Saling Serang di Medsos, yang Tua Mengalahlah

Suami artis Krisdayanti, Raul Lemos saling, berseteru dengan anak Krisdayati dan Anang di medsos. Begini nasihat ahli
Krisdayanti berpose bersama suaminya, Raul Lemos. (Foto: Instagram/krisdayantilemos)

Jakarta - Pertikaian antara Raul Lemos, suami Krisdayanti dan dua anak Krisdayanti dari perkawinanya dengan penyanyi Anang Hermansyah, Aurel dan Azriel, menjadi buah bibir. Ini, antara lain, karena mereka saling sindir dan saling menyudutkan dengan menggunakan media sosial. Bahkan melalui media sosial, Instagram, putra Krisdayanti mengabarkan ke publik bagaimana suami ibunya itu memaki dirinya.

orang ketiga sebaiknya hadir dan menyudahi pertengkaran ini.

Seperti namanya, media sosial merupakan platform untuk “bersosial.” Dan tentu saja di sini sosial dalam arti positif, saling membantu dan menguatkan. Sebagai makhluk sosial, yang karena itu muncul istilah zoon policon, manusa kini memang mendapat sarana lain lebih untuk bersosial, ya media sosial itu. Baik facebook, twitter, atau Instagram. “Mestinya yang lebih dewasa,harus lebih bijak menghadapi hal-hal demikian,” ujar Weny, sarjana psikhologi yang kini menjadi kepala Sumber Daya Manusia sebuah perusahaan multinasional. Perempuan ini melihat, karena masih dalam kisaran usia anak-anak atau usianya di bawah 22 tahun, golongan ini biasanya cenderung meledak-ledak. Karena itu, semestinya yang dewasa lebih baik menahan diri.

Disarikan dari sejumlah sumber, berikut beberapa fakta yang terjadi jika seseorang saling berdebat di media sosial

1. Usia Muda Lebih Cepat Panas. Seperti lagu Rhoma, “Darah muda, darahnya para remaja,” yang kadang tak berpikir panjang, maka para remaja akan lebih reaktif jika dirinya disudutkan di media sosial. Di sini praktis tidak ada kontrol karena ia sepenuhnya yang berkuasa atas medianya, gadgetnya.

2. Lupa Kesantunan. Ini dampak kelanjutannya jika kemarahan sudah di ubun-ubun. Tak peduli perihal sopan santun, maka kadang kata-kata kasar keluar, ditulis untuk dikirim ke lawan bicaranya.

3. Tak Mau Kalah. Kuping panas dan hati panas, pada akhirnya menaikkan tensi untuk terus melabrak lawan bicaranya: tak kalah dan terus melancarkan serangan untuk membuat lawannya -yang entah di mana- bertekuk lutut. Alih-alih minta maaf, jika kedua belah pihak sama-sama “darah muda” maka perang kata-kata melalui media sosial bisa berlanjut berhari-hari.

4. Merembet Ke mana-mana. Gabungan kondisi semua di atas itu pada akhirnya merembet ke mana-mana. Ini karena cacian tak terkontrol itu kerap menyinggung hal-hal lain di luar pokok awal pembicaraan. Bisa mantan pacar, selingkuhan, utang dan sebagainya. Maka, bisa dibayangkan jika publik mengikuti pertengkaran tersebuka itu.

Karena itulah, menurut para ahli, orang ketiga sebaiknya hadir dan menyudahi pertengkaran ini. Ini bisa sahabat atau orang tua. Tapi, Weny menekankan, jika pertengkaran antara dua orang yang umurnya terpaut jauh, lebih baik orang yang lebih tua itu tak meladeni serangan anak-anak muda. “Itu lebih bijak,” katanya. []

Berita terkait
Kualitas Krisdayanti Sebagai Wakil Rakyat Dinyinyiri
Krisdayanti seorang anggota DPR, jalan-jalan ke luar negeri saat negara menerapkan social distancing, saat dunia dikepung pandemi corona Covid-19.
Krisdayanti Kena Bully, Raul Lemos Pasang Badan
Menanggapi bully kepada Krisdayanti, Raul Lemos memberikan pembelaan dan memasang badan.
Krisdayanti Tampil Cantik di Pelantikan Presiden Jokowi
Krisdayanti tampil cantik dalam pelantikan Presiden dan Wakil Presiden, Jokowi dan Maruf Amin.
0
Serangan ke Suharso Monoarfa Upaya Politik Lemahkan PPP
Ahmad Rijal Ilyas menyebut munculnya serangan yang ditujukan kepada Suharso Manoarfa merupakan upaya politik untuk melemahkan PPP.