Satu Kampung Tertelan Hidup-hidup, Ini Pengakuan Saksi Mata

Satu kampung tertelan hidup-hidup, ini pengakuan saksi mata Muklis. Ia menyaksikan sendiri kampungnya amblas jadi jurang.
Muklis (43) korban selamat dan menjadi saksi hidup gempa dahsyat yang menelan kampungnya di Palu, Sulawesi Tengah, Jumat (28/9/2018). (Foto: Tagar/Rio Anthony)

Palu, Sulteng, (Tagar 2/10/2018) - Dahsyatnya gempa dan tsunami yang melanda Kota Palu, Jumat petang (28/9) menyisakan duka mendalam bagi Muklis (43).

Warga yang tinggal di Kelurahan Balaroa, Kecamatan Palu Barat itu menyaksikan sendiri bagaimana proses tertelannya kompleks perumahan Balaroa yang dia tinggali, oleh gempa dahsyat beserta tsunami berkekuatan 7,7 Skala Richter itu

Berikut penuturan Muklis kepada Tagar News di lokasi amblasnya perumahan Balaroa Kecamatan Palu Barat, Selasa (2/10).

"Awal mulanya itu bencana kita mau ibadah salat Magrib. Pas Pak Imam mengucapkan bismillah tiba-tiba gempa datang, dan seketika rumah dan seisinya tertelan termasuk istri saya yang sedang hamil.

Melihat istri tertelan ke bawah tanah, saya langsung lari, kejadian itu begitu cepat. Saya tidak sempat menyelamatkannya. Keluarga dekat saya hampir 1.000 lebih yang tertelan termasuk 50 orang tetangga sekitar rumah.

Yang tertelan kalau yang ke bawah sampai di Perumnas mencapai 2.000an orang, sedangkan keluarga dekat yang tertimbun adalah om saya yang saat salat menjadi imam di masjid, yang kedua nenek saya bernama Puti, keponakan saya bernama Widya, terus keponakan yang satunya lagi bernama Ningsih, Anaknya om saya bernama Kahar.

Untungnya setelah ditelan ke bawah, istri saya masih hidup, setelah kami menggali tanah jam 10 malam, 4 jam setelah tanah amblas. Saya bersama keluarga 3 orang turun mencari pakai tali, karena setelah amblas, lokasi rumahnya sudah jadi jurang.

Sementara dari data yang dihitung manual dari tetangga yang selamat, ada sekitar 3.000 orang yang tertimbun hidup-hidup. Dan sampai hari ini belum satu pun korban yang diambil karena medan yang cukup sulit." []

Berita terkait