Sejarah dan Asal Usul Warna Bendera Indonesia

Selain itu, ada pula yang mengatakan bahwa warna merah dan putih berasal dari bendera rasulullah yang berwarna merah dan putih.
Pengibaran bendera merah putih menggunakan helikopter TNI Angkatan Udara (Foto: Tagar/Instagram Airspacereview)

Jakarta - Sudah kita ketahui bahwa bendera Indonesia berwarna merah dan putih. Warna bendera tersebut memiliki arti yang sangat penting bagi sejarah Indonesia.

Bendera merah putih Indonesia dijahit oleh Fatmawati. Bendera Indonesia pertama kali dikibarkan pada 17 Agustus 1945 di Jalan Pegangsaan Timur 56, Jakarta setelah Soekarno membacakan teks proklamasi Indonesia.


Sejarah Asal Usul Bendera Merah Putih

Mengutip dari Kemdikbud RI, bendera pertama Indonesia adalah bendera pusaka yang disebut Bendera Sang Saka Merah Putih. Yang menjahit Bendera Merah Putih adalah Fatmawati, setelah dia dan keluarganya kembali ke Jakarta dari pengasingan di Bengkulu.

Kelahiran Bendera Sang Saka Merah Putih tmengenai izin kemerdekaan dari Jepang pada 7 September 1944. Badan yang membantu pemerintah pendudukan Jepang, Chuuoo Sangi In, mengadakan sidang tidak resmi pada 12 September 1944 yang dipimpin Soekarno.

Pada saat rapat sidang itu membahas tentang pengaturan penggunaan bendera Indonesia dan lagu kebangsaan Indonesia yang sama di seluruh Nusantara. Hasil sidang 12 September 1944 adalah pembentukan panitia bendera kebangsaan dan panitia lagu kebangsaan. 

Atas permintaan Soekarno kepada Kepala Sendenbu (Barisan Propaganda Jepang) Shimizu, Chaerul Basri diperintahkan mengambil kain dari gudang di Jalan Pintu Air untuk diantarkan ke Jalan Pegangsaan Timur 56, Jakarta.

Bendera yang berbahan katun halus berwarna merah dan putih, dengan panjang 300 cm dan lebar 200 cm. Lalu saat tanggal 13 November 1944 bendera diukur ulang. Diketahui ukuran bendera panjang 276 cm dan lebar 199 cm.

Panitia bendera kebangsaan memutuskan menggunakan warna merah dan warna putih. Warna merah adalah simbol berani dan warna putih adalah simbol suci. Warna merah dan putih menjadi simbol warna negara Indonesia atas perjuangan bangsa kala itu.

Bendera Indonesia yang pertama kali dikibarkan pada saat Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945 di Jalan Pegangsaan Timur 56, Jakarta. Bendera Indonesia pertama kali dikibarkan oleh Latief Hendraningrat, Suhud dan SK Trimurti.

Bendera pusaka sempat dipindahkan karena keamanan saat itu, dimana Belanda bersama NICA datang lagi untuk menjajah Indonesia.

Pada 4 Januari 1946, presiden dan wakil presiden, serta para menteri pindah sementara ke Yogyakarta. Ketika itu, bendera merah putih dibawa dan dikibarkan di Gedung Agung.

Ketika Yogyakarta jatuh ke tangan Belanda, tanggal 19 Desember 1948 bendera pusaka diungsikan oleh Husein Mutahar, ajudan Ir. Soekarno agar aman dari rampasan pihak Belanda. Lalu ketika sudah aman bendera diberikan kembali pada presiden Soekarno pada 6 Juli 1949.

Kemudian tanggal 17 Agustus 1949, bendera merah putih kembali dikibarkan di halaman gedung Agung.

Lalu bendera pusaka terakhir dikibarkan di Istana Merdeka pada 17 Agustus 1968, ketika masa kepemimpinan Presiden Soeharto. Alasannya karena bendera pusaka warnanya mulai memudar dan rapuh. Akhirnya, bendera pusaka disimpan dalam Ruang Bendera Pusaka di Istana Merdeka.

Dilansir dari halaman Wikipedia, Warna merah-putih bendera negara diambil dari warna panji atau pataka Kerajaan Majapahit yang berpusat di Jawa Timur pada abad ke-13.

Akan tetapi ada pendapat bahwa pemuliaan terhadap warna merah dan putih dapat ditelusuri akar asal-mulanya dari mitologi bangsa Austronesia mengenai Bunda Bumi dan Bapak Langit keduanya dilambangkan dengan warna merah (tanah) dan putih (langit). Karena hal inilah maka warna merah dan putih kerap muncul dalam lambang-lambang negara berbangsa Austronesia seperti Tahiti, Indonesia, Malaysia, Singapura, Filipina, sampai Madagaskar.

Merah dan putih kemudian digunakan untuk melambangkan dualisme alam yang saling berpasangan. Catatan paling awal yang menyebut penggunaan bendera merah putih dapat ditemukan dalam Pararaton; menurut sumber ini disebutkan balatentara Jayakatwang dari Gelang-gelang mengibarkan panji berwarna merah dan putih saat menyerang Singhasari.

