Sejarah Hari Ini, Ismail Marzuki Ulang Tahun

Ismail Marzuki. Komposer Indonesia yang semasa hidupnya menciptakan lebih dari 200 lagu hari ini berulang tahun.
Ismail Marzuki. (Foto:wikipedia)

Jakarta - Siapa yang tidak mengenal Ismail Marzuki? Komposer Indonesia yang semasa hidupnya menciptakan lebih dari 200 lagu. Kontribusinya yang besar kepada negara membuat namanya disematkan sebagai nama pusat kesenian di bilangan Jakarta, Taman Ismail Marzuki (TIM). 

Pria yang memiliki nama kecil Bang Maing itu adalah putra Betawi asli. Ia lahir pada 11 Mei 1914 di Kwitang, Senen, Batavia.

Ismail kecil hidup tanpa ibu. Ibunya meninggal saat usia Ismail masih tiga bulan. Dia hanya merasa kasih sayang dari ayah, serta kakak kandungnya bernama Anie Haminah yang terpaut usia sebelas tahun dengannya.

Setelah melewati masa kecilnya, Ismail melanjutkan pendidikan di sekolah Kristen HIS Idenburg, Menteng. Kemudian dia melanjutkan ke MULO di Jalan Menjangan, Jakarta. Lulus sekolah, dia bekerja sebagai kasir di Socony Servie Station, dia memperoleh gaji sebesar 30 golden per bulan pada masa itu. Uang tersebut dia tabung untuk membeli alat musik secara perlahan-lahan yakni, biola.

Tak lama bekerja menjadi kasir, dia lalu keluar dan bekerja di perusahaan dagang KK Nies yang menjual alat-alat musik dan piringan hitam. Dia betah di tempat kerja barunya, karena sejalan dengan hobinya, musik. Sejak kerja di toko tersebut, dia rajin membeli piringan hitam musik-musik instrumen barat: samba, tango, dan lainnya.

Kemudian pada tahun 1937, dia bergabung dalam grup orkes Lief Java. Bakatnya di bidang musik semakin terasah. Ia pandai memainkan alat musik seperti, gitar, piano, accordion, ukulele, rebab, harmonika dan biola. Selain itu dia juga ahli dalam mengelaborasi beragam musik, baik pop, keroncong, hingga seriosa.

Sejumlah karyanya yang sangat terkenal di Indonesia adalah, Ariyati, Gugur bunga, Melati di Tapal Batas, Wanita, Rayuan Pulau Kelapa, Sepasang Bola Mata, Bandung Selatan di Waktu Malam, O Sarinah, Keroncong Senerata, Kasim Baba, Hari Lebaran, Halo-halo Bandung, Bandaneira, Lenggang Bandung, Sampul Surat, Karangan Bunga dari Selatan, Selamat Datang Pahlawan Muda, juwita Malam, Sabda Alam, Roselani, Rindu Lukisan, dan Indonesia Pusaka.

Jasa suami dari Eulis Zuraidah ini terhadap negara tak sampai di situ saja. Ismail sempat memperdengarkan hasil aransemennya bertajuk Mars Pemilu 1955 di radio RRI.

Karya lain buatan Ismail Marzuki yang cukup terkenal pada masanya, yaitu:

Tahun 1931. Untuk pertama kalinya Ismail menciptakan lagu yang berjudul Oh Sarinah yang syairnya dibuat dalam bahasa Belanda.

Tahun 1935. Sewaktu berusia 21 tahun muncul karyanya dalam bentuk genre keroncong bertajuk Keroncong Serenata.

Tahun 1936. Menciptakan Roselani, judul ini membawa kita ke suasana romantis alam Hawaii di Samudra Pasifik.

Tahun 1937. Ismail Marzuki menggebrak dengan menciptakan gubahan keroncong bermodus minor, bernafaskan melodi yang melankolis. Karyanya itu berjudul Kasim Baba.

Tahun 1938, mengisi ilustrasi musik film berjudul Terang Bulan. Di dalamnya ada 3 lagu, di antaranya Pulau Saweba, Di Tepi Laut, dan Duduk Termenung. Film yang diputar di Malaysia ini dibintangi oleh Miss Rukiah, Kartolo, dan Raden Mochtar. Ismail juga ikut tampil dengan berakting main musik.

Tahun 1939. Ismail menelurkan karya sebanyak 8 lagu, 2 lagu di antaranya berbahasa Belanda, yaitu: Als de Ovehedeen dan Als’t Meis is in de Tropen. Sedang lagu berbahasa Indonesianya bertajuk Bapak Kromo, Bandaneira, Olee lee di Kutaraja, Rindu Malam, Lenggang Bandung, dan Melancong ke Bali. Dalam periode ini Ismail belum menciptakan lagu-lagu perjuangan.

Melihat kontribusinya bagi musik di Indonesia, Ismail Marzuki diganjar anugerah penghormatan pada tahun 1968 dengan dibukanya Taman Ismail Marzuki. Kemudian pada tahun 2004 dia dinobatkan menjadi salah seorang tokoh pahlawan nasional Indonesia.

Dari sekian banyak karya Ismail Marzuki yang paling dikenal adalah Rayuan Pulau Kelapa. Tembang itu digunakan sebagai lagu penutup siaran stasiun TVRI pada masa pemerintahan orde baru.

Kiprah Ismail Marzuki sempat terhenti pada 1956. Komposer kenamaan Indonesia itu jatuh sakit namun tak menyurutkan semangatnya untuk berkarya. Lagu Inikah bahagia? menjadi karya terakhirnya sebelum akhirnya menghembuskan napas terakhir di usia 44 tahun pada 25 Mei 1958. 

Baca juga:

Berita terkait
0
Tinjau Lapak Hewan Kurban, Pj Gubernur Banten: Hewan Kurban yang Dijual Dipastikan Sehat
Penjabat (Pj) Gubernur Banten Al Muktabar meninjau secara langsung lapak penjualan hewan kurban milik warga di Kawasan Puspiptek.