Selandia Baru Selidiki Penyebaran Virus Corona di Masyarakat

Untuk pertama kali sejak 18 November 2020, Selandia Baru mulai menyelidiki kemungkinan kasus penyebaran virus corona di masyarakat
Staf medis bersiap untuk mengikuti tes Covid-19 dengan berkendara melalui pusat penilaian berbasis komunitas di Christchurch, Selandia Baru, 13 Agustus 2020. (Foto: voaindonesia.com/AP)

Jakarta – Untuk pertama kali sejak 18 November 2020, para pejabat kesehatan Selandia Baru pada Minggu, 24 Januari 2021, mulai menyelidiki kemungkinan kasus penyebaran virus corona di masyarakat.

Laporan situs independen, worldometer, menunjukkan sampai tanggal 24 Januari 2021 jumlah kasus virus corona di Selandia Baru sebanyak 2.283 dengan 25 kematian.

Penyebaran virus corona dalam komunitas terjadi ketika ada seseorang yang tertular virus corona tanpa kontak dengan orang yang diketahui sakit atau tanpa perjalanan ke wilayah yang terdampak.

Dengan karantina wilayah yang ketat, Selandia Baru hampir memberantas virus corona. Kasus-kasus baru selama ini hanya ditemukan pada warga yang baru melakukan perjalanan dan menjalani karantina. Sampai Minggu, 24 Januari 2021, terdapat 79 kasus semacam itu. Tapi varian baru dari Inggris dan Afrika Selatan telah ditemukan di antara kasus-kasus itu, sehingga menimbulkan kekhawatiran akan terjadi lagi penyebaran dalam komunitas.

pm selandia baruPerdana Menteri Selandia Baru, Jacinda Ardern, berbicara dalam sebuah acara setelah memenangkan pemilu, di Auckland, Selandaia Baru, 16 Oktober 2020 (Foto: voaindonesia.com/AFP).

Selandia Baru diperkirakan baru selesai memvaksinasi sebagian besar populasinya pada pertengahan tahun ini.

Menurut data Universitas Johns Hopkins, hingga Sabtu, 23 Januari 2021, siang, terdapat 98,7 juta orang yang terinfeksi Covid-19 di seluruh dunia dan 2,1 juta di antaranya meninggal. AS mencatat hampir 25 juta kasus itu dan lebih dari 417.000 kematian.

Hingga Sabtu, 23 Januari 2021, siang, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) mengatakan 17.390.345 orang telah menerima satu atau lebih dosis vaksin Pfizer-BioNTech atau Moderna.

Dirjen WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, mengatakan vaksin bisa membantu mengendalikan pandemi global. Kini vaksin sedang dilakukan di lebih dari 50 negara. Namun, dia mengatakan Kamis, 21 Januari 2021, dari 50 negara itu hanya dua dari negara-negara selebihnya adalah negara kaya dan menengah.

"Kita harus bekerja sama sebagai keluarga global untuk menjamin pembagian vaksin yang mendesak dan merata," kata Tedros (vm/ah)/voaindonesia.com. []

Berita terkait
Positif Corona WN Selandia Baru Mampir di Bali
Dinas Kesehatan Bali melacak keberadaan seorang WN Selandia Baru positif COVID-19 yang pulang dari Iran dan mampir di Bali
0
JARI 98 Perjuangkan Grasi untuk Ustadz Ruhiman ke Presiden Jokowi
Diskusi digelar sebagai ikhtiar menyikapi persoalan kasus hukum yang menimpa ustaz Ruhiman alias Maman.