Sandiaga Jual Saham Lagi, TKN: Untuk Mahar Politik?

Sandiaga kembali menjual sahamnya di PT Saratoga jelang Pilpres 2019 bergulir.
Calon wakil presiden nomor urut 02 Sandiaga Uno (kanan) menyapa pendukungnya saat kampanye di Lapangan Bhuana Patra, Buleleng, Bali, Selasa (9/4/2019). (Foto: Antara/Fikri Yusuf).

Jakarta, (Tagar 9/4/2019) - Jumlah saham yang dimiliki calon wakil presiden nomor urut 02 Sandiaga Uno di PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) makin menipis. Sandiaga kembali melepas kepemilikan sahamnya 0,30 persen.

Melihat aksi jual saham yang dilakukan oleh Sandiaga, Juru bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Irma Suryani Chaniago mempertanyakan langkah tersebut. Mengingat saat ini dalam masa kontestasi Pilpres 2019.

"Wah banyak sekali? Untuk apa saja? Sembako? Atau untuk mahar politik? Katanya nggak punya uang, terus minta rakyat nyumbang, ntar kalau nggak menang piye? Kalau menang pakai apa ya balikin duit sebanyak itu?" kata Irma Suryani kepada Tagar News, Selasa (9/4).

Sebagai informasi, pada Desember 2018, Sandiaga pernah mengatakan penjualan saham Saratoga untuk membiayai kampanye di Pilpres 2019. Dia mengakui langkah itu harus dilakukan karena belum mendapatkan donasi cukup guna membiayai kampanye.

Sandiaga UnoKekayaan alam, seni dan budaya seperti Reog dan Jatilan yang dihadirkan tadi memperlihatkan betapa optimisnya masyarakat Indonesia di Magetan dalam meningkatkan perekonomian bangsa. (Foto: Instagram/sandiuno)

Baca juga: Prabowo Kebocoran Anggaran, TKN: Perangai Mirip Preman

Menanggapi hal itu, Irma mengatakan tidak baik seorang calon kepala negara mengeluarkan dana pribadi untuk kepentingan kampanye. "Bahaya keluarkan dana pribadi sebesar itu, sebagai manusia nggak mungkin tidak ingin duitnya kembali, trus nanti ngembaliin nya pake proyek dong? Wah, ini yang sering terjadi pada para kepala daerah yang ditangkap KPK," ucap Irma.

Jika berkaca pada apa yang dilakukan, Irma beranggapan Sandiaga terlalu berambisius jadi cawapres di Pilpres 2019. "Ambisius," ujarnya.

Kata dia, Sandiaga harus hati- hati dalam bersikap. Apalagi ini masa tahun politik. Jangan sampai calon kepala negara menjadi target KPK ke depannya. "Lagipula dia nggak kaya-kaya amat, karena hutang nya juga banyak. Kalau kalah pingsan, kalau menang pun hati-hati saja nanti. Jangan sampai balikin dana pakai proyek. KPK galak loh," pungkasnya.  

Untuk diketahui, berdasarkan dari laman Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin (8/4), Sandiaga dilaporkan menjual 0,30 persen atau 8,4 juta lembar sahamnya dengan harga Rp 3.776 per saham.

Dari hasil divestasi ini, Sandiaga meraup dana senilai Rp 31,71 miliar. Sandiaga menjual sahamnya tersebut dalam dua kali transaksi, pertama dilakukan pada 20 Maret sebanyak 6,4 juta saham dengan raihan dana Rp 24,16 miliar, dan pada 26 Maret menjual sebanyak 2 juta saham dengan raupan dana Rp 7,55 miliar.

Jika dihitung sejak masa pencalonan Sandiaga menjadi wakil presiden pendamping Prabowo Subianto dalam Pilpres 2019, total pria berusia 49 tahun itu menjual sahamnya di Saratoga sebanyak 5,48 persen. Nilainya ditaksir mencapai Rp 561,73 miliar.

Maka saham milik Sandiaga di Saratoga per 31 Maret 2019 hanya tersisa 22,31 persen atau setara dengan 605,3 juta saham.

Berdasarkan keterbukaan informasi yang disampaikan oleh Saratoga pada akhir Maret, ada tiga pihak yang memegang saham perusahaan di atas 5 persen. Edwin Soeryadjaya sebanyak 31,04 persen, Sandiaga Uno 22,31 persen, dan PT Unitras Pertama sebesar 31,68 persen. Selain Sandiaga, dua pemegang saham tersebut tidak melakukan penjualan atau penambahan jumlah saham sepanjang Maret 2019.

Baca juga: 

Berita terkait
0
Mendagri Lantik Tomsi Tohir sebagai Irjen Kemendagri
Mendagri mengucapkan selamat datang, atas bergabungnya Tomsi Tohir menjadi bagian keluarga besar Kemendagri.