Oleh: Tomi Lebang*
Korea Selatan sempat didera wabah virus corona yang terbesar di luar China, sebelum disusul Iran dan Italia. Di mana virus tak kasat mata itu paling banyak mengamuk? Di gereja.
Pada awal Maret lalu, di sebuah misa di Komunitas Gereja River of Grace di Provinsi Gyeonggi, jemaat gereja bergantian menyemprotkan air garam ke mulut mereka. Mulanya dilakukan oleh pendeta, lalu bergilir ke umatnya. Ujung wadah semprotan air garam itu menempel ke bibir-bibir jemaat.
Beberapa waktu kemudian, 46 jemaat dinyatakan positif terinfeksi virus corona, termasuk pendeta dan istrinya.
Di mana virus tak kasat mata itu paling banyak mengamuk? Di gereja.
Di tempat lain, di kota metropolitan Daegu, Provinsi Gyeongsang Utara, virus mengganas di kalangan pengikut sebuah sekte Kristen, komunitas Gereja Shincheonji Yesus. Salah satu anggota jemaat -- kabarnya perempuan berusia 61 tahun -- dinyatakan mengidap virus corona. Tapi ia telanjur mengikuti empat kali misa. Yang terjadi kemudian, gereja ini menjadi pusat penyebaran virus.
Berdasarkan data Worldometers, hingga Rabu 18 Maret 2020, jumlah kasus virus corona di Korsel mencapai 8.413, dan 84 orang meninggal. Sementara pasien yang dinyatakan sembuh sebanyak 1.540. Mayoritas infeksi virus corona di Korea Selatan ini terkait dengan jemaat dari Gereja Shincheonji Yesus dan Gereja River of Grace.
Begitulah. Kita ternyata selalu gagal memetik pelajaran.
Hari ini, gereja Katolik di Ruteng, Nusa Tenggara Timur, kabarnya tetap menggelar acara pentahbisan Uskup Baru Ruteng, yang dihadiri ribuan umat. Permohonan Letnan Jenderal Doni Monardo, Kepala Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 yang ditujukan kepada sang kardinal, uskup, dan bupati, tak mempan menyurutkan acara.
Sekali lagi, saya hanya menitipkan harapan, semoga saudara-saudara di Nusa Tenggara Timur, tetap dalam perlindungan Allah Yang Maha Kuasa. Daaaan, tidak ke mana-mana setelah misa.
*Penulis adalah mantan jurnalis Tempo
Baca juga:
- Ijtima Dunia di Gowa, Lihat Sejarah Corona di Iran dan Malaysia
- Denny Siregar: Terangnya Dokter Handoko Gunawan