Sejumlah Wilayah di Jawa Dilanda Kekeringan

Sejumlah wilayah di Jawa mengalami kekeringan.
Warga berada di sekitar areal sawah yang mengering di desa Santing, Losarang, Indramayu, Jawa Barat, Senin 10 Juni 2019. Puluhan hektar lahan sawah di daerah tersebut terancam gagal panen akibat kekeringan dan kesulitan mendapat air irigasi. (Foto: Antara)

Jakarta – Sejumlah wilayah di Pulau Jawa mengalami kekeringan. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat mendistribusikan air ke wilayah tersebut.

Kepala Bidang Humas BNPB Rita Rosita kepada Tagar, menyebut, sesuai laporan Pusdalops BNPB pada Minggu 23 Juni 2019, beberapa wilayah di Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengalami kekeringan.

Hal itu mengakibatkan 100.230 warga terpapar dampak kekeringan, dengan rincian di DIY berjumlah 85.000 jiwa (24.166 KK), Jawa Tengah 14.253 jiwa (3.984 KK), dan Jawa Timur 977 jiwa (287 KK).

Kejadian bencana di DIY ini terjadi di 57 desa di Kabupaten Gunung Kidul. BPBD Kabupaten Gunung Kidul menurut Rita, telah melakukan pendistribusian air ke wilayah Girisubo, Rongkop, Tepus, dan Paliyan dengan total sekitar 900 ribu liter air.

Di Jawa Tengah kekeringan melanda dua kecamatan, Kewungetan dan Patimuan, di Kabupaten Cilacap. BPBD kabupaten telah mendistribusikan air bersih sebanyak 24 tanki dengan kapasitas 5.000 liter di Desa Ujung Manik, Desa Sidammukti, Dusun Gendiwung Cagak dan Dusun Langenkepuh.

Puncak musim kemarau tahun ini diperkirakan terjadi pada Agustus 2019

Sedangkan di Jawa Timur, kekeringan terpantau di Desa Trosono, Kecamatan Parang, Kabupaten Magetan. "Kekeringan yang dilaporkan pada Senin 17 Juni 2019 lalu telah diantisipasi BPBD Kabupaten Magetan dengan pendistribusian air bersih," beber Rita.

Musim Kemarau

Disebutkan, berdasarkan analisis dari Pusat Analisis Situasi Siaga Bencana (Pastigana) BNPB, prakiraan awal musim kemarau 2019 umumnya akan terjadi pada Mei, Juni dan Juli dengan persentasi sekitar 83 persen.

"Puncak musim kemarau tahun ini diperkirakan terjadi pada Agustus 2019, dengan persentase 53 persen," terangnya.

Berdasarkan perkembangan per 10 Juni 2019, Pastigana mencatat pantauan hari tanpa hujan dengan kategori sangat panjang (30 – 60 hari) pada beberapa provinsi, yaitu Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, DIY, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, dan Papua.

Sedangkan kategori ekstrem (lebih dari 60 hari), Pastigana mencatat wilayah yaitu, Jawa Timur, Bali dan Nusa Tenggara Timur.

Wilayah yang teridentifikasi berpotensi mengalami hari tanpa hujan lebih dari 60 hari antara lain Kemulan (Jawa Timur), Sambirenteng (Bali), Wairang, Fatukety, Sulamu, dan Oepoi (Nusa Tenggara Timur).

Mengantisipasi potensi cuaca ekstrem ini, BNPB kata Rita, mengimbau pemerintah daerah untuk mengantisipasi potensi kekeringan dengan penyiapan sumber daya, seperti penyiapan sumber daya, pemantauan ketersediaan air bersih, serta pemenuhan standar minimum air untuk kebutuhan warga dan hewan ternak. []

Baca juga:


Berita terkait
0
Mendagri Lantik Tomsi Tohir sebagai Irjen Kemendagri
Mendagri mengucapkan selamat datang, atas bergabungnya Tomsi Tohir menjadi bagian keluarga besar Kemendagri.