Padang - Sejumlah pedagang di Pasar Raya Kota Padang, Sumatera Barat, dikabarkan menolak rencana penutupan pasar yang dilakukan oleh Pemko Padang pada Senin, 11 Maret 2020. Penutupan itu beralasan untuk mencegah penyebaran virus corona (Covid-19).
Penolakan itu miskomunikasi saja, kami sudah sosialisasikan bahwa pedagang akan menjalani tes swab.
Asisten Perekonomian dan Pembangunan Pemko Padang Endrizal mengatakan pihaknya telah melakukan berbagai upaya untuk mencegah rantai penyebaran Covid-19.
Pasalnya, untuk klaster Pasar Raya Padang, sudah ada sekitar 50 lebih pedagan yang dinyatakan positif terpapar Covid-19 dan satu orang di Pasar Bandar Buat.
"Penolakan itu miskomunikasi saja, kami sudah sosialisasikan bahwa pedagang akan menjalani tes swab dan seiring itu dilakukan juga penyemprotan desinfektan," kata Endrizal saat dihubungi Tagar, Senin, 11 Mei 2020.
Menurutnya Endrizal, ditargetkan sebanyak 1.000 pedagang Pasar Raya yang diperiksa akan selesai dalam satu minggu ini. Saat ini, sudah ada sekitar 50 hingga 50 pedagang yang dilakukan tes swab.
"Biasa saja jika terjadi penolakan, karena kami juga tak bisa juga memenuhi semua keinginan mereka, semua sudah ada aturannya," katanya.
Sementara itu, Ketua Koperasi Bersama Pedagang Kaki Lima (PKL) Pasar Raya Padang Itman mengatakan, para PKL nekat membuka dagangan karena sudah sekitar satu bulan tidak berjualan.'
"Kami tidak lagi punya pilihan lain selain berdagang karena sudah tutup sekitar satu bulan lamanya," katanya.
Menurut Itman, pedagang cukup kecewa dengan kebijakan menutup pasar yang diambil Pemko Padang tanpa persetujuan pedagang.
"Jika rencana penutupan Pasar Raya Padang tetap dilakukan tanpa mengajak pedagang untuk duduk bersama, kami akan tetap menolak dan semua elemen pasar siap bersatu untuk itu," tuturnya. []