SBY Dukung Jokowi Perangi Covid-19 Tanpa Lockdown

Mantan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memberikan semangat kepada pemerintah dalam melawan virus Corona (Covid-19) tanpa lockdown.
Presiden Jokowi bertemu SBY di Istana Merdeka, Kamis, 10 Oktober 2019. (Foto: Facebook/Presiden Joko Widodo)

Jakarta - Mantan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memberikan semangat kepada pemerintahan Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin dalam memutus penyebaran virus Corona atau Covid-19 di Indonesia, tanpa perlu melakukan lockdown.

SBY menilai Jokowi bersama-sama dengan jajaran menteri dan pemerintah daerah, saat ini telah menunjukkan sinergitas yang baik dalam memerangi Covid-19. Hal itu diungkapnya di akun Twitter @SBYudhoyono.

Baca juga: Fadli Zon dan Fadjroel Saling Cibir soal Covid-19

Kalau masing-masing lakukan "lockdown" atau "mengkarantina diri sendiri", tak perlu dilakukan "lockdown" di kota-kota.

"Dalam perangi virus korona, saat ini pemerintah tunjukkan kesigapan, kecepatan, dan kerjasama yang makin baik. Pemerintah daerah juga lakukan langkah nyata dan keseriusan yang tinggi. Rakyat makin tenang," cuit SBY, seperti dilihat Tagar, Senin, 23 Maret 2020.

Melihat hal itu, lantas SBY meminta agar seluruh masyarakat memberikan dukungan dan semangat kepada Jokowi beserta jajarannya untuk menuntaskan persoalan ini.

Mantan Ketua Umum Partai Demokrat itu juga berharap agar masyarakat Indonesia dapat mengikuti perkembangan dari pemerintah dalam melawan Covid-19 di Tanah Air.

SBY mengaku dalam beberapa waktu belakangan ini dia telah membatasi kegiatan, sesuai dengan imbauan Jokowi untuk melakukan pelbagai aktivitas di dalam rumah.

"Mari kita dukung pemerintah, dengan melakukan apa yang diharapkan & diinstruksikan pemerintah. Sudah satu minggu ini saya & keluarga tinggal di rumah. Membatasi kegiatan & tidak ke mana-mana. Terus ikuti perkembangan situasi di Indonesia & negara-negara lain," ujarnya.

Menurutnya, jika masyarakat sudah patuh mengkarantina diri secara mandiri, sesungguhnya tidak perlu lagi untuk melakukan lockdown jika kondisinya tidak terpaksa.

"Kalau masing-masing lakukan "lockdown" atau "mengkarantina diri sendiri", tak perlu dilakukan "lockdown" di kota-kota. Penyebaran Covid-19 bisa kita batasi. Seperti negara lain, "lockdown" dilakukan hanya jika terpaksa, guna menyelamatkan jiwa penduduk," kata dia.

Baca juga: SBY Singgung Corona Covid-19 dan Dampak Ekonomi

Selanjutnya, dia meminta agar masyarakat menghindari pertemuan-pertemuan yang dihadiri banyak orang, dan mematuhi pembatasan sosial sesuai dengan ketentuan World Health Organization (WHO) untuk menyetop penyebaran virus corona.

"Yang sangat penting, marilah kita cegah pertemuan yang menghadirkan banyak orang (social distancing). Di manapun, kita pelihara jarak antar manusia (physical distancing), sekitar 1,5-2 meter. Ini keadaan darurat. Jangan dianggap mengada-ada," ucapnya.

SBY menerangkan, mengenai disiplin, kesadaran diri, dan kepatuhan masyarakat, hal itu yang dapat menyelamatkan semua orang dari virus Covid-19. Dia berpendapat, saat ini amat diperlukan kritik yang membangun.

"Mari kita bantu pemerintah. Kalau ada rekomendasi sampaikan baik-baik. Saya yakin pemerintah akan perhatikan saran-saran rakyatnya. Selamat bertugas Pak Jokowi pemerintah. Tugas pemerintah berat namun mulia. Perjuangan masih panjang. Badai belum berlalu. Kalau kita bersatu, Indonesia akan selamat dan sukses," kata SBY. []

Berita terkait
Jokowi Sebut Indonesia Produksi Chloroquine
Presiden Jokowi mengatakan Indonesia tidak mengimpor obat untuk penyembuhan pasien infeksi virus corona
Jokowi: 180 Negara Berebut Masker dan Alat Medis
Jokowi mengatakan sebanyak 180 negara juga mengalami kelangkaan masker, hand sanitizer dan berbagai perlengkapan kesehatan.
Langkah Jokowi soal Corona, Fadli Zon: Tidak Dagelan
Politikus Gerindra Fadli Zon menyambut langkah Presiden Jokowi dalam pencegahan virus corona (Covid-19) di Indonesia.
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.