Sampah Busuk di Manggarai Timur dan Mental Warga

Menjadi petugas pengangkut sampah bukan hal yang mudah untuk dijalani. Sebab, tak jarang masyarakat memandang remeh profesi mereka.
Sejumlah petugas kebersihan membersihkan sampah yang menumpuk terparkir di tepi jalan yang mengarah ke Dermaga Borong, Kelurahan Kota Ndora, Kabupaten Manggarai Timur (Matim), Senin, 27 Juli 2020. (Foto: Tagar/Yos Syukur).

Manggarai Timur - Satu unit mobil truk terparkir di tepi jalan yang mengarah ke Dermaga Borong, Kelurahan Kota Ndora, Kabupaten Manggarai Timur (Matim) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Senin, 27 Juli 2020.

Arus lalulintas di ruas jalan tersebut nampak sepi. Hanya ada beberapa nelayan yang melintas mengendarai sepeda motor. Mereka membawa pulang hasil tangkapan hari itu. Salah satu di antara mereka terlihat membawa ikan hiu di sepeda motornya.

Sementara, di sekitar truk yang terparkir, beberapa petugas pengangkat sampah bekerja. Keringat terlihat membasahi sebagian wajah dan pakaian yang dikenakan. Masker yang mereka kenakan menutupi bagian bawah mata hingga ke dagu.

Jemari tangan mereka yang kekar terbalut kaus tangan, sedangkan kaki mereka terbungkus sepatu.

Dari jarak beberapa meter, bau busuk mulai terasa menusuk hidung, dengung sayap lalat-lalat hijau yang beterbangan terdengar samar.

Satu persatu sampah yang mereka temui di lokasi itu dikumpulkan dalam jaring, lalu dinaikkan ke atas truk, mulai dari botol-botol tempat air minum dalam kemasan yang sudah kosong, plastik, kasur, hingga sisa material bangunan.

Jemari kuat mereka menggenggam semacam garpu besar yang terbuat dari besi, lalu mengaduk dan mengais-ngais sampah di situ untuk dibersihkan. Sesekali dahi mereka mengerut menahan bau busuk yang menyengat.

Mental Masyarakat Tantangan Terbesar

Beberapa menit kemudian seluruh sampah di titik itu sudah terangkut ke dalam bak truk. Tapi, aroma khas sampah masih tercium.

Petrus Wandi, salah satu petugas yang turut membersihkan sampah di lokasi itu, mengatakan, tantangan terbesar para petugas kebersihan dalam mengatasi masalah sampah adalah mental masyarakat dan kesadaran mereka dalam membuang sampah.

"Urus masalah sampah tidak akan pernah selesai, jika sampah dibuang sembarangan," katanya kesal.

Sampah di Manggarai TimurDua petugas kebersihan mengenakan masker dan sarung tangan saat membersihkan tumpukan sampah di tepi jalan yang mengarah ke Dermaga Borong, Kelurahan Kota Ndora, Kabupaten Manggarai Timur (Matim), Senin, 27 Juli 2020. (Foto: Tagar/Yos SYukur).

Jika diperhatikan sekilas, para petugas kebersihan itu seperti tidak terganggu dengan aroma sampah yang menusuk rongga penciuman. Orang-orang akan berpikir bahwa mereka telah terbiasa, sehingga aroma itu tidak lagi terasa.

Tapi pendapat itu rupanya keliru. Bau sampah yang menyengat itu, kata Petrus, tetap saja membuat para petugas kebersihan merasa tidak nyaman. Namun demi kenyamanan orang lain mereka harus membersihkan sampah-sampah berbau bususk tersebut.

Sementara, Ireneus Wale Wasi Kepala UPTD Pengelolahan Sampah Dinas LIngkungan Hidup (DLH) Kabupaten Manggarai Timur, yang juga turut membersihkan sampah di situ, mengatakan hal senada.

Menurutnya, aroma sampah yang menumpuk tidak jarang membuat petugas kebersihan merasa mual dan mau muntah.

Namun kesetiaan petugas sampah disebutnya sangat luar biasa. Mereka tetap membersihkan, meski tak jarang masyarakat memandang remeh profesinya.

"Bau sampah itu kadang membuat kami muntah, namun demi tugas kami tetap setia. Semua lelah ketika anak dan istri kami senyum dan gembira ketika kami pulang kerja," ungkapnya dengan mata berkaca-kaca.

Sekejap kami dianggap remeh, karena berurusan dengan sampah. Kendati demikian kebersihan lingkungan dinikmati setiap orang.

Pria asal Kabupaten Ngada itu menjelaskan bahwa selain keikhlasan, tugas membersihkan sampah merupakan salah satu tugas pokok DLH Manggarai Timur.

Merusak Hutan Mangrove

Sampah-sampah yang berserakan di lokasi itu bukan saja menimbulkan bau busuk, tetapi juga merusak hutan Mangrove yang terletak tidak jauh dari titik pembuangan sampah.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Manggarai Timur, Donatus Datur, yang memimpin pembersihan sampah di lokasi itu, mengaku kesal terhadap oknum yang membuang sampah di tempat tersebut.

