Salaman dengan Corona

Kita mesti siap untuk menghadapi virus ini sebagai bagian dari kehidupan kita. Opini Lestantya R. Baskoro
Ada kekhawatiran tentang kasus virus corona Covid-19 asimptomatik di Wuhan, Provinsi Hubei, China. (Foto: Getty Images|BBC News).

Oleh: Lestantya R. Baskoro

Pada akhirnya kita memang tidak bisa selamanya berdiam di rumah. Menunggu vaksin anticorona tokcer ditemukan, dan baru kemudian berani keluar rumah, tentu ini hal –meminjam istilah pelawak grup Srimulat, Asmuni, - "hil yang mustahal.” Karena, seperti kata sastrawan Pramoedya Ananta Tour, “hidup harus terus berjalan.”

Dua bulan telah mengajarkan banyak pada kita tentang Corona: social distancing, kebersihan –terutama- tangan, juga mulut dan hidung senantiasa tertutup masker. Hal-hal yang selama ini bukan budaya kita. Kita justru sebaliknya: senang berkumpul-kumpul dengan jarak demikian dekat, abai cuci tangan setiap saat (kecuali mungkin saat hendak sholat), juga tak pernah memakai masker -bahkan saat kita kena flu.

Salah satu negara di dunia yang warganya sudah biasa melakukan tiga hal ini: social distancing, menjaga kebersihan, dan memiliki budaya bermasker jika kena flu adalah Swedia. Di negara yang termasuk dalam jajaran negara “zero corruption” dan termakmur di atas bumi ini, sejak sekolah dasar para muridnya telah dididik untuk memahami apa yang disebut dengan “menjaga jarak dengan orang yang tak dikenal, menjaga kebersihan diri, dan menjaga diri agar tidak menularkan penyakit pada orang lain.” 

Semua ajaran ini tentu saja bertujuan positif: demi kebaikan semua. Para anak-anak sekolah di Swedia sangat paham, bahwa jika mereka sakit flu maka kewajiban mereka untuk menjaga diri agar tidak menularkan penyakit pada orang lain.

Swedia juga satu-satunya negara di Eropa yang tidak repot-repot memproklamirkan lock down seperti Prancis, Belanda, atau bahkan Denmark. Tak ada istilah lock down di sana. Pemerintahnya cukup meminta warganya tidak keluar rumah dan lembaga pendidikan menggunakan sistem online untuk pembelajaran. Bahkan untuk anak-anak SD mereka masih bersekolah –dan silakan tidak masuk jika merasa badan tak sehat. Tingkat kematian di Swedia tak setinggi dan mengerikan seperti Prancis, Italia, atau Spanyol.

Maka kini “takdir” itu telah terjadi pada kita: virus corona ada di alam kita.

Budaya menjaga kebersihan, budaya memahami untuk tidak menularkan dan tertularkan virus –itulah kunci melawan virus. Virus Corona yang telah mengakibatkan kematian sekitar 300 ribu manusia di seluruh dunia adalah keniscayaan yang harus kita hadapi. Tak mungkin kita menghindari dari virus ini. Ia telah ada di sekitar kita sebagai bagian dari kita. Presiden Joko Widodo memakai istilah, kita mesti hidup berdamai dengan virus Corona. Kosa kata “berdamai” ini tentu bukan berarti kita “kalah” atau “menyerah” tetapi memahami bagaimana “tabiat” virus itu agar tak terkena. 

Ini sama seperti pepatah, “Jika takut gelombang jangan berumah di pinggir pantai ” -yang bermakna bagaimana menyiasati gelombang agar rumah –yang apa boleh buat berada di pantai- tak diterjang. Caranya: membuat rumah dengan tiang-tiang di atas pantai. Atau ini sama pula dengan, misalnya, masyarakat Jepang –atau kita- yang hidup di jalur gempa. Hal yang tak bisa kita hindari, namun kita mesti siap menghadapinya. Mewaspadainya dan mengerti apa yang dilakukan begitu tanda-tanda gempa terjadi.

Maka kini “takdir” itu telah terjadi pada kita: virus corona ada di alam kita. Kita mesti memahami ini dan mengantisipasinya dengan segala pengetahuan yang selama lebih dua bulan berdengung di kepala kita. Kita mesti “salaman” dengan virus Corona. 

Memahami ia bagian dari kehidupan kita -seperti virus yang membuat kita pilek atau batuk. Dan untuk itu kita menyiapkan penangkalnya, antisipasi, atau tindakan jika ia masuk ke tubuh kita. Tentu ini akan lebih mudah jika –tak berapa lama lagi- vaksin anticovid 19 itu ditemukan. []

Berita terkait
Larangan Mudik Kapolri Jenderal Idham Azis Tepat
Kapolri Jenderal Idham Azis mengambil langkah tepat: melarang anggotanya mudik demi mencegah virus Corona. Opini Lestantya R. Baskoro.
Larangan Mudik Pengaruhi Tingkat Inflasi Jawa Timur
Akibat program larangan mudik oleh pemerintah membuat tingkat inflasi Jatim berdasarkan data BPS mencatatkan paling rendah dalam tiga terakhir.
Kemenhub Resmi Terbitkan Peraturan Larangan Mudik
Juru Bicara Kementerian Perhubungan Adita Irawati menyatakan, pihaknya telah menerbitkan Peraturan Menteri Perhubungan soal larangan mudik.
0
David Beckham Refleksikan Perjalanannya Jadi Pahlawan untuk Inggris
David Beckham juga punya tips untuk pesepakbola muda, mengajak mereka untuk menikmati momen sebelum berlalu