Hal ini berarti sebelum masa Majapahit pun warna merah dan putih telah digunakan sebagai panji kerajaan, mungkin sejak masa Kerajaan Kediri.

Pembuatan panji merah putih pun sudah dimungkinkan dalam teknik pewarnaan tekstil di Indonesia purba. Warna putih adalah warna alami kapuk atau kapas katun yang ditenun menjadi selembar kain, sementara zat pewarna merah alami diperoleh dari daun pohon jati, bunga belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi), atau dari kulit buah manggis.

Sebenarnya tidak hanya kerajaan Majapahit saja yang memakai bendera merah putih sebagai lambang kebesaran. Sebelum Majapahit, kerajaan Kediri telah memakai panji-panji merah putih.

Selain itu, bendera perang Sisingamangaraja IX dari tanah Batak pun memakai warna merah putih sebagai warna benderanya, bergambar pedang kembar warna putih dengan dasar merah menyala dan putih. Warna merah dan putih ini adalah bendera perang Sisingamangaraja XII. Dua pedang kembar melambangkan piso gaja dompak, pusaka raja-raja Sisingamangaraja I-XII.

Menurut seorang Guru Besar sejarah dari Universitas Padjajaran Bandung, Mansyur Suryanegara semua pejuang Muslim di Nusantara menggunakan panji-panji merah dan putih dalam melakukan perlawanan, karena berdasarkan hadits Nabi Muhammad.

Ketika terjadi perang di Aceh, pejuang-pejuang Aceh telah menggunakan bendera perang berupa umbul-umbul dengan warna merah dan putih, di bagian belakang diaplikasikan gambar pedang, bulan sabit, matahari, dan bintang serta beberapa ayat suci Al Quran.

Selain itu, ada pula yang mengatakan bahwa warna merah dan putih berasal dari bendera rasulullah yang berwarna merah dan putih.

Namun, hal ini terbantahkan oleh al-Mubarakfuri, penulis Sirah Nabawiyyah, yang menyatakan bahwa bendera rasulullah berwarna putih.


Di zaman kerajaan Bugis Bone, Sulawesi Selatan sebelum Arung Palakka, bendera Merah Putih, adalah simbol kekuasaan dan kebesaran kerajaan Bone. Bendera Bone itu dikenal dengan nama Woromporang. Panji kerajaan Badung yang berpusat di Puri Pamecutan juga mengandung warna merah dan putih, panji mereka berwarna merah, putih, dan hitam yang mungkin juga berasal dari warna Majapahit.

Pada waktu perang Jawa (1825-1830 M) Pangeran Diponegoro memakai panji-panji berwarna merah putih dalam perjuangannya melawan Belanda. Kemudian, warna-warna yang dihidupkan kembali oleh para mahasiswa dan kemudian nasionalis di awal abad 20 sebagai ekspresi nasionalisme terhadap Belanda. 

Bendera merah putih digunakan untuk pertama kalinya di Jawa pada tahun 1928. Di bawah pemerintahan kolonialisme, bendera itu dilarang digunakan. Bendera ini resmi dijadikan sebagai bendera nasional Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, ketika kemerdekaan diumumkan dan resmi digunakan sejak saat itu pula.


Ketentuan Ukuran Untuk Menggunakan Bendera Merah Putih

200 cm x 300 cm untuk penggunaan di lapangan istana kepresidenan;

120 cm x 180 cm untuk penggunaan di lapangan umum;

100 cm x 150 cm untuk penggunaan di ruangan;

36 cm x 54 cm untuk penggunaan di mobil Presiden dan Wakil Presiden;

30 cm x 45 cm untuk penggunaan di mobil pejabat negara;

20 cm x 30 cm untuk penggunaan di kendaraan umum;

100 cm x 150 cm untuk penggunaan di kapal;

100 cm x 150 cm untuk penggunaan di kereta api;

30 cm x 45 cm untuk penggunaan di pesawat udara;dan

10 cm x 15 cm untuk penggunaan di meja.


Itulah merupakan sejarah panjang para pahlawan nasional untuk menentukan warna bendera Indonesia dan untuk memgibarkan bendera Indonesia pada zaman itu.[]


(Haykal)

Berita terkait
Sejarah Suku Betawi yang Perlu Diketahui
Sejarah awal mula Betawi yaitu saat pada zaman Belanda,agar tebentuknya indentitas kelompok masyarakat yang homogen dengan itu nama Betawi.
Sejarah Awal Terbentuknya Kota Bekasi
Bekasi sebagai kota yang dekat dengan Ibu Kota Negara Indonesja ini mempunyai sejarah yang sangat panjan
Sejarah SBM yang Sedang Berkonflik dengan Rektorat ITB
Pendiri Sekolah Bisnis dan Management InstitutTeknologi Bandung (SBM ITB) Profesor Sudarso Wiryono menjelaskan sejarah SBM dari awal.
0
Melihat Epiknya Momen Malam HUT DKI Jakarta Lewat Lensa Galaxy S22 Series 5G
Selain hadir ke kegiatan-kegiatan yang termasuk ke dalam agenda perayaan HUT DKI Jakarta, kamu juga bisa merayakannya dengan jalan-jalan.