Medan - Bobby Nasution bersama Aulia Rachman, tampil kompak saat ke kantor Partai NasDem Sumut untuk menerima surat keputusan rekomendasi pada Selasa, 1 September 2020.
Penampilan Bobby dalam kesempatan itu, memakai kemeja berbahan kain Uis Karo dengan tenunan dari benang emas, cukup mencuri perhatian.
Meski bukan pertama kali, namun tampilan penggagas #KolaborasiMedanBerkah, itu seakan menegaskan visinya memberdayakan ekonomi kerakyatan.
"Keren. Itu cara terbaik mengenalkan karya kami para pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) ini," ucap Averiana Barus, pemilik Rumah Uis di Jalan Jamin Ginting, Medan.
Menurut perempuan yang akrab disapa Ave ini, beberapa waktu lalu Bobby berkunjung ke Rumah Uis untuk mengumpulkan aspirasi UMKM.
Dalam kesempatan itu, Wakil Ketua Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia tersebut, membeli beberapa produk kain Uis miliknya.
"Waktu datang berkunjung ke Rumah Uis, Bobby sendiri yang memilih kainnya, karena katanya dia suka warna dan motifnya," ucap penyanyi Karo ini.
Kain Uis Karo, dijual dengan harga sekitar Rp 750 ribu per lembarnya, dan Uis ini, jelas Ave, masih dibuat tradisional dengan cara ditenun oleh penenun di Medan, Binjai, Kabanjahe hingga Samosir.
Averiana Barus menyebutkan, sepotong Uis ditenun dengan tenun gedokan atau tenun gendong, selama empat hingga satu minggu.
Pilkada 2020 harus menjadi momentum untuk semua, untuk Kota Medan dalam memperkuat ekonomi kerakyatan
Itu hanya untuk sepotong kain sebesar 1,5 meter kali 1 meter. "Jadi ini termasuk karya seni yang sangat bernilai," tuturnya.
Bobby dalam setiap kesempatan menyebutkan bahwa pengembangan ekonomi kerakyatan di Medan, yang harus dibenahi terlebih dahulu adalah akar permasalahan.
"Sekarang, yang harus diperbaiki di Kota Medan adalah akar permasalahannya terlebih dahulu. Pertama ada di birokrasi, bagaimana berjalannya mekanisme birokrasi sekarang ini, cukup kacau," kata suami dari Kahiyang Ayu ini.
Medan, sambungnya, harusnya bisa mengelola pagu dana APBD Rp 30 triliun selama lima tahun untuk menjadikan kota yang luar biasa.
"Jalan tidak ada yang berlubang, pembangunannya pesat. Cuma Rp 30 triliun ini ke mana? Itu karena birokrasi yang ada," ungkap ayah dari Sedah Mirah Nasution dan Panembahan Al Nahyan Nasution ini.
Program ekonomi kerakyatan yang diusung NasDem, tutur Bobby, sejalan dengan visi misinya untuk mengembangkan UMKM.
Bersama pelaku UMKM, dia ingin menciptakan pasar terlebih dahulu.
"Bagaimana pelaku UMKM di Medan ini mau besar, kalau market-nya tidak dibantu pemerintah dulu. Jadi market harus dibentuk terlebih dahulu. Apalagi di masa pandemi Covid-19 ini. Jadi dibentuk market dahulu, baru bisa besar UMKM," terangnya.
Dijelaskan Bobby, di masa pandemi Covid-19, kondisi ekonomi mulai dari skala kecil sampai skala besar ikut terdampak.
"Oleh karena itu, Pilkada 2020 harus menjadi momentum untuk semua, untuk Kota Medan dalam memperkuat ekonomi kerakyatan. Kunci penting dalam memperkuat ekonomi kerakyatan adalah memperkuat sektor UMKM, pasar tradisional dan ekonomi kreatif," jelas menantu Presiden Joko Widodo ini.
Selain itu, dia menjelaskan bahwa memaksimalkan potensi lokal setiap kecamatan juga menjadi kunci penting dalam membangun ekonomi kerakyatan.
"Kota Medan memiliki segudang potensi, bahkan setiap kecamatan memilki potensi masing-masing. Potensi tersebut, jika dimaksimalkan dan diintegrasikan dengan baik, akan membangun ekosistem tangguh sebagai dasar pembangunan ekonomi kerakyatan," terang Bobby. []