Rusia Bantah Penumpukan Pasukan di Perbatasan Ukraina

Kemlu) Rusia hari Rabu, 3 November 2021, membantah laporan tentang penumpukan pasukan di perbatasan dengan Ukraina
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, memberikan keterangan pers di Moskow (Foto: Dok/voaindonesia.com/AP)

Jakarta – Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Rusia hari Rabu, 3 November 2021, membantah laporan tentang penumpukan pasukan di perbatasan dengan Ukraina, menggambarkannya sebagai “kampanye palsu yang baru di media Amerika.”

“Kami mengamati serangkaian informasi yang dirilis, termasuk pada kami, tetapi faktanya, lebih banyak pada kebenaran, yang ada di artikel media Amerika tentang Rusia soal pengerahan pasukan ke perbatasan Ukraina,” ujar Juru Bicara Kemlu Rusia, Maria Zakharova, dalam konferensi pers mingguan.

“Ini bukan hanya laporan palsu, ini semua kampanye palsu yang baru di media-media Amerika,” tambah Zakharova.

Aneksasi Krimea oleh Rusia pada tahun 2014, dan dukungan Rusia pada pemberontak di bagian timur Ukraina telah mendorong hubungan Rusia dan negara-negara Barat ke titik terendah pasca Perang Dingin.

perbatasan rusia dan ukrainaPerbatasan antara Rusia dan Ukraina (Sumber: economist.com)

Ketegangan memuncak kembali awal tahun ini ketika Rusia meningkatkan jumlah pasukannya di dekat perbatasannya dengan Ukraina, termasuk di Krimea, yang memicu kekhawatiran internasional.

Rusia Minta Afghanistan Mulai Rekonsiliasi Nasional

Sementara terkait soal Afghanistan, Zakharova mengatakan pemimpin-pemimpin negara itu seharusnya “mencari persamaan dan melakukan rekonsiliasi nasional untuk membangun kembali perdamaian, stabilitas dan keamanan yang abadi di Afghanistan dan kawasan sekitarnya.”

Pemimpin perlawanan nasional Afghanistan Ahmad Massoud baru-baru ini mengumumkan dimulainya tindakan militer terhadap gerakan Taliban.

Tidak seperti banyak negara lain, Rusia tidak mengevakuasi staf kedutaannya di Kabul. Segera setelah Taliban mengambilalih ibu kota, Duta Besar Rusia Untuk Afghanistan justru bertemu pemimpin Taliban.

Taliban masih ada dalam daftar organisasi teroris yang dikeluarkan Rusia tahun 2003, dan hingga saat ini belum mencabut organisasi itu dari daftar tersebut (em/jm)/voaindonesia.com. []

NATO Waspadai Invasi Pasukan Rusia ke Ukraina

Rusia Mundur dari Konsultasi Penembakan Pesawat MH17

Warga Ukraina Diminta Tidak ke Piala Dunia Rusia, Kenapa?

Rusia akan Lakukan Serangan Nuklir Jika AS dan NATO Masuk Ukraina

Berita terkait
Warga Rusia Harus ke Polandia Urus Visa Amerika
Warga Rusia yang ingin mengajukan visa imigran ke Amerika Serikat (AS), kini diharuskan untuk mendatangi Kedutaan AS di Warsawa
0
Anak Elon Musk Mau Mengganti Nama
Anak CEO Tesla dan SpaceX, Elon Musk, telah mengajukan permintaan untuk mengubah namanya sesuai dengan identitas gender barunya