untuk meningkatkan pendapatan secara agresif. Sehingga selisih atau defisit anggaran tersebut bisa tertutupi. “Selisih tersebut akan kita tutup dengan peningkatan pendapatan daerah,“ katanya.
Selain peningkatan pendapatan daerah,lanjutnya lagi, kita pun melakukan efisiensi untuk menutupi defisit APBD Jabar. Salah satu efisiensi tersebut antara lain menggunakan efisiensi sisa lelang ULP atau Unit Layanan Pengadaan dengan memilih perusahaan yang menawarkan harga jauh lebih murah dibandingkan dengan lainnya.
“Kita melakukan efisiensi menutupi defisit anggaran tentu dari berbagai sisi, tidak hanya peningkatan pendapatan daerah, efisiensi ULP tetapi juga efisiensi dari sisi PNS di instansi-instansi,” ujarnya.
Defisit Akibat Belanja Pegawai Lebih Besar
Adapun salah satu penyebab APBD Jabar di semester I tahun 2017 mengalami defisit karena nilai belanja pegawai jauh lebih besar dibandingkan dengan anggaran sektor lainnya. Nilainya kurang lebih hampir 70% dari APBD. “Justru belanja pegawai kita (Pemprov Jabar) lebih besar dibandingkan dengan lainnya,” ungkapnya.
Namun demikian, defisit anggaran ini akan tertutupi dengan peningkatan pendapatan daerah dan efisiensi dari berbagai aspek. Hal ini sebagaimana prinsip Gubernur Ahmad Heryawan, efisiensi akan dilakukan tetapi tidak mengurangi kinerja. (fit)