Sandhy Sondoro Mantan Penyanyi Jalanan Jerman

Mantan penyanyi jalanan Jerman Sandhy Sondoro mendadak jadi trending topic di media sosial karena dituding menyukai konten pornografi.
Penyanyi Sandhy Sondoro. (Foto: Instagram/@sandhysondoro_official)

Jakarta - Mantan penyanyi jalanan Jerman Sandhy Sondoro mendadak jadi trending topic di media sosial. Penyanyi tersebut dituding menyukai konten pornografi. Akibatnya tagar Sandhy Sondoro cabul membahana di Twitter. 

Dari situ pria kelahiran 12 Desember 1973 tersebut diperbincangkan oleh warganet di media sosial dan menempati posisi pertama trending Twitter di Indonesia pada Selasa, 26 November 2019. 

Sosok Sandhy Sondoro di kalangan dunia permusikan Indonesia sudah tak asing lagi. Sehingga, apapun pemberitaan tentang dirinya itu, selalu menjadi santapan publik. 

Artis berusia 45 tahun ini memang sudah terlahir dari keluarga yang mencintai musik. Di rumahnya selalu terdengar musik Pop Amerika, Folk, Jazz dan Blues.

Dia juga mulai bermain musik di sebuah band sejak jenjang SMA. Saat itu, Sandhy membawakan lagu-lagu rock dari band Van Halen, Mr Big atau The Black Crowes dalam band tersebut.

Pada usianya yang ke 18 tahun lalu, dia sempat mengunjungi pamannya di California dan tinggal di sana untuk beberapa waktu. Namun, setahun kemudian Sandhy pergi ke Jerman untuk belajar arsitektur. 

Saya sudah benar-benar menggantungkan hidup dari musik.

Saat berada di negara tersebut, Sandhy memulai karir musiknya sebagai musisi jalanan di Kota Berlin Jerman, mengamen di Metro, dan bermain musik dari pub ke pub. Tujuannya hanya mencari uang tambahan untuk bertahan hidup di Jerman. 

"Sejak saat itu, saya merasa passion saya ada di musik. Apalagi, banyak orang Jerman menyukai lagu yang saya tulis," ujar Sandhy.  

Di jalanan Berlin inilah, dia mulai dikenal dan memiliki kenalan sejumlah musisi dan produser. Pada 25 April 2008, dia mengeluarkan album Why don't We dan akhirnya lewat karya musiknya itu, Sandhy mendapatkan apresiasi positif di Jerman dan negara-negara Eropa lainnya.

"Saat itu, saya sudah benar-benar menggantungkan hidup dari musik," kata Sandhy.  

Saat di Jerman memang namanya sudah banyak dikenal, setelah penyanyi berdarah Jawa, Makassar, Minang dan Palembang ini mengikuti kontes menyanyi di televisi ProSieben, tahun 2007.

Lewat ajang tersebut, dia menempati peringkat kelima. Dari acara itu ternyata mendongkrak popularitas Sandhy di Jerman. Berawal dari situ, Sandhy mulai menerima tawaran untuk tampil di acara-acara musik televisi lainnya. 

Barulah tahun 2008, dia mengeluarkan album indie Why Don’t We yang mendapat banyak komentar di surat kabar. Setelah mengeluarkan album itu, produser mendorong adik ipar Sarah Sechan itu untuk menjajal  festival New Wave di Jurmala, Latvia, tahun 2009. 

Festival musik internasional ini tergolong penting di Eropa Timur dan menyedot begitu banyak penonton. Dalam kompetisi tersebut, Sandhy berhasil menjadi juara. Setelah itu, namanya semakin terkenal di Eropa dan lagunya  End of The Rainbow dipilih menjadi lagu terbaik tahun 2009. 

Kabar kemenangan suami dari Ade Sechan dalam ajang itu, akhirnya sampai ke Tanah Air. Banyak orang Indonesia mulai meliriknya untuk mengisi acara di sejumlah tempat. 

Dikenal berbakat, Sony Music memasukkan Sandhy dalam album kompilasi Jazz in The City yang juga memuat Robbie Williams (Beyond the Sea), Sade (Smooth Operator), sampai trumpetis jazz Chris Botti yang tampil bersama Chantal Kreviazuk dalam lagu The Look of Love.  

Di album tersebut, Sandhy menyanyikan Malam Biru dan End of the Rainbow yang juga menjadi karya ciptaannya.

Hingga sekarang ini, Sandhy memutuskan jalan hidupnya di dunia musik. Bahkan, dirinya tak mau setengah-setengah menjalankannya. "Saya tidak ingin mengejar popularitas dengan musik, saya ingin bergaul dengan sebanyak mungkin musisi dunia demi memajukan musik itu sendiri," ucap Sandhy. 

Kini semua orang yang ada di belahan dunia sudah mulai mengakui kemampuannya bernyanyi. Itu Karena dia ingin memajukan permusikan di Indonesia menjadi dihargai di tingkat internasional. []

Baca juga:

Berita terkait
Cuitan Twitter Jokowi Paling Fenomenal
Cuitan Twitter Jokowi paling fenomenal sepanjang 20 Juni 2015 hingga 30 Oktober 2019. Paling disukai dan paling banyak dibagikan.
Prediksi Negara Otoriter, Wanda Hamidah Trending Topic
Cuitan prediksi Wanda Hamidah tentang kondisi negara Indonesia menjadi viral lantaran dinilai menjadi kenyataan saat ini.
Tagar KPK Cengeng Trending di Linimasa Twitter
Tagar KPK Cengeng tiba-tiba trending di linimasa Twitter. Kegaduhan yang berawal dari rencana DRR RI merevisi UU KPK.