Jakarta – Dengan menjanjikan hari baru bagi warga Amerika Serinat (AS) dan menyerukan persatuan nasional, Joe Biden dilantik Jadi Presiden AS ke-46. Kamala Harris juga dilantik jadi Wakil Presiden AS mendampingi Biden. Langkah pertama Bidem adalah mencabut beberapa kebijakan pendahulunya, Donald Trump, yang dinilai tidak sesuai dengan asas Amerika.
Dua minggu setelah pendukung Trump mengamuk di Capitol Hill atau Gedung Kongres Amerika di Washington DC, 6 Januari 2021, untuk membatalkan hasil pemilu, Biden dilantik bersama Kamala Harris, yang dilantik beberapa saat sebelumnya sebagai perempuan pertama jadi Wakil Presiden AS.
Sederet acara kemudian dijalani Biden dan Ibu Negara Jill Biden bersama Kamala Harris. Namun, sebelum itu, di ruang presiden di Gedung Kongres, begitu selesai dilantik, Biden menandatangani tiga dokumen.

Biden menandatangani Proklamasi Hari Pelantikan dan dokumen untuk nominasi posisi kabinet dan posisi lain dalam pemerintah. Penandatanganan itu merupakan bagian dari janji kampanyenya untuk membalikkan banyak keputusan mantan Presiden Donald Trump selama empat tahun ini, pada hari pertamanya menjabat.
Dalam pernyataan hari Rabu, 20 Januari 2021, tim transisi Biden mengatakan, beberapa dari masalah tersebut termasuk mengatasi krisis virus corona, imigrasi, dan perubahan iklim. Hampir segera setelah dilantik, para pembantunya mengatakan Biden akan mengakhiri larangan datang ke Amerika bagi orang-orang dari beberapa negara yang mayoritas penduduknya Muslim, menghentikan pembangunan tembok di sepanjang perbatasan Amerika-Meksiko, dan bergabung kembali dalam perjanjian iklim Paris dan Organisasi Kesehatan Dunia PBB (WHO).
Biden juga berencana memenuhi janji kampanyenya untuk membantu orang Amerika yang mengalami kesulitan keuangan akibat pandemi virus corona.
Presiden Biden dan Ibu Negara sore itu juga menyempatkan berjalan untuk secara resmi memasuki Gedung Putih (ka/jm)/voaindonesia.com. []