Selain Virus Corona, DBD Jadi Sorotan Pemerintah

Staf Khusus Presiden Angkie Yudistia mengatakan selain virus corona, penyakit demam berdarah dengue (DBD) menjadi perhatian pemerintah.
Nyamuk yang sama dengan DBD jadi penyebab chikungunya. Akan tetapi tidak menyebabkan kematian. (Foto: Tagar/Ist).

Jakarta - Juru bicara (Jubir) Presiden Joko Widodo bidang sosial Angkie Yudistia mengatakan fokus pemerintah saat ini bukan hanya pada penyebaran virus corona di Indonesia, akan tetapi juga pada penanganan penyakit demam berdarah dengue (DBD).

Angkie menyebut sudah banyaknya korban meninggal di berbagai daerah akibat DBD. Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan, kata Angkie, akan memerhatikan wabah yang ditimbulkan nyamuk aedes aegypti itu.

Kasus demam berdarah mulai muncul sejak beberapa wilayah di Indonesia mengalami kebanjiran saat curah hujan tinggi.

"Pemerintah terus memantau perkembangan terkait penanganan DBD yang saat ini dijalankan oleh Dinas Kesehatan di setiap daerah. Jika nantinya memerlukan respons khusus, maka Pemerintah Pusat melalui Kementerian Kesehatan segera turun membantu penanganan," kata Angkie melalui pernyataan tertulis yang diterima Tagar, Kamis, 12 Maret 2020.

Baca juga: Lima Cara Sederhana Mencegah DBD

Angkie YudistiaStaf Khusus Presiden Gugus Muda sekaligus Pendiri This.able, Angkie Yudistia saat ditemui di sela-sela peluncuran Orami Parenting di Jakarta, Rabu (12/2/2020). (Foto: Antara/Arnidhya Nur Zhafira)

Staf Khusus Presiden ini juga menyampaikan, pemerintah memiliki tanggung jawab untuk melindungi warganya, termasuk dalam penjaminan kesehatan.

Angkie menyatakan, kasus demam berdarah sepanjang 2020 merupakan kejadian yang tak luput dari fokus pemerintah, yang ada kausalitasnya dengan curah hujan tinggi di sejumlah daerah.

"Kasus demam berdarah mulai muncul sejak beberapa wilayah di Indonesia mengalami kebanjiran saat curah hujan tinggi. Situasi ini berlangsung sejak awal tahun 2020," tutur Angkie.

Sebelumnya, Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri menaruh perhatian akan penyakit DBD. Pasalnya, dalam dua bulan terakhir selama musim hujan sudah 54 warga terjangkit DBD dan satu orang meninggal dunia.

Baca juga: Penyebab Pemakai KRL Bogor-Jakarta Rawan Kena Corona

Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinkes Kediri Bambang Triyono Putro mengatakan selama musim hujan instansinya gencar melakukan gerakan pemberantasan sarang nyamuk dengan melibatkan kader Jumantik. Hal itu dilakukan sebagai upaya antisipasi penyakit demam berdarah.

"Gerakan pemberantasan sarang nyamuk sudah kami lakukan sejak September 2019 lalu. Kami juga melibatkan kader Jumantik yang tersebar di pelosok desa," ujarnya kepada Tagar, Selasa, 10 Maret 2020.

Selain di Kediri, DBD menjadi penyakit yang mendominasi juga di wilayah Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Pada Januari 2020, Dinas Kesehatan Kabupaten Gowa mencatat ada 40 kasus DBD selama tahun 2020.

Kepala Dinas Kesehatan Gowa, dr. Hasanuddin mengatakan tingginya penderita DBD disebabkan oleh faktor lingkungan dan cuaca. Menurutnya, sebagian besar wilayah di dataran rendah Kabupaten Gowa merupakan daerah endemis DBD.

"DBD memang penyakit musiman karena faktor cuaca. Tapi begitu ada laporan kita langsung tangani dengan baik," kata Hasanuddin, Senin 17 Februari 2020. []

Berita terkait
Lima Makanan Sehat Ampuh Mencegah DBD
Ada lima makanan yang disinyalir ampuh menangkal seseorang terjangkit virus dengue akibat gigitan nyamuk.
Bisnis Penerbangan Semarang Terpukul Virus Corona
Seberapa besar dampak wabah virus corona terhadap bisnis penerbangan di Semarang?
Dicurigai Corona, ABK di Tegal Ternyata Derita ISPA
RSUD Suradadi mengembalikan warga yang awalnya diduga suspect virus corona. Ternyata dia hanya kena ISPA.
0
Kementerian Agama Siapkan Pengaturan Hewan Kurban di Tengah Wabah PMK
Menjelang dan pada Iduladha dan tiga hari tasyrik di Iduladha pasti kebutuhan hewan ternak terutama sapi dan kambing itu akan tinggi