Menurutnya, lokasi itu bukan tempat pembuangan sampah sementara. Bahkan pihaknya sudah memasang papan larangan "Dilarang Membuang Sampah Disini" dan “Sampah Merusak Hutan Mangrove”, tapi tetap saja lokasi itu dijadikan sebagai lokasi pembuangan.

"Papan bicara itu merupakan tanda larangan agar siapa saja tidak membuang sampah di tempat tersebut," kata dia.

Kepala DLH Manggarai TimurKepala Dinas Lingkungan Hidup Manggarai Timur, Donatus Datur. (Foto: Tagar/Yos Syukur).

Donatus juga menjelaskan bahwa fungsi kontrol masyarakat sangat penting dalam memerangi masalah sampah. Meskipun pemerintah secara terus menerus melakukan himbauan, namun jika masyarakatnya pasif, maka Masslah sampah tidak akan terselesaikan.

"Kita semua punya tanggung jawab untuk mengatasi masalah sampah. Cara yang paling ampuh adalah membuang sampah pada tempatnya," urainya.

Sementara itu, Camat Borong, Maria A. Yarini Gagu, menyatakan keyakinan yang sama dengan Donatus. Kata dia, mengatasi sampah harus dimulai dari kebiasaan.

"Kalau biasa membuang sampah sembarangan maka mari kita mulai membiasakan diri akan membuang sampah pada tempatnya," kata dia.

"Kesadaran masyarakat sangat penting untuk menjaga kebersihan," ujar Yarini.

Saverinus Songku, Lurah Kota Ndora, yang juga hadir di lokasi itu, meminta agar warga berani menegur atau melapor jika melihat ada warga lain yang membuang sampah tidak pada tempatnya.

"Jika ada anggaran, mungkin bisa dibangun pagar tembok agar orang tidak seenaknya membuang sampah disini," ujar dia.

Frans Parus, 55 tahun, seorang warga setempat, berpendapat untuk mengatasi masalah sampah tidak cukup dengan komitmen pemerintah daerah saja, tetapi juga menjadi tugas seluruh masyarakat.

"Masyarakat dan pemerintah harus saling bersinergi dalam menjaga kebersihan," ucapnya.

Camat Borong Manggarai TimurCamat Borong, Kabupaten Manggarai Timur, Maria A.Yarini Gagu. (Foto: Tagar/Yos Syukur).

Meski menyebut bahwa harus ada sinergitas antara warga dan pemerintah dan warga, namun menurutnya pemerintah harus tegas dan memberi sanksi kepada masyarakat yang membuang sampah tidak pada tempatnya.

"Jalur pelabuhan menuju dermaga Borong ini harus dibersihkan dan tidak boleh ada sampah yang mengeluarkan bau busuk," lanjut dia.

Ia menegaskan, jalur pelabuhan ini merupakan jalur pariwisata. Banyak masyarakat yang senang berekreasi dipantai dermaga Borong. “Nah kalau ada sampah dan berbau malah akan membuat pengunjung kesal,” keluhnya.

Hal senada disampaikan Yohanes Jongkor, 39 tahun, ia mengatakan sampah-sampah yang berada dipinggir jalan pelabuahan Borong, harus secepatnya dibersihkan.

"Pantai dermaga Borong indah dan banyak pengunjungnya. Pemerintah dan masyarakat saling membantu untuk menjaga kebersihan," kata dia.

Menurutnya, sampah-sampah tersebut sudah cukup lama berada di lokasi itu. Maka tak mengherankan jika aromanya pun sangat menyengat.

Jika hal itu terus dibiarkan dan petugas pengangkut sampah tidak mendatangi lokasi, maka sampah-sampah yang membusuk dan berbau itu akan semakin mengganggu kenyamanan, dan tentu saja bisa berpengaruh buruk terhadap kesehatan.

Sebelumnya, pemotor maupun pengemudi kendaraan travel kesal karena bau busuk yang menyengat dari sampah yang berserakan dipinggir jalan sebelum memasuki dermaga Borong, Manggarai Timur, NTT.

“Jalur pelabuhan menuju dermaga Borong ini harus dibersihkan dan tidak boleh ada sampah yang mengeluarkan bau busuk.”

Pantauan Tagar, Minggu, 26 Juli 2020, ada dua titik lokasi sampah yang mengeluarkan bau busuk. Beberapa pemotor yang sudah menggunakan masker terlihat tetap menutup mulut akibat bau yang menyengat dari sampah-sampah tersebut. []

Berita terkait
Nuansa Mistis Sampah Purbakala di Aceh Tamiang
Tokoh masyarakat setempat yang ditemui, membenarkan bahwa warga masih memercayai bahwa lokasi Bukit Kerang merupakan tempat yang angker
Mama Muda di Bantaeng Raup Jutaan Rupiah dari Medsos
Seorang perempuan muda di Kaupaten Bantaeng meraup jutaan rupiah per pekan hanya dari berjualan daring melalui media sosial.
Mobil Internet Gratis untuk Anak di Yogyakarta
Seorang jurnalis di Yogyakarta berkolaborasi dengan komunitas Untuk Teman menyediakan internet gratis dan perpustakaan untuk anak.
0
Kesengsaraan dalam Kehidupan Pekerja Migran di Arab Saudi
Puluhan ribu migran Ethiopia proses dideportasi dari Arab Saudi, mereka cerita tentang penahanan berbulan-bulan dalam kondisi menyedihkan