SBY ke Airlangga - Luhut Pandjaitan: Dikira Negara Buat Hoaks

SBY minta Airlangga dan Luhut Pandjaitan sebut siapa sosok sponsor dibalik aksi demonstrasi penolakan Omnibus Law Undang-Undang Cipta Kerja.
Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyampaikan pidato terakhirnya sebagai Ketua Umum Partai Demokrat di Kongres V Partai Demokrat di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, pada Minggu, 15 Maret 2020. (Foto: Twitter/@OfficialBMI_)

Jakarta - Presiden RI Keenam Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) meminta pemerintah membuka ke publik siapa sosok sponsor dibalik aksi demonstrasi penolakan Omnibus Law Undang-Undang Cipta Kerja.

Hal itu lantaran dirinya dituding sebagai dalang aksi unjuk rasa tersebut. Selain itu, Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto dan Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, serta Badan Intelijen Negara (BIN) juga mengaku mengetahui siapa sponsor demo tersebut.

Kalau tidak nanti dikira negaranya melakukan hoaks. Tidak bagus. Karena kita harus percaya kepada pemerintah kita

"Saya yakin kalau beliau ditanya oleh pers, oleh rakyat, mesti mau menjelaskan itu. Begitulah etika yang harus dimiliki oleh siapapun yang sedang mengemban amanah memimpin negeri ini," SBY melalui akun Youtube Partai Demokrat, seperti dikutip Tagar, Selasa, 13 Oktober 2020.

Dia mengatakan, jika negara berkeyakinan bahwa menggerakkan, menunggangi, serta membiayai unjuk rasa dianggap sebagai kejahatan, sebaiknya langsung diproses hukum.

Jika hanya menuduh dan menduga, SBY mengatakan, masyarakat Indonesia akan berpikir bahwa pemerintah sudah menyebar berita bohong.

"Jika melanggar hukum, dan hukum harus ditegakkan, lebih baik disebutkan. Kalau tidak nanti dikira negaranya melakukan hoaks. Tidak bagus. Karena kita harus percaya kepada pemerintah kita. Kepercayaan kita kepada pemerintah untuk menjalankan tugas-tugasnya," kata dia.

Mantan Ketua Umum Partai Demokrat yakin kalau Airlangga Hartarto, Luhut B Pandjaitan, dan BIN akan terbuka jika masyarakat menanyakan langsung.

"Dan saya yakin kalau beliau ditanya oleh pers, oleh rakyat, mesti mau menjelaskan itu. Begitulah etika yang harus dimiliki oleh siapapun yang sedang mengemban amanah memimpin negeri ini," ucap SBY.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marinves) Luhut Binsar Pandjaitan menengarai, terdapat pihak-pihak yang 'menunggangi' demonstrasi besar-besaran terkait Omnibus Law Undang-Undang Cipta Kerja demi kepentingan pemilihan presiden (Pilpres) 2024.

Luhut mengklaim, pemerintah memiliki alat untuk mendeteksi kepentingan politik oposisi, yang acap kali menyengat kebijakan politik pemerintahan Presiden Joko Widodo atau Jokowi.

"Ya pasti ada lah. Enggak usah orang pintar juga melihatnya kan ada, kita kan bisa lihat dari semua. Ya kan pemerintah punya tools-nya juga untuk gitu-gituan, apa sih susahnya itu," kata Menko Marinves Luhut saat diwawancarai Pemimpin Redaksi Kompas Budiman Tanuredjo, dilihat Tagar dari kanal YouTube Kompas TV, Jumat, 9 Oktober 2020.[]

Berita terkait
Kerap Dikambinghitamkan, SBY: Ibu Ani Minta Saya Terus Sabar
SBY mengaku, sang istri, yakni almarhumah Ani Yudhoyono kerap memintanya untuk terus bersabar terhadap banyaknya tuduhan yang dialamatkan padanya.
Menko Airlangga Klaim Demo Disponsori, Pengamat: Sebut Siapa
Luthfi meminta Airlangga untuk membeberkan siapa sponsor dibalik demonstrasi penolakan Omnibus Law UU Cipta Kerja yang terjadi dibeberapa daerah.
Luhut Endus Ada Kepentingan Pilpres 2024 dalam Demo Cipta Kerja
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menengarai ada yang berhasrat jadi RI-1 dalam demo UU Cipta Kerja.
0
Melihat Epiknya Momen Malam HUT DKI Jakarta Lewat Lensa Galaxy S22 Series 5G
Selain hadir ke kegiatan-kegiatan yang termasuk ke dalam agenda perayaan HUT DKI Jakarta, kamu juga bisa merayakannya dengan jalan-jalan.